Sabtu, 12 September 2020

Ini Waktu yang Tepat Belajar Membaca

 



Para ahli menyebutkan bahwa waktu yang tepat untuk belajar membaca adalah usia 6 sampai 7 tahun. Namun, hal tersebut sering kali dirasakan orang tua tidak pas. Mengapa?

Di usia sekitar 6 sampai 7 tahun anak sudah masuk usia sekolah dasar. Temans pernah melihat buku Tematik dan pelajaran lainnya? Rasanya sulit sekali bagi anak yang belum dapat membaca untuk mengikutinya.

Oleh karena itu, beberapa orang tua dan guru pra sekolah (taman kanak-kanak) mengajarkan anak membaca sejak usia dini. Bahkan, ada yang mengajarkannya secara formal dism-diam di TK dengan catatan orang tua tidak boleh mengatakannya jika Diknas sedang sidak. He he.. rumit juga ya?

Bagaimana dengan sikap orang tua dengan sekolah yang demikian? Sebagian besar tidak masalah. Mereka justru merasa sangat terbantu daripada mengajarkan anak sendiri membaca di rumah.

Anak yang dapat membaca di usia dini, diikuti dengan kemampuan menulis dan berhitung menjadi kebanggaan orang tua. Bahkan, ini sering kali dijadikan alasan untuk memasukkan anak sekolah dasar di usia yang belum seharusnya, sekitar 5-6 tahun.

Sementara itu, tanpa disadari masalah baru sering muncul. Anak tidak memahami apa yang dibacanya. Ketika membaca dan menjawab pertanyaan yang sering ada di bagian bawahnya, anak tidak mampu.

Ketidakmampuan yang terus bertambah seiring dengan kenaikan tingkat sekolah anak. Makin tinggi sekolah, tentu saja kemampuan pemahaman dituntut lebih besar. Jangankan mengerjakan soal cerita matematika, soal pengetahuan sosial yang jawabannya secara tersirat ada dalam teks, banyak yang tidak dapat melakukannya.

Yuk, Ajak Anak Mencintai Buku!

Sebelum mulai dengan pembahasan belajar membaca, bagi saya yang penting untuk ditanamkan adalah mencintai bacaan atau mencintai buku.

Bukan hanya karena slogan “buku adalah jendela dunia” tetapi karena dari sini semua bermula.

Makin tinggi tingkat sekolah anak, bacaan yang dibaca akan panjang. Jika tidak cinta buku, berat bagi mereka untuk membaca, apalagi memahami isinya.

Anak yang sudah mencintai buku akan lebih mudah dalam menjalani proses akademis. Temans pasti tahu bukan, di tingkat perguruan tinggi mahasiswa harus membaca diktat dan referensi yang sangat tebal?

Nah, jika sudah gemar, suka, dan cinta buku manfaat lain akan mudah didapat. Anak akan lebih luas wawasannya, lebih semangat belajar, lebih terbuka pikirannya, dan seterusnya.

Tips Mengajak Anak Belajar Membaca


Setelah membahas sedikit tentang pentingnya mengajak anak mencintai buku, saya mau membahas sedikit tentang tips mengajar anak membaca.

Langkah-langkah yang sebenarnya sebagian besar mungkin sudah Temans terapkan di rumah untuk si kecil. Ada juga di antaranya yang diterapkan pada pendidikan formal dan informal anak usia dini.

Bedanya di sini saya sedikit menggabungkan antara belajar , memahami, dan mengajak anak agar suka membaca. Tips di sini merupakan gabungan antara hasil membaca berbagai referensi dari buku parenting, internet, pengalaman pribadi, dan pengalaman Temans yang saya ketahui.

Mau tahu apa saja? Yuk, simak berikut ini!

1. Memberi Teladan

Sebenarnya inti dari semua tips dan langkah mengajarkan anak membaca ini adalah memotivasi mereka. Nantinya diharapkan mereka tidak terpaksa belajar membaca.

Yang pertama, tentu saja memberi teladan.

Seperti yang Temans ketahui bahwa anak adalah peniru ulung. Apa saja yang dilakukan orang di sekitarnya atau ditonton dapat dengan mudah ditiru.

Jadi, tidak mudah mengajak dan memotivasi anak membaca jika lingkungan di rumah tidak melakukannya.

Anak tidak dapat diminta belajar jika orang tua tidak pernah melakukannya, minimal di waktu atau jam tertentu.

Lebih bagus lagi, jika Temans meletakkan rak buku anak di tempat yang mudah dijangkau.

2. Membacakan Cerita

Pada dasarnya, di usia setahun lebih sedikit keingintahuan anak sudah besar. Mereka selalu menunjuk dan bertanya apa saja yang tidak diketahuinya.

Manfaatkan momen anak di usia tersebut! Bacakan cerita atau buku kepada anak sambil menunjukkan gambarnya.

Usahakan pula membaca dengan intonasi yang tepat sehingga anak tidak bosan.

Selain menumbuhkan minat anak kepada buku, kegiatan membacakan cerita akan mempererat hubungan anak dan orang tua.

Tanda mereka menyukai kegiatan ini adalah meminta Temans membacakan buku yang sama secara berulang-ulang!

Jangan bosan ya! Nanti ada saatnya mereka akan meminta buku lain.

3. Mengajak Anak Membaca Gambar

Tips ketiga adalah mengajak anak untuk membaca gambar.

Di tahapan ini, Temans sebenarnya sudah mulai mengajak mereka mengenal huruf dan lambangnya secara perlahan. Selain itu, membaca gambar berarti mengasah logika anak tentang segala sesuatu yang dilihat dan dibaca.

Caranya, ketika Temans membacakan cerita tunjukkanlah gambar pada buku yang mengilustrasikannya.

Perlahan, ajak mereka untuk melihat hal-hal yang berada di sekeliling gambar, seperti warna, bentuk, dan lain-lain.

Di tahap akhir, ajak anak bercerita sendiri tentang gambar yang di ceritanya. Kegiatan ini dapat dimulai dengan menceritakan kembali buku yang sudah pernah dibacakan. Setelah itu, ajak mereka membaca gambar dari buku yang belum pernah dibaca.

4. Mengenal Lambang

Pada tahapan mengenal lambang, anak sebaiknya sudah termotivasi untuk lebih banyak membaca buku.

Yakinkan pada mereka bahwa jika sudah dapat membaca sendiri, akan lebih banyak lagi buku yang dapat dibaca. Anak juga dapat membaca pesan sendiri dari ayah, misalnya.

Jika Temans sudah melaksanakan tahapan membaca gambar, pelajaran mengenal lambang atau membaca sesungguhnya akan terasa lebih mudah.

Ingatlah, untuk tidak memaksa anak memasuki tahapan ini!

Anak yang tidak mempunyai masalah dengan tumbuh kembang, pasti dapat membaca. Yang terpenting justru, sudahkah anak memahami apa yang dibacanya?

Temans dapat membacakan kalimat, “Sepatu Andi berwarna putih.”

Jika anak dapat menjawab pertanyaan “sepatu siapa yang berwarna putih” atau “Apa warna sepatu Andi?” itu pertanda bagus. Kemampuan membacanya akan meningkat seiring dengan waktu. Mereka juga akan langsung memahami isi bacaan.

5. Membaca Perlahan dan Mengingat

Di tahapan awal, ajak anak membaca perlahan sambil mengingatnya. Kemudian mereka dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana terkait dengan kalimat yang dibaca, seperti contoh sebelumnya.

Awalnya mereka dapat diberi buku yang lebih banyak gambar daripada tulisannya. Perlahan, jika Temans menilai kemampuan anak sudah mulai meningkat, bacaan dapat ditingkatkan pula jenisnya.

Mudah bukan mengajak anak belajar membaca dan mencintai buku? Tidak ada waktu yang tepat sekali untuk mereka belajar. Lingkungan dapat menciptakan sendiri situasi yang kondusif sehingga anak suka belajar membaca. Yang penting semua mulai dari diri sendiri dulu.

Saya juga sedang memulainya nih! Yuk, bersama-sama menciptakan keluarga yang mencintai buku.

 


24 komentar:

  1. Yap, ortu punya peran penting untuk mengajak anak cinta buku dan cinta membaca
    Semoga keluarga makin berkah ya
    Semangaatt semuanyaaa!

    BalasHapus
  2. Si kakak senang membaca, kadang-kadang saya menyuruhnya setelah dibaca diceritain ulang dan Alhamdulillah pelan-pelan dia mulai mengerti ceritanya dan begitu juga dengan pesan dari setiap buku yang dibaca :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga masih terus menggali kemampuan dan mengajak bungsu membaca

      Hapus
  3. Mbak, aku sahre di twitter yaa... biar aku gampang nyarinya kalau butuh. Artikelnya bermanfaat buat anaku kelak ajarin baca biar ingat terus...

    BalasHapus
  4. Sedih sih melihat anak2 belum bisa membaca, tp pas masuk SD "dipaksa" untuk bisa membaca lancar. Kejadian sama keponakan sendiri soal'y, jd klo d suruh baca malah mewek terus 😅

    Memang sebaik'y tidak d paksa membaca tp menstimulasi dg kegiatan pra membaca seperti membacakan buku, dsb2 yang mba sebutkan di dalam tulisan ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul.. dengan stimulasi,anak membaca dengan semangat. Pemahaman bacaan juga meningkat

      Hapus
  5. Aku kadang masih bingung, jadi kalo bayi saya sudah saya perkenalkan huruf di usia 9 bulan, boleh ga sih? Soalnya cara saya memperkenalkannya juga lewat buku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenalkan saja dan bacakan Mbak.. Kalau sudah mulai tertarik dan ingat sendiri dengan beberapa tulisan atau gambar do buku, baru perkenalkan hurufnya

      Hapus
  6. Ah mantap tulisannya..

    Memang klo masih usia dini blm waktunya anak belajar membaca ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bosa diperkenalkan dengan buku. Saat dia.mulai tertarik, barulah diajarkan membaca

      Hapus
  7. Ortu punya peranan penting mengenalkan dunia literasi ke anak. Memang harus telaten ya. Idealnya didampingi dulu sejak usia dini.

    BalasHapus
  8. Hayuk Teh Naniek, aku sebagai generasi kurang akrab dgn buku sangat merasa terlambat sekali mencintai produk-produk literasi. oleh karena itu aku tumbuh bersama anak supaya cinta sama buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak.. Apalagi di kurikulum terbaru.mulai 2021 ada Ujian Assesmen sebagai pengganti UN. Literasi menjadi bagian yang digali.

      Hapus
  9. Betul sekali mbak nani. Saya sebagai orang tua juga punya PR untuk memberikan teladan bagi anak² saya untuk mencintai membaca. Berawal dari saya, orangtuanya dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak.. Sama, sata juga masih terus berusaha..

      Hapus
  10. Bener banget mbak, dilema banget ya sebenernya antara anjuran usia awal belajar membaca untuk anak tapi ternyata dilapangan saat masuk sekolah anak-anak sepertinya harus sudah bisa membaca. Btw, noted nih tipsnya mbak, keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dilema. Tapi, kalau sudah dimulai sejak dini, anak juga sudah bisa membaca lebih awal.

      Hapus
  11. Bener banget nih, saya setuju. Saya termasuk tipe orangtua yang santai, gak punya target anak harus bisa baca umur sekian.... Yang penting anak anak dikenalkan dengan berbagai macam buku. Dan sering dibacakan buku aja...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak.. insyaAllah dengan cara dibacakan buku mereka akan termotivasi untuk belajar membaca lebih cepat

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Anak2ku dari baby udah kukenalin buku sih, nggak pernah kupaksa menguasai skill membaca cepat2 juga. Tapi karena udah senang sama buku, tertarik juga buat baca sendiri. Syukurnya sekolah kakak nggak mengharuskan anak bisa calistung di awal, jadi aku juga woles, begitu masuk 6 tahun eeeh akhirnya mau baca sendiri juga.

    BalasHapus