Anak, terutama di usia pra sekolah dan sekolah sering kali ditanya
tentang cita-citanya. Bahkan dari anak belum mengerti apa itu
mimpi dan cita-cita. Seiring dengan bertambah usia dan
kedewasaan, mimpi dan cita-cita sepertinya tenggelam bersama waktu dan
kesibukan lain. Yang tinggal hanya hidup seperti air mengalir.
Mengikuti alur saja.
Ketika anak usia SMA, orang sudah tidah lagi bertanya tentang
cita-cita. Pertanyaanya berubah, mau ke mana setelah SMA, yang biasanya
dijawab sesuai dengan akademik yang ditempuh saat itu. Apalagi setelah
anak dewaasa dan menikah. Sepertinya menikah adalah akhir dari sebuah
mimpi dan cita-cita. Terutama buat yang kemudian menjadi Ibu Rumah
Tangga. Cita-cita yang paling umum, ingin menjadikan
putra-putri kelak menjadi anak shaleh/shalehah. Selanjutnya,
hari-hari diisi dengan kesibukan mecari nafkah dan mengurus anak-anak.
Saya pernah bertanya pada teman-teman di facebook, apa
cita-cita dan mimpi teman saat ini? Sebagian besar menjawab, sudah tidak
ada lagi mimpi dan cita-cita. Dengan keadaan yang sekarang saja, sudah
bersyukur. Oh… Berarti orang yang selalu dan masih punya mimpi dan cita adalah
orang yang tidak bersyukur? Bukan demikian smestinya. Mimpi
dan cita-cita, membuat kita memiliki target dan selalu semangat
untuk meraihnya. Membantu kita mencapai sesuatu lebih baik lagi tiap
harinya.
Mimpi dan cita-cita sebenarnya secara istilah hampir mirip
artinya. Sesuatu yang ingin kita capai di masa depan. Namun,
sebagian orang menganggap cita-cita segala sesuatu yang
lebih definitif dan realistis.
Sedangkan mimpi adalah keinginan yang sangat jauh dari kedaan
kita saat ini. Mimpi adalah cita-cita yang besar. Yang kata orang
sangat sulit dicapai atau sebenarnya tidak bisa dicapai sama sekali. Saya
pribadi menganggap mimpi dan cita-cita sebagai suatu hal yang sama.
Dua-duanya bisa dicapai. Bukankan kita bisa naik pesawat saat ini karena
mimpi Wright Bersaudara yang ingin terbang seperti burung? Masuk surga
juga termasuk mimpi lho! Mimpi yang bisa dicapai dengan kerja keras,
ibadah, dan beramal hanya karena Allah. Saya lebih suka menganggap
cita-cita merupakan tujuan jangka pendek, sedangkan mimpi adalah tujuan jangka
panjang.
Ingin menjadikan anak-anak kita anak yang shaleh,
ingin melunasi hutang yang puluhan juta atau ratusan juta, ingin menhafal Al
Qur’an, ingin bisa shalat dhuha setiap hari, itu semua adalah cita-cita.
Itu semua adalah mimpi bagi beberapa orang, tetapi sebenarnya bisa
dicapai. Bagaimana mencapainya? Di bawah ini beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita.
Tuliskan Mimpi dan Cita-Cita.
Mengapa mimpi dan
cita-cita harus ditulis? Agar kita selalu ingat apa saja mimpi dan
cita-cita kita dan semangat mewujudkan hal tersebut. Menuliskan mimpi dan
cita dari hal yang kecil, yang kemungkinan bisa dicapai terlebih dahulu sampai
hal yang besar. Urutkan juga berdasarkan target waktu
pencapaiannyat. Misal, mana cita-cita yang paling mudah dan kapan rencana
akan diwujudkan, perlu waktu berapa lama untuk mewujudkannya. Ini akan
membantu kita menyiapkan langkah-langkah untuk mewujudkannya .
Buat Langkah-Langkah
Mencapai Cita-Cita
Buat langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan
mimpi dan cita-cita. Contoh, kita ingin menjadikan anak-anak kita
shaleh/shalehah. Apa langkahnya?
Memberi contoh yang baik
Memberi pendidikan tentang tauhid sejak dini
Membiasakan ibadah harian dan ibadah rutin lain sejak balita
Memanggil guru ngaji, dan seterusnya
Jangan biarkan mimpi dan cita-cita hanya sekedar ucapan.
Ingin anak shaleh, tapi hidup seadanya. Hidup sesuai alur saja.
Anak-anak cukup diberi makan, pakaian, dan rumah yang layak saja. Semua
pendidikan diserahkan pada sekolah. Mungkinkah anak shaleh akan terwujud?
Tuliskan Semua Mimpi dan Cita-Cita
di Tempat yang Terlihat
Tuliskan semua mimpi dan cita-cita yang sudah diurutkan dan dibuat
langkah-langkahnya pada sebuah karton dengan bagus. Beri hiasan dan
gambar. Kita menyebutnya dengan Dream Board atau
Papan Impian. Tempelkan di tempat yang bisa kita lihat setiap hari dan
kita bisa berdoa agar tercapai saat kita melihatnya. Dan akan selalu
mengingatkan kita untuk mewujudkannya.
Pernahkan membaca atau mendengar kisah Asma Nadia, Sang Jilbab
Traveller dan penulis buku yang produktif? Beliau membuat papan impiannya
dengan tempelan magnet kulkas dari berbagai negara. Dan sekarang, hampir
semua negara sudah dikunjunginya berkat menulis.
Masing-masing orang punya cara sendiri untuk membuat Dream
Boardnya. Bisa ditulis atau hanya simbol-simbol dan gambar.
Tapi hal tersebut merefleksikan impian dan cita-cita dari alam
bawah sadar. Di beberapa RS di Amerika membuatkan Dream Baord di
dekat pasien-pasien dengan penyakit kronis. Tujuannya adalah
membangkitkan semangat si pasien agar terus hidup dan bisa sembuh.
Doa
Terakhir dan paling penting adalah doa. Mimpi dan cita-cita
merupakan tujuan hidup kita. Langkah dan action mewujudkan
mimpi bagian dari ikhtiar atau usaha. Doa langkah yang
kita lakukan setelah usaha. Karena Allah adalah pengabul setiap doa.
“Berdoalah kepadaKu, maka Aku akan mengabulkannya”. Tidak semua langsung
terkabul. Allah tahu waktu yang tepat dan terbaik kapan doa hambanya akan
dikabulkan.
Jadi, bermimpilah! Karena itu membuat kita hidup
dengan harapan-harapan dan semangat terus mencapai target. Target dengan
tujuan akhir adalah Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar