Selasa, 10 Januari 2017

Mimpi dan Cita-Cita

               
Anak, terutama di usia pra sekolah dan sekolah sering kali ditanya tentang cita-citanya.  Bahkan dari anak belum mengerti apa itu mimpi dan cita-cita.  Seiring dengan bertambah usia dan kedewasaan, mimpi dan cita-cita sepertinya tenggelam bersama waktu dan kesibukan lain.  Yang tinggal hanya hidup seperti air mengalir.  Mengikuti alur saja.
Ketika anak usia SMA, orang sudah tidah lagi bertanya tentang cita-cita.  Pertanyaanya berubah, mau ke mana setelah SMA, yang biasanya dijawab sesuai dengan akademik yang ditempuh saat itu.  Apalagi setelah anak dewaasa dan menikah.  Sepertinya menikah adalah akhir dari sebuah mimpi dan cita-cita.  Terutama buat yang kemudian menjadi Ibu Rumah Tangga.  Cita-cita yang paling umum, ingin menjadikan putra-putri kelak menjadi anak shaleh/shalehah.  Selanjutnya, hari-hari diisi dengan kesibukan mecari nafkah dan mengurus anak-anak.
Saya pernah bertanya pada teman-teman di facebook, apa cita-cita dan mimpi teman saat ini?  Sebagian besar menjawab, sudah tidak ada lagi mimpi dan cita-cita.  Dengan keadaan yang sekarang saja, sudah bersyukur. Oh… Berarti orang yang selalu dan masih punya mimpi dan cita adalah orang yang tidak bersyukur?  Bukan demikian smestinya.  Mimpi dan cita-cita, membuat kita memiliki target dan selalu semangat untuk meraihnya.  Membantu kita mencapai sesuatu lebih baik lagi tiap harinya.
Mimpi dan cita-cita sebenarnya secara istilah hampir mirip artinya.  Sesuatu yang ingin kita capai di masa depan.  Namun, sebagian orang menganggap cita-cita segala sesuatu yang lebih definitif dan realistis.  Sedangkan mimpi adalah keinginan yang sangat jauh dari kedaan kita saat ini.  Mimpi adalah cita-cita yang besar.  Yang kata orang sangat sulit dicapai atau sebenarnya tidak bisa dicapai sama sekali. Saya pribadi menganggap mimpi dan cita-cita sebagai suatu hal yang sama.  Dua-duanya bisa dicapai.  Bukankan kita bisa naik pesawat saat ini karena mimpi Wright Bersaudara yang ingin terbang seperti burung?  Masuk surga juga termasuk mimpi lho!  Mimpi yang bisa dicapai dengan kerja keras, ibadah, dan beramal hanya karena Allah.  Saya lebih suka menganggap cita-cita merupakan tujuan jangka pendek, sedangkan mimpi adalah tujuan jangka panjang.
Ingin menjadikan anak-anak kita anak yang shaleh, ingin melunasi hutang yang puluhan juta atau ratusan juta, ingin menhafal Al Qur’an, ingin bisa shalat dhuha setiap hari, itu semua adalah cita-cita.  Itu semua adalah mimpi bagi beberapa orang,  tetapi sebenarnya bisa dicapai.  Bagaimana mencapainya?  Di bawah ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita.

Tuliskan Mimpi dan Cita-Cita.
     Mengapa mimpi dan cita-cita harus ditulis?  Agar kita selalu ingat apa saja mimpi dan cita-cita kita dan semangat mewujudkan hal tersebut.  Menuliskan mimpi dan cita dari hal yang kecil, yang kemungkinan bisa dicapai terlebih dahulu sampai hal yang besar.  Urutkan juga berdasarkan target  waktu pencapaiannyat.  Misal, mana cita-cita yang paling mudah dan kapan rencana akan diwujudkan, perlu waktu berapa lama untuk mewujudkannya.  Ini akan membantu kita menyiapkan langkah-langkah untuk mewujudkannya .

Buat Langkah-Langkah Mencapai Cita-Cita
Buat langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita.  Contoh, kita ingin menjadikan anak-anak kita shaleh/shalehah.  Apa langkahnya?
Memberi contoh yang baik
Memberi pendidikan tentang tauhid sejak dini
Membiasakan ibadah harian dan ibadah rutin lain sejak balita
Memanggil guru ngaji, dan seterusnya
Jangan biarkan mimpi dan cita-cita hanya sekedar ucapan.  Ingin anak shaleh, tapi hidup seadanya.  Hidup sesuai alur saja.  Anak-anak cukup diberi makan, pakaian, dan rumah yang layak saja.  Semua pendidikan diserahkan pada sekolah.  Mungkinkah anak shaleh akan terwujud?

Tuliskan Semua Mimpi dan Cita-Cita di Tempat yang Terlihat 
Tuliskan semua mimpi dan cita-cita yang sudah diurutkan dan dibuat langkah-langkahnya pada sebuah karton dengan bagus.  Beri hiasan dan gambar.  Kita menyebutnya dengan Dream Board atau Papan Impian.  Tempelkan di tempat yang bisa kita lihat setiap hari dan kita bisa berdoa agar tercapai saat kita melihatnya.  Dan akan selalu mengingatkan kita untuk mewujudkannya.
Pernahkan membaca atau mendengar kisah Asma Nadia, Sang Jilbab Traveller dan penulis buku yang produktif?  Beliau membuat papan impiannya dengan tempelan magnet kulkas dari berbagai negara.  Dan sekarang, hampir semua negara sudah dikunjunginya berkat menulis.
Masing-masing orang punya cara sendiri untuk membuat Dream Boardnya.  Bisa ditulis atau hanya simbol-simbol dan gambar.  Tapi hal tersebut merefleksikan impian dan cita-cita dari alam bawah sadar.  Di beberapa RS di Amerika membuatkan Dream Baord di dekat pasien-pasien dengan penyakit kronis.  Tujuannya adalah membangkitkan semangat si pasien agar terus hidup dan bisa sembuh.

Doa
Terakhir dan paling penting adalah doa.  Mimpi dan cita-cita merupakan tujuan hidup kita.  Langkah dan action mewujudkan mimpi bagian dari ikhtiar atau usaha.  Doa langkah yang kita lakukan setelah usaha. Karena Allah adalah pengabul setiap doa.  “Berdoalah kepadaKu, maka Aku akan mengabulkannya”.  Tidak semua langsung terkabul.  Allah tahu waktu yang tepat dan terbaik kapan doa hambanya akan dikabulkan.


Jadi, bermimpilah!  Karena itu  membuat kita hidup dengan harapan-harapan dan semangat terus mencapai target.  Target dengan tujuan akhir adalah Allah SWT. 


 Sumber gambar :wehearit,com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar