tag:blogger.com,1999:blog-80272712522842792652024-03-13T01:31:24.391-07:00MY STANZABelajar menjadi perempuan dan ibu yang sederhana tetapi bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling dengan tulisan.Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.comBlogger73125tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-18164185231352782692021-12-19T08:39:00.000-08:002021-12-19T08:39:42.272-08:00Pilih KejuAsliCheck yang Pas untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak<p> </p><br />
<h2 style="text-align: center;"><o:p> Keju</o:p></h2><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjeTpNDnnvBt-fo2nH29sBGD8ZN_htK44tBPk4ZDgqeuyOFhn-mTzZJIwum-ATqtPW5XRjwXEU90A44ZGXpy2G_SgTkPRCDTLTmzlhWca6-IYahMpQEkoNh2cDu4_ZfXEJOidgQy0TpzM7KJpKmnSbIIde2Cs5tZ1l0k4K0acYU_nLeF9pKKHF9CuCv=s2880" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2880" data-original-width="2880" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjeTpNDnnvBt-fo2nH29sBGD8ZN_htK44tBPk4ZDgqeuyOFhn-mTzZJIwum-ATqtPW5XRjwXEU90A44ZGXpy2G_SgTkPRCDTLTmzlhWca6-IYahMpQEkoNh2cDu4_ZfXEJOidgQy0TpzM7KJpKmnSbIIde2Cs5tZ1l0k4K0acYU_nLeF9pKKHF9CuCv=s320" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: center;">Makan Keju Cheddar/ Foto koleksi pribadi</div></div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Ummi, beli keju lagi, ya?” ujar si bungsu, Aifa.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Iya sayang.”<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Aku minta ya, setengah potong.”<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Baiklah.”<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Terima kasih Ummi, cantik!’<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Percakapan di atas sering terjadi kalau saya membeli KejuAsliCheck.
Awalnya untuk bahan kue. Namun, sering kali habis terlebih dahulu dimakan si
bungsu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Entah kenapa, dia suka sekali dengan makanan ini, berbeda
dengan kakak-kakaknya yang menganggap keju jika tidak dioleh menjadi kue,
rasanya asin. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Terpikir juga, boleh nggak sih makan keju sekaligus dalam
jumlah banyak? Ternyata, setelah membaca banyak referensi saya mendapatkan hal-hal
di bawah ini.<o:p></o:p></p>
<h2 style="text-align: justify;"><b>Keju dan Sejarahnya</b></h2><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Secara sederhana, keju merupakan pangan olahan susu. Lebih
tepatnya lagi, ini adalah makanan yang berasal dari dadi susu yang dipisahkan.
Pemisahan dilakukan dengan mengumpulkan bagian casein dan susu skim. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pembuatannya sendiri dibantu oleh enzim rennet atau lainnya yang
dapat meningkatkan keasaman. Itu sebabnya bahan yang sering digambarkan dengan bentuk
persegi berwarna putih disebut olahan fermentasi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kapan keju pertama kali dikenal?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menurut Temans, di negara mana keju paling banyak dibuat dan
terkenal? Ya, di negara-negara Eropa. Bahkan, di Prancis, ditemukan puluhan jenis
keju. Orang banyak beranggapan keju memang berasal dari daratan ini. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Banyak ahli menyebutkan, keju lahir di zaman kejayaan Yunani
kuno. Hal ini diperoleh dari tulisan Homeros, pengarang Yunani. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Homeros menjelaskan, di Yunani keju dibuat dari susu kambing
dan domba, Penggagasnya bernama Aristaeus. Fungsinya pada masa itu sebagai
penambah gairah dan tenaga para perwira di medan perang.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ahli lain mengungkapkan, olahan susu yang padat tetapi lembut
ini berasal dari Romawi kuno. Bangsa yang pernah menguasai dunia ini
mengolahnya dan menyimpan keju dengan berbagai metode. Sejak lama, mereka
mengetahui, pengolahan dan proses pembuatannya mempengaruhi cita rasa.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tahukah Anda, ada juga yang mengatakan keju berasal dari
Arab, bukan dari Eropa. Centre National Interprofesionnnel de Ieconomie
Laitiere (CNIL) dikutip dari Kompas mengatakan, keju awal mulanya ditemukan
oleh orang Arab.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Orang Arab membuatnya tidak sebagaja dengan menuangkan
cairan susu ke kantong. Setelah melewati siang yang panas dan dibuka di malam
hari, cairan berubah. Ada yang terpisah berupa dadi. Ternyata enzim dan panas
membantu proses fermentasi susu.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dari Arab, pembuatan keju menyebar sampai ke Kerajaan Romawi
dan berkembang di sana.<o:p></o:p></p>
<h2 style="text-align: justify;"><b>Manfaat #KejuCheckAsli</b></h2><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhhpu2327HFDjRtDlx4mjYQu-yFm-Z24H7P309MHfDc0U1A8oY-79dvwJdbnnboNxtokaS4_hyuOdCLWZjWXjjD09r3G4O5_nu4rhnGEVpFrTT39JQah-fZWY23mGH1EQNLTn-5fEpBbboDAB19lSRUGrBhIvbF_jpd3gxCNYW9anIdz74d3Girf-W6=s1024" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhhpu2327HFDjRtDlx4mjYQu-yFm-Z24H7P309MHfDc0U1A8oY-79dvwJdbnnboNxtokaS4_hyuOdCLWZjWXjjD09r3G4O5_nu4rhnGEVpFrTT39JQah-fZWY23mGH1EQNLTn-5fEpBbboDAB19lSRUGrBhIvbF_jpd3gxCNYW9anIdz74d3Girf-W6=s320" width="320" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: center;">Keju Cheddar/ Pixabay/ PD Photos</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menjawab pertanyaan saya tentang boleh tidaknya si bungsu
memakan banyak keju dalam satu waktu, akhirnya menemukan banyak referensi
tentang bahan ini.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Keju berasal dari keju. Kandungannya tidak terlalu jauh dari
bahan asalnya. Secara umum di dalamnya terdapat sejumlah besar kalsium,
protein, vitamin A, B12, posfor, ribovlavin, magnesium, dan zinc atau seng.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Membaca kandungan di atas atau yang berada di belakang
kemasan keju, Temans pasti sudah membayangkan manfaat keju bagi anak. Namun,
saya tetap ingin menuliskannya di sini.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;"><b>1. Baik untuk Pertumbuhan dan Kesehatan Tulang</b></h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam tumbuh kembangnya, terutama di masa balita, kesehatan
tulang sangat penting. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tulang yang sehat akan membuat pertumbuhan anak lebih baik.
Anak lebih cepat besar sesuai dengan usianya.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;">2. Baik untuk Kesehatan Gigi</h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kalsum susu tidak hanya diperlukan oleh tulang, tetapi juga
gigi. Terkadang gigi berlubang bukan dikarenakan anak tidak benar menyikat gigi
atau makan banyak yang manis.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Anak yang kekurangan kalsium, kesehatan giginya terganggu.
Gigi lebih mudah keropos dan berlubang. Sakit gigi pada orang dewasa saja
sangat menyakitkan, apalagi untuk anak. Jika sering mengalami, tumbuh kembang
ikut terhambat.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;"><b>3. Menurunkan Tekanan Darah</b></h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mungkin Temans berpikir, anak-anak tidak mungkin mengalami
tekanan darah tinggi. Jika iya, Temans salah! Pada kondisi tertentu, mereka
dapat mengalaminya. Kalsium pada keju dapat menurunkan tekanan darah.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Manfaat keju pada kesehatan tulang dan gigi di atas yang
paling dirasakan. Mengapa? Karena keju yang baik kandungan terbesarnya adalah
kalisum.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain itu, keju mengandung vitamin B12 yang baik untuk
perkembangan syaraf otak dan protein untuk meningkatkan kekebalan tubuh.<o:p></o:p></p>
<h2 style="text-align: justify;">Memilih #KejuCheckAsli</h2><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiQsyTSAMnmEHYmyDIG0Wh48Eg0ApCjcRYUwv7BoxQ6j-BEtnlVUZi0K2gK00rvY2wcrGiraHKer1sb5t6k6DKD07WXc6kn1535F_gKMa_T5vdoPOMziBany5po9VAr4WjuSupE1KRMhNSCQ_peLfqa6czQLATAdl5uKivtrIgM2uh0GA8LvllQU4qP=s4032" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiQsyTSAMnmEHYmyDIG0Wh48Eg0ApCjcRYUwv7BoxQ6j-BEtnlVUZi0K2gK00rvY2wcrGiraHKer1sb5t6k6DKD07WXc6kn1535F_gKMa_T5vdoPOMziBany5po9VAr4WjuSupE1KRMhNSCQ_peLfqa6czQLATAdl5uKivtrIgM2uh0GA8LvllQU4qP=s320" width="320" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: center;">Keju Kraft Cheddar/ Foto koleksi pribadi</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hmmm … Mengetahui kandungan dan manfaat keju, saya cukup lega.
Seharusnya mengonsumsi keju sangat baik.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Namun, seberapa banyak keju yang dapat dimakan dan bagaimana
memilih keju yang baik? Itu menjadi pertanyaan selanjutnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jujur saja, saya dan keluarga sempat mencoba berbagai keju dan
mereknya. Prinsipnya, jika rasa dan manfaatnya sama, kenapa tidak membeli yang
murah? <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hanya saja, anak-anak lebih menyukai Keju Craft untuk
dimakan secara langsung. Maklum, Mamak nggak hobi memasak, apalagi bikin kue.
Hanya sesekali saja saya melakukannya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dari sana, saya coba mencari tahu berbagai cara memilih keju
cheddar, yang paling sering dikonsumsi keluarga. Keju ini merupakan jenis padat
dan bentuknya persegi panjang. Jika baru dibuka, warnanya putih bersih. Jika
didiamkan, warna akan lebih kuning dan bertambah padat.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berdasarkan kampanye #KejuAsliCheck, 3 Desember 2021 yang
diselenggarakan, Keju Kraft Cheddar direkomendasikan untuk dipilih ibu karena
hal-hal berikut.<o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjkJJONx-ktwIekZeMwIND0sS3JjNHxi3tyvC5FgZILNnmQ5KOq9Y9cDCI6vgwfNj5LClpm5ey-9VsFlxUBh8cqMHO-gedf3-wYmmWZhgi1s1Gmf7vDiQW4jCA61SsKVauMdTeeP2ji7R8hRFBAeNBUlkS0xw6JpfzBwLInoU8UnQTTpCCrc6AnuRsk=s4032" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjkJJONx-ktwIekZeMwIND0sS3JjNHxi3tyvC5FgZILNnmQ5KOq9Y9cDCI6vgwfNj5LClpm5ey-9VsFlxUBh8cqMHO-gedf3-wYmmWZhgi1s1Gmf7vDiQW4jCA61SsKVauMdTeeP2ji7R8hRFBAeNBUlkS0xw6JpfzBwLInoU8UnQTTpCCrc6AnuRsk=s320" width="320" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: center;">Bagian belakang kemasan Keju Kraft Cheddar/ Foto Koleksi pribadi</p>
<h3 style="text-align: justify;">1. Keju Cheddar Asli</h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Keju Cheddar Kraft merupakan olahan dengan bahan asli. Cara
memilihnya adalah dengan membaca label kemasan. Pada bagian komposisi keju ada
pada urutan pertama.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Temans dapat melihat foto kemasan yang saya ambil. Di bagian
belakang tertulis ingredients: <i>Cheddar Cheese, water, milk solid, vegetable oil,
emulsifiers, vegetable starch, salt, daacidity.</i><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Kampanye #KejuAsliCheck dapat diterapkan melalui du acara mudah,
yaitu dengan memastikan keju pada urutan pertama komposisi (bukan air dan
tepung) dan memiliki klaim nutrisi pada kemasan,” jelas Dian Ramadianti, Senior
Marketing Manager Keju KRAFT.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;"><b>2. Memiliki Kandungan Nutrisi yang Tepat</b></h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hampir semua merek keju menuliskan kalisum sebagai zat gizi
utama. Namun, kalsium bukan termasuk bahan yang mudah diserap tubuh. Yang
paling mudah, bahan yang menyehatkan tulang ini harus berdampingan dengan
vitamin D. Semuanya ada di Keju Kraft.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;"><b>3. Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak</b></h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nah, kelebihan Kraft yang nomor tiga ini saya cari-cari
selama ini.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengonsumsi Keju Craft Cheddar secara rutin akan memenuhi 30
persen kebutuhan harian. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Wah, ternyata nggak apa ya si bungsu makan Keju Kraft
Cheddar setiap hari? Bahkan satu potong sekaligus. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">So, saya bertambah yakin sekarang denga keju Kraft Cheddar. Apalagi,
bahan utamanya adalah Keju Asli New Zaeland. Rasanya, gurih khas tanpa perisa
tambahan dan disukai anak-anak. Beruntung ya, meski anak saya enam, tidak repot
mengurus makan mereka. Bagaimana dengan Temans? <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-38109696555045424742021-08-22T04:43:00.004-07:002021-08-22T04:54:22.553-07:00Memasak Enak dan Lezat untuk Ibu Sibuk? Dengan Yummy App Bukan Masalah Lagi<p style="text-align: center;"><i>Dalam ingatan masa kecil setiap juru masak, yang ada: dapur besar, kompor hangat, panci mendidih, dan seorang ibu</i></p><p class="MsoNormal"><i><o:p></o:p></i></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i>Barbara Costikyan</i></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihcJYLqXE_IQubT4PwOAX1FfnhJN6VcXK7SuIHj52OYxgC9OREP4sUzjIwH5dTZEkqdvb_JR2Huv9qLz9p6O8OKsSZu8t8YaUsxo6sItvbLxLcyIBRkKgpkS_FC2v5zXelL63baZ4UbwM/s2048/20210822_184841.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2000" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihcJYLqXE_IQubT4PwOAX1FfnhJN6VcXK7SuIHj52OYxgC9OREP4sUzjIwH5dTZEkqdvb_JR2Huv9qLz9p6O8OKsSZu8t8YaUsxo6sItvbLxLcyIBRkKgpkS_FC2v5zXelL63baZ4UbwM/s320/20210822_184841.jpg" width="313" /></a></div><br /><div style="clear: both; text-align: center;">Kolase Foto: Yummy App dan Freepik</div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya termasuk salah seorang yang tidak pernah posting masakan pribadi di media sosial. Namun, berkat <a href="http://www.yummy.co.id/">Yummy App</a> akhirnya beberapa hari lalu saya posting gambar masakan di Facebook, lho! He -he sampai ada yang bilang tumben, saya biasanya hanya posting tulisan.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Sejujurnya, memasak untuk saya merupakan hal yang
susah-susah gampang. Saya tidak terlalu menyukai kegiatan ini, karena
menghabiskan cukup banyak waktu. Akhirnya kalau melihat resep masakan saya fokus ke waktu pengerjaannya: bisakah memasak enak dan lezat untuk ibu sibuk eh sok sibuk? Apalagi saat menikah dulu usia saya masih muda
dan mempunyai lima anak dengan waktu kelahiran berdekatan. Fokus pada anak
menjadi alasan utama.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain ingin fokus pada anak, di saat itu masih banyak
keinginan lain yang masih ingin saya capai. He he.. untuk yang satu ini rasanya
masih sampai sekarang ya, walaupun sudah lebih fokus di satu bidang.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan kondisi di atas, bukan berarti saya nggak bisa
massak,lho! Hanya saja saya lebih suka masak kue dan snack sesekali, karena
waktunya lebih fkeksibel. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana dengan memasak untuk makan sehari-hari? Yah, tetap
saya lakukan juga dengan sepenuh hati. Bayangkan, dengan anggota keluarga yang
cukup besar, berapa banyak dana yang dibutuhkan jika makanan harus membeli atau
catering? Lagi pula, melihat anak-anak suka dengan masakan saya, sebagai ibu
tentu merupakan kebahagiaan sendiri.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;"><b>Tips Memasak Enak dan Lezat untuk Ibu Sibuk</b></h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin5tqOHNxW8qBpyigFm_ds68ES0mPvo_JHF8VRtanVkY2H4R7LVH90LRhElGShJZLKKXPI5Ygkitc4sHtiE8MN1xetUrtegE50e6jrx0WP6CQVvhHjU7F98FRd1w_ETAMx93dKtlIZDGs/s1920/0001-6393790053_20210822_160322_0000.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin5tqOHNxW8qBpyigFm_ds68ES0mPvo_JHF8VRtanVkY2H4R7LVH90LRhElGShJZLKKXPI5Ygkitc4sHtiE8MN1xetUrtegE50e6jrx0WP6CQVvhHjU7F98FRd1w_ETAMx93dKtlIZDGs/s320/0001-6393790053_20210822_160322_0000.png" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;">Foto: Freepik</div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Anak-anak saya sudah cukup besar sekarang. Tentu saja
kerepotan sudah tidak lagi seperti masa mereka balita. Namun, saya masih sok
sibuk dengan kegiatan lain, seperti content writer, kegiatan sosial, dan
mengurus bimbingan belajar yang bertahun-tahun cukup membantu keluarga di saat
kesulitan ekonomi melanda.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana dengan acara memasak? Saya membaca berbagai tips
di media sosial dan coba satu-satu. Hasilnya, ini tips memasak enak dan lezat
untuk ibu sibuk ala saya, Ummi Nani Herawati.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>1. Merencanakan Menu untuk Satu Minggu</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apa yang terpikirkan ibu saat bangun di pagi hari? Hari ini
mau belanja dan masak apa?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Wah, jika itu yang ada dipikiran Temans, tentu aka nada cukup
waktu terbuang. Lebih baik berpikirnya satu minggu sekali aja dengan cara
membuat menu satu minggu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meski di awal menerapkan cara ini juga akan lama, tapi
Temans akan terbiasa. Merencanakan menu akan membuat budget lebih terkendali
juga, lho!</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>2. Berbelanja Sesuai Menu</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perencanaan menu akan membuat waktu belanja juga lebih
singkat. Setelah menu direncanakan, tulis saja bahan apa yang dibutuhkan untuk
memasak.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Untuk emak yang super sibuk, si Sulung dan anak lain yang
sudah cukup usia bisa dimintai tolong berbelanja juga dengan bekal catatan. Ini
akan melatih mereka mandiri dan bertanggung jawab.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>3. Meluangkan Waktu Khusus di Dapur</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meski <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>namanya memasak
enak dan lezat ala ibu sibuk, waktu khusus ke dapur tetap harus disediakan.
Paling tidak satu sampai dua jam satu pekan sekali untuk menyiapkan dengan baik
menu masakan satu minggu ke depan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Waktu tersebut digunakan untuk hal-hal dalam poin
selanjutnya.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>4. Menyiapkan Bumbu Dasar</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Agar waktu lebih hemat lagi, Temans dapat menyiapkan bumbu
dasar sesuai menu yang diinginkan. Minumal bawang putih, bawang merah, dan
cabai sudah dihaluaskan. Jadi, saat memasak bumbu dasar dapat dipakai sesuai
keperluan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Masih repot juga? Di pasar-pasar tradisional biasanya ada
penjual khusus bumbu dasar.<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; text-indent: -0.25in;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[endif]--><span style="text-indent: -0.25in;">5<b>. Memanfaatkan Kulkas dengan Optimal</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hampir setiap keluarga saat ini mempunyai lemari pendingin
atau kulkas. Nah, ini sangat bermanfaat sekali untuk memasak praktis.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kulkas dapat dioptimalkan menyimpan bumbu dasar, beberapa
sayuran segar dalam waktu satu minggu, dan makanan setengah jadi.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>6. Menyiangi Sayuran Sebelum masuk Kulkas</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Agar lebih tahan lama dan praktis, Temans dapat menyiangi
sayur sebelum masuk ke kulkas dan menempatkannya dalam wadah atau plastik terpisah.
Dengan demikian, saat akan memasak Temans tidak perlu lagi menyiapkan atau
memotong-motonga.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sayuran yang diletakkan bercampur dalam satu wadah akan
lebih cepat busuk.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>7. Membuat Beberapa Makanan Setengah jadi</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ada beberapa makanan yang dapat dibuat setengah jadi,
seperti ayam goreng, ikan goreng, nugget sayur, dan tahu katsu yang baru saya
coba memasaknya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Temans dapat membuatnya dalam jumlah cukup. Saat diperlukan,
makanan tersebut tinggal goreng dan rebus. Bahkan, anak-anak yang sudah cukup
besar bisa diberi tanggung jawab untuk menggoreng, sementara ibu menyiapkan
sayur.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>8. Memilih Menu Praktis</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Terakhir, untuk menu sehari-hari, Temans dapat memilih menu
praktis. Makanan seperti rendang, soto, atau lainnya yang membutuhkan waktu
berjam-jam mungkin dapat dibuat di waktu khusus atau untuk acara tertentu.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><b>9. Membuat Makanan dengan Porsi Cukup</b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tips terakhir memasak enak dan lezat untuk ibu sibuk adalah
membuat makanan dengan porsi cukup. Tidak berlebihan, karena akan menghabiskan
banyak waktu. Selain itu, cukup akan membuat makanan habis dan tidak perlu
dibuang.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Cukup di sini tidak hanya dalam jumlah, tetapi juga jenis.
Buat saya di meja makan tidak perlu ada tiga lauk sesuai selera masing-masing
anak. Dua macam lauk dan satu jenis masakan sayur yang penting memenuhi standar
gizi sangat dianjurkan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menu kesukaan dapat digilir secara bergantian. Mereka akan
belajar mencoba semua makanan.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;"><b>Yummy App Membantu Menyiapkan Menu Masakan Enak dan
Lezat dalam Waktu Singkat</b></h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya sebenarnya suka mengumpulkan resep masakan, tapi
biasanya untuk kue-kue. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi, untuk makanan sehari-hari saya masih mengandalkan
resep lama, seperti<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sayur bening, sop,
dan lain-lain. Kalau ingin berbeda, saya kreasikan sendiri isinya. Sebenarnya ingin juga mencoba makanan lain, tapi ilmu memasak saya sangat terbatas.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Masakah paling sulit yang pernah saya buat adalah soto
banjar, karena kebetulan saya berasal dari Kalimantan Selatan. Makanan tersebut
hanya dibuat di saat-saat tertentu saja. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Anak-anak sangat hafal dengan kebiasaan di atas. Jika saya
memasak soto banjar yang mereka sukai, salah satunya akan bertanya, mau ada
acara apa, Ummi?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nah, beberapa pekan lalu saya membaca pengumuman lomba blog
di grup Facebook Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Lombanya mereview Yummy App.
Wah, nggak pas deh saat review suatu produk dan kita belum mencobanya bukan? <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akhirnya saya download aplikasi yang berlatar belakang warna
orange ini di Google Play Store. Ternyata, anak sulung saya sudah tahu lebih
dulu, lho! Di hape-nya ada juga aplikasi ini. Emak ketinggalan!<o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIUuPWohgiRIY8O1iEow8peqx-hL-zKi5FNTQVItYqmczF2Ucoc041ByrvGOYoq8LvStU3GgG1aBlxPnIcnfUmQ2NU2BOMI7PNMiPZD9B5Em_D9Nwu29O8PuWRJNX4fSq_mD80rNHh11w/s2016/20210822_163458.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2016" data-original-width="1059" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIUuPWohgiRIY8O1iEow8peqx-hL-zKi5FNTQVItYqmczF2Ucoc041ByrvGOYoq8LvStU3GgG1aBlxPnIcnfUmQ2NU2BOMI7PNMiPZD9B5Em_D9Nwu29O8PuWRJNX4fSq_mD80rNHh11w/s320/20210822_163458.jpg" width="168" /></a></div><p class="MsoNormal" style="text-align: center;">Tangkapan layar Yummy App</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah unduh aplikasi, akun gmail saya otomatis sudah
login. Jadi, nggak perlu masukkan data ulang kecuali mau ganti nama akun.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang menarik, ada 7 fitur yang ditawarkan di Yummy, yaitu:</p><p class="MsoNormal"></p><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><span style="text-indent: -0.25in;">Trending, berisi beberapa resep masakan yang
sedang trend an banyak dilihat pengunjung.</span></li><li style="text-align: justify;">Event dan Promosi, berisi tentang kegiatan yang
sedang dilaksanakan Yummi, termasuk lomba menulis review di blog yang sedang
saya ikuti.</li><li style="text-align: justify;">Akun Official, berisi resep-resep dari chef atau
merek produk yang berhubungan dengan masakan terkenal yang dapat Temans pilih,
seperti: Chef Arnold Pornomo, Chef Nunu, dan resep special Masako dan Walls.</li><li style="text-align: justify;">Jelajah Kuliner Nusantara, berisi resep makanan
tradisional dari seluruh Nusantara, baik makanan camilan atau makanan
sehar-hari seperti sayuran dan lauk pauk.</li><li style="text-align: justify;">Resep Ide Jualan, Dijamin Laku yang cocok bagi
Temans yang hobi masak dan punya penghasilan dari sini.</li><li style="text-align: justify;">Vegetable, berisi<span style="mso-spacerun: yes; text-indent: -0.25in;"> </span><span style="text-indent: -0.25in;">berbagai resep olahan dengan bahan dasar
segala jenis sayuran.</span></li><li style="text-align: justify;">Rekomendasi, beberapa menu baru yang dapat Anda
coba secara langsung tanpa melihat daftar pencarian.</li></ul><p></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -0.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain fitur di atas, jika Temans mengklik menu pencarian
akan keluar filter. Ketikkan saja dahulu yang diinginkan, misalnya ‘jamur’. Saat
keluar menu jamur di bagian atasnya ada pilihan lagi berupa: < 10.000,
bintang 4 ke atas, populer, dan < 30 menit. <o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitYvvFwR4whgh3UiQlMF0Zbq0O6SrcxGXq7H3YvgnbOP42pDANrqReF9EZiPp3_tJFy4ZPhg_lqFHcXY6eSyPNwc5UOMkita6Cte_3b9wZJ2Kup5qXam9QtbDPQPNdTcIuPnuiuSdksIg/s2048/20210822_162839.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitYvvFwR4whgh3UiQlMF0Zbq0O6SrcxGXq7H3YvgnbOP42pDANrqReF9EZiPp3_tJFy4ZPhg_lqFHcXY6eSyPNwc5UOMkita6Cte_3b9wZJ2Kup5qXam9QtbDPQPNdTcIuPnuiuSdksIg/s320/20210822_162839.jpg" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: center;">Tangkapan layar Yummy App</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sesuai dengan yang sudah diceritakan di atas, maka pilihan
jatuh pada ‘< 30 menit’. Resep yang keluar adalah resep jamur dengan waktu
memasak kurang dari 30 menit. Tuh, enak bukan?<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;"><b>Resep Yummy App Favorit</b></h3><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sampai saat ini sudah dua pekan saya menggunakan aplikasi
Yummy. Cukup banyak resep baru dan praktis yang saya coba, seperti: jamur
krispy, tumis jamur, nasi goreng jamur, tahu katsu, sambal tempe kangkung,
sambal geprek, dan lain-lain.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di antara semuanya, tahu katsu menjadi favorit. Itu
dikarenakan,membuatnya mudah, si Bungsu yang tidak suka tahu menjadi mau makan,
bahannya hemat, dan saya bisa menyimpannya untuk digoreng besok hari.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ingin tahu resepnya? Yuk, saya share di sini<o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC0WE-O47H2C5BtITXYIEf7pZhuYrM7krqi8hyphenhyphens3VW46zcPfzDyYPoRtFdlPy3uq0lJHX9VogX8uZw52c53xDlWMeBl7lqYpezzQPOEEA5YbI6eAlp0fj-dHFjoOfM6NdjAG9mv1fkSNc/s2021/20210822_162652.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2021" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC0WE-O47H2C5BtITXYIEf7pZhuYrM7krqi8hyphenhyphens3VW46zcPfzDyYPoRtFdlPy3uq0lJHX9VogX8uZw52c53xDlWMeBl7lqYpezzQPOEEA5YbI6eAlp0fj-dHFjoOfM6NdjAG9mv1fkSNc/s320/20210822_162652.jpg" width="171" /></a></div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: center;">Tangkapan layar Yummy App</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Tahu Katsu</b><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bahan: <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">160 gram tahu<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">6 sdm tepung terigu<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">200 gram tepung roti<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">1 sdt garam<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">1 sdt kaldu bubuk<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">2 sdt lada<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">250 ml minyak sayur<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Cara Membuat<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Masukkan tahu ke dalam wadah dan hancurkan hingga cukup
halus<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tambahkan tepung terigu, garam, kaldu bubuk, dan lada, lalu
aduk rata.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ambil adonan sesuai selera dan masukkan dalam wadah berisi
tepung roti untuk dibalur.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Goreng dengan minyak goreng panas hingga kecoklatan.<o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9iB2HmC7d46r3S_I3jU22HJ63sMKaAHEmiW-m_1vFou353LxBMI9-WXui40ECb6Lp4Si8J750joUcDnrVEEAt1HLDUUd-6_IsaCkdUv0vX6CYah7PhTmPlQj0uyYrnHQ0uLc0Ya1qE6w/s2048/20210815_194041.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9iB2HmC7d46r3S_I3jU22HJ63sMKaAHEmiW-m_1vFou353LxBMI9-WXui40ECb6Lp4Si8J750joUcDnrVEEAt1HLDUUd-6_IsaCkdUv0vX6CYah7PhTmPlQj0uyYrnHQ0uLc0Ya1qE6w/s320/20210815_194041.jpg" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: center;">Foto: Koleksi Pribadi</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tahu katsu siap disajikan. Untuk menambah rasa, Temans dapat
menambahkan saus kari dengan potongan wortel dan kentang di atasnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ingin punya pengalaman seperti saya dan coba banyak resep
mudah? Yuk, unduh Yummy App di ponsel pintar dengan klik <a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=id.co.yummy.mobile" style="text-align: left;">https://play.google.com/store/apps/details?id=id.co.yummy.mobil</a>! Dijamin nggak akan menyesal, deh!
Aplikasi ini pas banget untuk ibu yang sibuk, ibu yang hobi masak, ibu yang
ingin jualan, dan chef-chef rumah lainnya! Salam sehat dan bahagia!</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-55728383710092581142021-06-13T05:55:00.000-07:002021-06-13T06:16:25.272-07:00Merawat Diri Menurut Ajaran Islam<p> </p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfRInq9Nl_VcbCLnXsHODeekQFBSukOr7Dg1y66ue2Vkd_Gr7QxK9RIeTNrBSbk8g45ZJGdjkxTom95OBTPBv_c0A608hyXYXRPSRS3GfTWZy4_NswiMvkbKfvAXgBKRp_qL5Kb_5R_Dk/s1600/1623590175314528-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfRInq9Nl_VcbCLnXsHODeekQFBSukOr7Dg1y66ue2Vkd_Gr7QxK9RIeTNrBSbk8g45ZJGdjkxTom95OBTPBv_c0A608hyXYXRPSRS3GfTWZy4_NswiMvkbKfvAXgBKRp_qL5Kb_5R_Dk/s1600/1623590175314528-0.png" width="400">
</a>
</div></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Islam itu indah dan tidak
menyarankan umatnya untuk mengabaikan hal tersebut. Make up dan merawat diri
sesuai ajaran Islam juga dianjurkan. Bukan hanya karena ini ingin kelihatan
cantik tetapi ada keutamaan lain yang akan diperoleh.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apa dan bagaimana
sebenarnya Islam memandang <i>make u</i>p dan perawatan diri? Yuk, diintip beberapa
hal di bawah ini.<o:p></o:p></span></p>
<h3 style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Batasan Merawat Diri
Sesuai Ajaran Islam</span></h3>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apa yang Temans bayangkan
jika melihat seorang muslimah menggunakan baju “kucel’ dan muka kusam? Apalagi
ditambah bau badan yang menyengat?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wah.. Sepertinya tidak
ada yang mau mendekati ya? <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pandangan orang lain
kepada muslimah berhijab dan Islam juga menjadi rendah. Tidak mau bukan, jika
itu terjadi?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, pada
dasarnya Islam membolehkan muslimah merawat diri selama tidak berlebihan. Apalagi
pada dasarnya pakaian takwa lebih baik daripada sekadar kecantikan wajah dan
perhiasan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><i>“Hai anak Adam,
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.” (Qs Al Araf : 26)</i><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><i><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHxOTWF9HD78_FRWbSVXLjdcRDvZmoErooASDRU4bIPzyvGdZE7mwUCe3jWY0M-zNZcfibWIH9nVzZuahbhH4XfbdEOE5sKXuGMC2qfnAJwyhwOg9MB-L9LdmXwiMnOk9uBeE86lcKsxw/s1600/1623590159736022-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHxOTWF9HD78_FRWbSVXLjdcRDvZmoErooASDRU4bIPzyvGdZE7mwUCe3jWY0M-zNZcfibWIH9nVzZuahbhH4XfbdEOE5sKXuGMC2qfnAJwyhwOg9MB-L9LdmXwiMnOk9uBeE86lcKsxw/s1600/1623590159736022-1.png" width="400">
</a>
</div><br></i></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jadi, cantik yang
dimaksud dalam ajaran Islam adalah wanita yang menggunakan hijab alias menutup
aurat, berakhlak baik, rajin dalam beribadah, dan menjalankan kewajibannya
dalam keluarga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Merawat diri yang
dimaksud adalah menjaga kebersihan diri dan tidak merusak yang sudah diberikan
dan diciptakan Allah Swt.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu bagaimana
batasannya? Berikut uraiannya secara singkat.</span></p><h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">1. Mempercantik Diri sebagai Bentuk
Ibadah</span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mempercantik dan merawat
diri sesuai ajaran Islam sebagai bentuk meningkatkan ibadah dan rasa syukur
kepada Allah Swt.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika Temans tidak merawat
kebersihan dan kesehatan segala sesuatu yang dimiliki, pertanda tidak mensyukuri
nikmat yang Allah berikan.</span></p><h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">2. Bagian dari Menjaga Hubungan dengan
Orang Lain</span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seperti ilustrasi yang
digambarkan di atas, seseorang yang sebenarnya baik dapat dijauhi karena bau badan
yang menyengat atau berpakaian tidak rapi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Muslimah merawat diri
sebagai bagian dari menjaga hubungan dengan orang lain dan membuat orang lain
merasa nyaman dengan Temans. Berpakaian rapi dan indah dipandang dibolehkan
asal tidak melanggar syariat. Tidak memperlihatkan lekuk tubuh dan membuka
aurat.</span></p><h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">3. Tidak Berlebihan dan Menjadi Diri
Sendiri</span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ajaran Islam mengajarkan
muslimah untuk merawat diri, bukan untuk pamer atau istilahnya <i>riya</i>. Bukan pula
sengaja menarik perhatian laki-laki yang bukan muhrimnya alias <i>tabbaruj</i>. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pakailah <i>make up</i> sesuai
tempatnya dan tidak membuat wajah berubah dari aslinya. Kenakan pakaian sopan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Katakanlah: "<i>Hai
Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak
benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang
telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus</i>". <i>(Qs
Al Ma'dah :77)</i></span></p><h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;"><i>4. </i>Sesuai Syariat</span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Merawat diri menurut
ajaran Islam dan mempercantiknya harus sesuai dengan syariat Islam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di atas telah disebutkan,
cantik dan syar’i adalah dengan menutup aurat. Selain itu, meniatkan perawatan
diri sebagai bentuk ibadah, menjaga hubungan baik dengan orang lain, dan tetap
menjadi diri sendiri atau tidak berlebihan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada beberapa hal yang
dilarang oleh Islam untuk dilakukan, seperti mencukur alis dan menggambarnya. <o:p></o:p></span></p>
<h3 style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Merawat Diri dengan
Skincare yang Tepat</span></h3><div><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoFBHZh_PM5dDMltSiXO-v94WON2E9TwuqDAZ-f4mldmBnrwJiZFiRC0xKE17M-Ga8tLDVjm8UEU6reA2nK4WfKxgkVRvXBMxH94kIkevDEdRx3hag3hMHMMeF7Bla3Yi4Mayye67rwpw/s1024/IMG-20210613-WA0012.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1024" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoFBHZh_PM5dDMltSiXO-v94WON2E9TwuqDAZ-f4mldmBnrwJiZFiRC0xKE17M-Ga8tLDVjm8UEU6reA2nK4WfKxgkVRvXBMxH94kIkevDEdRx3hag3hMHMMeF7Bla3Yi4Mayye67rwpw/s320/IMG-20210613-WA0012.jpg"></a></div><br><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br></span></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berdasarkan hal di atas,
Islam tidak melarang Teman menggunakan <i>skincare</i> asalkan sesuai dengan syarat
tidak mengubah apa yang Allah ciptakan. Selain itu, kehalalan bahan yang
digunakan juga harus diperhatikan. Ini dikarenakan, <i>skincare </i>diaplikasikan ke
kulit dan dapat meresap masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari sekian <i>skincare</i> dan
<i>make up</i> yang kini banyak beredar, Temans dapat memilih Mirdah. Pilihan ini akan
menjawab kebutuhan muslimah modern yang ingin mewujudkan kecantikan sesuai
fitrah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mirdah sendiri merupakan nama
yang populer untuk anak perempuan muslimah. Artinya, orang yang berani, cerdas,
dan pekerja keras. Sesuatu yang diharapkan ada pada muslimah yang
menggunakannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mirdah, Beauty Solution sementara
ini terdiri dari day cream, moist and glow serum, dan dan Facial Wash. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Buat Temans yang ingin
tahu produk ini lebih jauh, tunggu postingan selanjutnya tentang merawat diri
menurut ajaran Islam ya! Salam Bahagia!<o:p></o:p></span></p>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-3827475904351635782021-05-30T09:49:00.004-07:002021-05-30T09:58:31.933-07:00Bijaksana Bersikap dalam Menyambut Kebangkitan Dunia Literaei di Era Digital<p> </p><p class="MsoNormal"></p><p class="MsoNormal"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrPKqt-TBM3vt2TC6VTUodojx3-btjyY6Bw4SIcfAWiGYr1vqBoSpQmq5Av29xVVijFus38zXgmOEz0tJF1yYl8YkQHZWSGQtXYrPlSpSDjamIAAQmyFqBarZvFDrHUvKqOS8EOhfsCMQ/s1600/1622393761626959-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrPKqt-TBM3vt2TC6VTUodojx3-btjyY6Bw4SIcfAWiGYr1vqBoSpQmq5Av29xVVijFus38zXgmOEz0tJF1yYl8YkQHZWSGQtXYrPlSpSDjamIAAQmyFqBarZvFDrHUvKqOS8EOhfsCMQ/s1600/1622393761626959-0.png" width="400">
</a>
</div><span style="letter-spacing: 0.2px; text-align: justify;">Tidak dapat dipungkiri, zaman berubah dengan sangat cepat.
Teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian terdepan dalam perubahan.
Kebangkitan dunia literasi di era digital tidak dapat dielakkan.</span><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ya, hampir tidak ada orang di dunia ini yang menolak
perkembangan dunia digital. Jika pun ada, pembatasan mungkin hal yang bisa
dilakukan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menolak teknologi sama sekali berarti bersiap tertinggal
dari orang lain. Tertinggal yang dinilai bukan hanya dari gaya hidup, tetapi
segala aspek kehidupan yang terkait di dalamnya.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;">Apa yang Dimaksud dengan Kebangkitan Dunia Literasi di Era Digital?</h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kebangkitan dunia literasi digital terdiri dari empat kata.
Dua kata terakhir harus dipahami terlebih dahulu jika Temans ingin memahaminya
secara keseluruhan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Literasi, secara sederhana diartikan sebagai sebuah
kemampuan individu yang meliputi keterampilan membaca, menulis, dan berhitung
dalam memecahkan masalah kehidupannya sehari-hari. Jadi, meski literasi sering
dikaitkan dengan membaca cakupannya lebih luas. Ada literasi keuangan, budaya, digital, dan sebagainya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sementara itu, kata digital berhubungan dengan teknologi
informasi dan komunikasi yang sudah sempat disinggung di atas. Kata ini
berkaitan dengan internet, perangkat, dan semua yang berada di dalamnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jika digabungkan sebagai satu kesatuan utuh, kebangkitan
dunia literasi di era digital adalah masa di mana manusia menggunakan kemampuannya dalam membaca, menulis, dan berhitung secara digital atau melalui internet untuk memecahkan masalahnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan demikian, Temans dan saya sebagai masyarakat dunia
secara umum mau tidak mau berkontribusi di dalamnya agar menghasilkan sesuatu
yang positif.<o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;">Langkah Bijak dalam Kebangkitan Dunia Literasi di era Digital</h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setiap perubahan melahirkan sisi positif dan negatif. Semua
tergantung pengguna.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kebangkitan dunia literasi di era digital ditandai dengan
penggunaan gadget yang meluas mulai anak-anak hingga dewasa. Siapa saja dapat
dengan bebas mengakses segala sesuatu yang diinginkan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Media sosial dan games mungkin merupakan dua hal yang paling
banyak Temans, saya, dan anak-anak gunakan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Banyak dampak positif yang diperoleh dengan berkembangnya
dunia digital, seperti makin mudahnya informasi diperoleh, memudahkan belajar, dan
meningkatkan bisnis.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Namun, dampak negatifnya juga tidak kalah banyak. Ada yang kecanduan
gadget, mengalami <i>cyber bullying</i>, penipuan online berbagai bentuk, dan
sebagainya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Untuk memaksimalkan dampak negatif sekaligus mengoptimalkan
hal positif, maka perlu bijak dalam berselancar di dunia digital. Ada langkah
bijak yang dapat Temans lakukan sebagai berikut.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">1. Membatasi Waktu Penggunaan Gadget</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meski gadget dan dunia digital merupakan hal penting, sejak awal
batasi penggunaannya. Apalagi jika Temans mau memperkenalkannya pada anak.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pembatasan ini akan memberi teladan kepada anak, sehingga
mereka juga lebih mudah mengelola waktunya bersama dunia digital.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meski dampak positif gadget sebagai alat digital banyak,
tanpa dibatasi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hal negatifnya akan lebih
mudah dirasakan dan sulit terlepas.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">2. Tidak Memberikan Sembarang Data kepada Orang
Tidak Dikenal</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Temans pasti pernah mendengar penjualan data dan hacker yang
banyak dibicarakan akhir-akhir ini. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dua hal tersebut dapat diantisipasi dengan tidak memberikan
sembarang data kepada orang lewat dunia yang disebut maya ini.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Makin banyak data yang disebarkan, akan
membuka peluang di atas makin besar.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagi anak, pemberian data dapat membuka peluang segala
kekerasan dan pelecehan secara digital.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">3. Mewaspadai Penipuan</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penipuan merupakan hal lain yang dapat dengan mudah
dilakukan di tengah berkembangnya digitalisasi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jangan mudah mempercayai orang lain yang baru dikenal dan
terbuai dengan iming-iming yang tidak masuk di akal. Misalnya, investasi online
yang dengan cepat menjadikan dana Temans berkali-kali lipat dalam waktu
singkat. Mengapa? Karena pada dasarnya tidak ada hasil besar yang diperoleh
hanya dengan berdiam diri.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">4. Berkomunikasi dengan Anggota Keluarga</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meski bermain dengan teman digital mengasyikkan, komunikasi
dengan keluarga tetap nomor satu. Tetap luangkan waktu untuk hal ini, karena hubungan
di dalamnya lebih nyata dibandingkan teman maya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Komunikasi yang baik dengan seluruh anggota keluarga juga
akan meminimalisir dampak buruk gadget.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">5. Berinternet dengan Santun</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam dunia digital, seseorang tidak saling bertemu secara
fisik. Ini membuat seseorang dengan lancer berbicara dengan bahasa apapun.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak sedikit yang mengeluarkan bahasa tidak santun. Bahkan
<i>Netizen</i> Indonesia pernah dituliskan oleh <i>Microsoft</i> sebagai paling liar se-Asia.
<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meski tidak saling mengenal, bahasa menunjukkan jati diri
dan kepribadian orang yang mengucapkan dan menuliskannya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Itulah lima langkah bijak dalam menyambut kebangkitan dunia
literasi di era digital agar hidup tetap seimbang. Perubahan zaman tidak dapat
dibendung. Sebagai manusia, diri yang harus bersiap dan beradaptasi agar tidak
terlindas dampak negatifnya. <o:p></o:p></p><div style="text-align: justify;"><br></div><p></p>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-74663495169091363152021-05-28T09:35:00.002-07:002021-05-28T09:49:36.010-07:005 Pelajaran Selama Pandemi yang Sangat Berharga<p> </p>
<p class="MsoNormal"><o:p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF81O3ugDLGcLcItr0-bAi_beByZDkZowoGwonpL0iUlhym7AmWRl_klzfQ_4UxsYoLYF6sjpXBaCrQhoMyD2RXaeOy0n8IxjcvnwDwEVbbzQ9YezGnjnD_Yr5zsemTZbGGVmVeiVpdKE/s1600/1622220569719051-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF81O3ugDLGcLcItr0-bAi_beByZDkZowoGwonpL0iUlhym7AmWRl_klzfQ_4UxsYoLYF6sjpXBaCrQhoMyD2RXaeOy0n8IxjcvnwDwEVbbzQ9YezGnjnD_Yr5zsemTZbGGVmVeiVpdKE/s1600/1622220569719051-0.png" width="400">
</a>
</div></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Covid-19 masuk ke Indonesia bulan Februari 2020. Namun, saat
itu banyak pihak mengabaikannya. Tidak ada yang memperkirakan virus tersebut
pada akhirnya menyerang banyak orang dan mengubah berbagai sektor kehidupan.
Pelajaran selama pandemi sangat berarti dan menggoreskan makna sangat dalam.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Secara pribadi saya tidak melupakan pekan akhir di mana
aktivitas keluar rumah masih dapat dilakukan dengan bebas. Awal Maret sampai pertengahan kegiatan memang sedang padat. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Beberapa di antaranya seperti memberi isyarat agar saya sekeluarga bersiap menjalani hari di rumah yang cukup panjang. Awal Maret kami
sekeluarga sempat dua hari menikmati liburan di suatu tempat dekat pesantren Hilman,
anak kelima. Selanjutnya, ada kumpul bersama teman selingkaran dan arisan
di lingkungan rumah. Sejak Januari, bimbingan belajar sedang berkembang dengan membuka kursus bahasa Inggris.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;">Pelajaran Selama Pandemi</h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dua hari jelang akhir pekan, isu <i>lockdown </i>atau penguncian
wilayah sangat santer. Ini dikarenakan di beberapa wilayah penderita virus yang
disebut <i>Corona</i> makin banyak. Meski demikian, tetap tidak ada yang menyangka
semua berubah dalam sekejap.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hari Sabtu, saya lupa tanggalnya dengan tepat. Mungkin 25
atau 26 Maret 2020, tiba-tiba pembatasan aktivitas diberlakukan. Anak ketiga dan
kelima yang pendidikan di luar kota meminta untuk dijemput dan pulang. Lingkungan
mendadak sangat sepi. Bimbingan belajar yang sudah hampir 10 tahun tidak pernah
libur, menjadi sepi. Hati ikut senyap.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak, saya dan keluarga tidak mengkhawatirkan penghasilan
yang berkurang. Namun, rasanya kehidupan ikut terenggut bersama pandemi Covid-19.
Apalagi kini sudah satu tahun lebih masyarakat Indonesia merasakan dampaknya. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meskipun demikian, ada beberapa pelajaran selama pandemi
yang menjadi catatan seperti diuraikan di bawah ini.</p><h4 style="text-align: justify;"><span style="text-indent: -0.25in;">1. Kekuasaan Allah Sangat Besar</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana pun virus Covid-19 atau <i>Corona Virus</i> adalah
makhluk Tuhan yang diciptakan dengan tujuan tertentu. Hal ini yang terpikirkan
di pekan pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan
sejak akhir Maret 2020.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hanya dalam waktu satu hari saja, kehidupan sudah berubah
hampir seratus delapan puluh derajat.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagai manusia, saya tidak mempunyai kekuatan apa-apa
selain meminta perlindungan agar dapat melewati semua jalan-Nya dengan kuat. Terpikirkan, jika waktu saya habis saya belum mempunyai
bekal yang cukup menghadap-Nya.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">2. Sabar dalam Kebersamaan</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak banyak yang tahu, saya mempunyai enam orang anak. Ketika
beranjak dewasa mereka sudah mulai membatasi diri untuk keluar rumah. Tetangga
jauh hanya mengenal dua anak yang terakhir.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Orang lain melihat, saya tidak pernah masalah dengan keenam
anak yang tumbuh dewasa. Namun, Temans dapat bayangkan jika keenamnya ditambah
orang tua berkumpul dalam jangka waktu lama. Bagaimana pun, masing-masing anggota keluarga mempunyai
sifat dan karakter sendiri. Beberapa saling bertolak belakang.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tiga bulan pertama, kami habiskan waktu bersama benar-benar
tanpa banyak aktivitas di luar. Di sini, semua belajar sabar dalam kebersamaan.
<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya, suami, dan anak-anak berusaha terus menumbuhkan
harapan pandemi segera berakhir sambil menyelesaikan semua konflik yang
timbul.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alhamdulillah, bulan Juni 2020 meski kami masih berkumpul
bersama, sesekali aktivitas di luar mulai dilaksanakan. Sekolah dan perkuliahan
masih daring hingga kini. Begitu pula si kakak yang masih menghabiskan waktunya
dengan work from home (WFH).</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pelajaran selama pandemi, setiap anggota keluarga jadi lebih saling mengenal satu sama lain.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">3. Waktu Sangat Berharga</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Demi masa, Allah bersumpah dalam Quran surat Al Asr ayat 1.
Saya merasakan benar, waktu sangat berharga. Beberapa kali hati ikut terpukul
dan sedih, saat beberapa orang yang dikenal harus meninggal dunia karena
Covid-19.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ramadhan masa PSBB berlalu tanpa bisa melaksanakan berbagai
aktivitas, tarawih dan iktikaf di masjid. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3IFpAjXsrU2GSf85yTHpCTmsD4UbqLcJsoxWWnNLRCardnJfaHSNWEiNmz56rCr0zOFKJFvzK5u-zqP729t8LWbRYpPQQiM9Au5Q20SV5zWHxCxD1HyBs30D9ekiEYjlYwVmzEk8CNsM/s1600/1622220560411687-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3IFpAjXsrU2GSf85yTHpCTmsD4UbqLcJsoxWWnNLRCardnJfaHSNWEiNmz56rCr0zOFKJFvzK5u-zqP729t8LWbRYpPQQiM9Au5Q20SV5zWHxCxD1HyBs30D9ekiEYjlYwVmzEk8CNsM/s1600/1622220560411687-1.png" width="400">
</a>
</div>Foto: Idul Fitri 1441 H/ 2020 di Masa Pandemi</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya kembali terhentak, selama ini banyak menyia-nyiakan
waktu. Berapa ibadah Ramadhan dan lainnya yang terlewat dan kini sangat
dirindukan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Beberapa pekan lalu, Ramadhan kedua di masa pandemi kembali
terlewati. Ibadah ke masjid sudah dapat dilakukan dengan protokol kesehatan
ketat.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;"><span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">4.</span><span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="text-indent: -0.25in;">Belajar Disiplin</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Covid-19 juga mengajarkan disiplin dalam segala hal. Saat keluar
rumah harus memakai masker, membawa hand sanitizer selalu, dan menjaga jarak. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Temans past juga merasakan bagaimana sulitnya mendampingi
anak-anak belajar daring. Ini bagian dari disiplin yang berbeda.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">5. Belajar Berdamai</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Terakhir, pelajaran selama pandemi adalah belajar berdamai
dengan keadaan dan tidak mengeluh. Terus bergerak melakukan hal positif meski aktivitas
fisik terbatas. Hal ini saya rasakan membuat mental tetap sehat dan diri
tetap produktif.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Itu sedikit pelajaran selama pandemi yang sangat lekat pada
diri saya dan keluarga. Sebuah perjalanan yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya, bahkan oleh orang-orang tua yang masih hidup. Cara Allah menegur
diri agar tidak terlena dengan kondisi yang ada terus berusaha menjadi lebih
baik. Wallahu’alam.<o:p></o:p></p>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-71197764837930186982021-05-26T09:28:00.005-07:002021-05-26T15:54:04.851-07:00Pengalaman Memaafkan dan Proses Terjadinya<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVxuJKqs3k_r91kaB8S7t7snpaUtI37k6MqA9VQt7VwgctyYS2OT7ES-feNEs8gv2roYBwFtHNqOiXf1ec3_g2yPgF5i6x2D5P7DaBg_zPEyqJZxGTJsEwvQ0ABpsyfEVOGup6uJpgQ0c/s1600/1622069635388304-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVxuJKqs3k_r91kaB8S7t7snpaUtI37k6MqA9VQt7VwgctyYS2OT7ES-feNEs8gv2roYBwFtHNqOiXf1ec3_g2yPgF5i6x2D5P7DaBg_zPEyqJZxGTJsEwvQ0ABpsyfEVOGup6uJpgQ0c/s1600/1622069635388304-0.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi. Dalam kegiatan tersebut, sering kali terjadi perselisihan. Pengalaman memaafkan dan meminta maaf menjadi bagian yang saling berhubungan agar semuanya berjalan baik. </div><div style="text-align: justify;">Namun, meminta maaf dan memaafkan bukanlah hal yang mudah. Meminjam lagu Sherina di masa kecil, hanya orang yang berjiwa pemberani yang mau minta maaf dan satria untuk memaafkan. He he.. Betul <i>nggak</i> ya lagunya begitu? </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h3 style="text-align: justify;">Alasan Memaafkan </h3><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sering kali seseorang mengatakan, “Saya sudah memaafkan dia.” </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Benarkah demikian?
Jika Temans pernah menyatakan hal di atas, sebaiknya instropeksi diri. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Memaafkan, memang bukan berarti melupakan. Namun, bukan juga menjadi pembenaran untuk saya atau Temans mengingatnya terus menerus. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Terus menegaskan sesuatu yang terjadi, apa yang orang lain lakukan, dan bagaimana itu terjadi adalah pertanda bahwa Temans belum memaafkan. Apalagi jika kemudian diiringi dengan kegiatan merusak diri sendiri. Menuduh, segala sesuatu memang merupakan kesalahan diri. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Buat saya, memaafkan itu mudah. Yang sulit, jika harus memaafkan kesalahan orang-orang terdekat, seperti orang tua, pasangan, anak, dan keluarga besar lain. Terkadang mereka tidak menyadari kesalahan dan membuat orang lain terluka. Bahkan, diri sendiri tidak mengetahui hati terluka dan membawa hal negatif.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Berpura-pura tidak ada yang pernah terjadi, jelas tidak mungkin. Mereka merupakan orang terdekat yang intensitas pertemuannya lebih besar dari orang lain. Akibatnya, hubungan sehari-hari menjadi tidak harmonis. Sedikit saja masalah, dapat menjadi pemicu emosi dan kemarahan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jadi, dengan konteks di atas memaafkan mempunyai dua fungsi: memperbaiki hubungan dan memberikan kedamaian pada diri.
Hmm.. Ternyata tidak mudah jalan menuju memaafkan karena tidak hanya menyangkut orang lain tetapi juga memaafkan diri sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h3 style="text-align: justify;">Proses Menuju Keikhlasan Memaafkan </h3><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jika ikhlas memaafkan itu pekerjaan mudah, tentu sudah banyak orang melakukannya dan interaksi menjadi lebih damai. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Hal ini juga bukan berarti memaafkan itu sulit. Hanya saja berdasarkan pengalaman memaafkan, ini harus berproses. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana prosesnya? Di bawah ini ada beberapa hal yang harus dilalui berdasarkan pengalaman pribadi, Temans, dan beberapa sumber. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">1. Kenali Emosi Negatif </h4><div style="text-align: justify;">Umumnya, ketika masih dikuasai sakit hati seseorang akan mudah sekali marah. Kemarahan tidak hanya ditujukan kepada orang yang menyakiti, tetapi kadang kepada siapa saja. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ibu rumah tangga seperti saya, misalnya. Beberapa kali menempatkan anak sebagai makhluk yang tidak berdaya dan menjadi pelampiasan amarah. Kasihan, bukan? </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Temans harus mengenali emosi negatif yang ada dan mengingat alasan itu terjadi. Setelah itu, secara sadar mengakui kesalahan dan memperbaiki. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">2. Berempati </h4><div style="text-align: justify;">Saat sudah mengetahui emosi negatif dan penyebabnya, berusahalah terlebih dahulu memahami kesalahan orang lain.
Berusahalah untuk berpikiran positif: orang lain tidak sengaja menyakiti atau dia tidak menyadari telah menyakiti hati Temans. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Berempatilah sedikit, dengan mencoba menempatkan diri pada posisi yang sama. Dari sini kemungkinan Temans sudah merasakan kedamaian, rasa tersakiti dilihat dari kacamata yang berbeda. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">3. Memaafkan Kesalahan Masa Lalu </h4><div style="text-align: justify;">Jika kesalahan orang lain pada Temans sudah lama sekali, berusahalah memaafkan kesalahan masa lalu. Jangan terjebak atau terobsesi dengan kata "seandainya". </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dalam ilmu parenting, perilaku anak adalah hasil didikan orang tuanya. Ketika Temans sudah dewasa dan menyadari ada yang salah dari pendidikan orang tua, segera maafkan hal tersebut.
Maafkan orang tua dulu yang kurang perhatian, suka memarahi, dan seterusnya. Ini penting agar Temans tidak melakukan hal yang sama kepada anak-anak tercinta. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">4. Terus Mengingatkan Diri Sendiri </h4><div style="text-align: justify;">Langkah keempat, teruslah mengingatkan diri sendiri bahwa Temans sudah memaafkan. Pikirkan setiap kali rasa sakit timbul. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jika memungkinkan, beristighfarlah sebelum tidur dan berulang kali mengatakan bahwa diri ini ikhlas dan sudah mau memaafkan kesalahan A. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">5. Menyadari Dampak Positif Memaafkan </h4><div style="text-align: justify;">Saat proses memberi maaf terjadi, sedikit demi sedikit Temans akan merasakan hal yang berbeda. Hidup lebih nyaman, sakit kepala hilang, gatal-gatal di seluruh tubuh tidak terasa lagi, dan sebagainya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dampak positif yang mulai terjadi akan membuat Temans terus mencoba ikhlas hingga benar-benar melupakan semua kesalahan orang lain. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">So, pengalaman memaafkan adalah proses yang cukup panjang. Namun, hasilnya akan cukup signifkan, lho! Saya sudah membuktikan, hidup akan lebih sehat secara jasmani dan rohani.</div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-17713113537157009382021-05-24T09:23:00.000-07:002021-05-24T09:31:56.203-07:00Jenis Pendidikan di Indonesia dan Hubungannya dengan Anak dalam Pandangan Ibu Rumah Tangga<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwylXOVmTS32Ml38fTIn6SGonhHTVoZ7qsIpCn5elgVZCVC9_ds5IjmX_3usxG29ZnU-t1_Dr94AREUqrb1oL2cIZuaici0wxpNlkDTib2rxVleDbf0vOjwTW5La3D2UuX1YzuSiuFbik/s934/Ilustrasi+Pendidikan.jpeg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" width="320" data-original-height="720" data-original-width="934" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwylXOVmTS32Ml38fTIn6SGonhHTVoZ7qsIpCn5elgVZCVC9_ds5IjmX_3usxG29ZnU-t1_Dr94AREUqrb1oL2cIZuaici0wxpNlkDTib2rxVleDbf0vOjwTW5La3D2UuX1YzuSiuFbik/s320/Ilustrasi+Pendidikan.jpeg"></a></div>
Ilustrasi Pendidikan/ Foto: Pixabay/ Manfredsteger <div><br></div><div>Bicara pendidikan di Indonesia memang bukan hal yang mudah. Sesuatu yang tidak diketahui ujung pangkalnya. Apalagi kebijakan pemerintah sering kali berubah sesuai pemimpin departemen terkait. Meski demikian, jenis pendidikan yang dinaungi pada dasarnya sama saja.</div><div><br></div><div><b>Jenis Pendidikan di Indonesia</b> </div><div><br></div><div>Sesuai <span style="letter-spacing: 0.2px;">pengelola dan struktur atau tingkatanya, ada tiga jenis pendidikan di Indonesia seperti diuraikan secara singkat berikut. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">1. Pendidikan formal, merupakan pendidikan yang terstruktur dari jenjang rendah hingga tinggi. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Di dalamnya juga ada aturan atau kurikulum yang telah diterapkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang kini menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Contoh pendidikan formal, yaitu satuan pendidikan SD hingga SMP. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">2. Pendidikan informal, sama terstruktur dan berjenjang. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Hanya saja muatannya tergantung pada masing-masing lembaga. Tidak ada aturan tertentu dari pemerintah pusat. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Contoh: TPA, PAUD, kursus, dan majelis taklim. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">3. Pendidikan nonformal, merupakan pendidikan yang tidak berjenjang dan terstruktur. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Umumnya pengajaran diperoleh dari keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Materinya meliputi: agama, budi pekerti, etika, sosialisasi, dan lain-lain. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><b>Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pendidikan </b></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Saya adalah ibu rumah tangga (IRT) yang sesekali menulis dan mempunyai 6 orang anak. Selain itu, sebagai tambahan penghasilan saya juga mempunyai sebuah bimbingan belajar kecil di rumah. Sesuatu yang saya geluti sekitar 15 tahun. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Dalam mengajar saya mengedepankan proses dan tidak melulu berbicara hasil. Ini juga diterapkan pada anak-anak di rumah.</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Bagi saya, PR dan ulangan tidak harus mendapat nilai 100 karena tidak semua anak mempunyai kemampuan sama. Apalagi di bidang matematika yang sering kali dianggap momok. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Ada beberapa yang menurut saya harus menjadi perhatian, baik bagi orang tua dan maupun pendidik secara umum. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">1. Kerjasama Orang Tua dan Pihak Sekolah</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Ini menjadi bagian paling penting dalam dunia pendidikan formal dan informal.
Orang tua tidak menyerahkan sepenuhnya segala sesuatu yang berhubungan dengan pengajaran kepada sekolah atau guru.</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Pendidikan yang baik, harus seimbang di rumah dan sekolah. Tidak ada penerapan yang berbeda di antara keduanya, terutama berkaitan dengan akhlak dan kesiplinan. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">2. Kejujuran </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Hal selanjutnya yang menjadi perhatian adalah kejujuran. Seperti prinsip yang sudah saya kemukakan sejak awal, dalam belajar tidak melihat hasil tetapi proses. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Orang tua tidak memaksakan anak untuk mendapat nilai terbaik, sehingga anak berlaku jujur saat ujian. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Begitu pula dengan guru di sekolah di masa sekolah daring. Jika harapannya sekadar materi tersampaikan semuanya, di rumah orang tua yang mengerjakan tugas sekolah.</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"> Pihak sekolah tidak mau tahu jika anak dan orang tua kesulitan dalam menangkan materi yang diberikan. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">3. Kegemaran Membaca Sejak Dini</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Mengajarkan anak cinta buku dan menyukainya lebih sulit daripada membaca.</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Akibatnya, mulai kelas 3 SD anak mengalami kesulitan menangkap pelajaran. Materi pelajaran makin banyak, minat baca dan pemahamannya tidak ada. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">4. Pemahaman Pelajaran </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Pelajaran baca tulis hitung saat ini berfokus pada menghafal tanpa memperhatikan konsep atau pemahaman. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Anak dapat berhitung 2 ditambah 4 tanpa tahu tahu bagaimana hal tersebut terjadi. Begitu pula semua pelajaran ilmu sosial dan sains lain. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Jika pertanyaan sedikit berubah, kebanyakan mereka bingung menjawabnya. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Misalnya, kebakaran hutan menimbulkan kabut asap yang menyesakkan pernapasan.</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Anak akan mudak menjawab, apa yang terjadi jika kebakaran hutan meluas? </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Mereka kesulitan menjawan, mengapa pernapasan menjadi sesak?
Itu dikarenakan tidak ada tulisan karena di dalam kalimat. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">5. Sikap dan Perilaku </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Terakhir, pendidikan seharusnya mengutamakan sikap dan perilaku. Bukan kepintaran akademis saja.
Di sini kecerdasan emosional anak harus diasah. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Hampir tidak ada gunanya, anak pintar tetapi tidak dapat bersosialisasi dan mandiri.</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Sedikit saja masalah di sekolah, maka pindah menjadi solusi.
Apalagi kini sikap hormat kepada guru juga mulai menghilang. Ditambah rasa empati yang mulai terhapuskan. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Hal tersebut dapat dilihat di video-video di dunia yang viral. </span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Itulah sedikit catatan saya tentang jenis pendidikan dan beberapa hal yang harus diperhatikan. Tentu saja ini hanya catatan belaka dan mungkin tidak ada artinya. Namun, paling tidak ada harapan yang mewakili para orang tua awam di dalamnya.</span></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-21317363823570903562021-05-22T07:57:00.005-07:002021-05-22T08:39:57.785-07:005 Alasan Membaca Buku yang Dapat Memotivasi
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV-8vpJHy0Pge5f1WMLKJUlg8GcqKQbYlESE0t2TvDdr-dCT4SkYyIK6LT7EM31Ww6avaKXRLYO1Rn4Z0EVJ2lGAl9OJogM3ON-sSYxHusvesPjOnrQhXLTEKS-HFittLSSGvtqYJ-rEs/s1600/1621697984157804-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV-8vpJHy0Pge5f1WMLKJUlg8GcqKQbYlESE0t2TvDdr-dCT4SkYyIK6LT7EM31Ww6avaKXRLYO1Rn4Z0EVJ2lGAl9OJogM3ON-sSYxHusvesPjOnrQhXLTEKS-HFittLSSGvtqYJ-rEs/s1600/1621697984157804-0.png" width="400">
</a>
</div><br></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Buku sering disebut sebagai jendela ilmu, karena dari sana
banyak ilmu yang baru diperoleh. Namun, di zaman digital tidak banyak generasi
muda mau melakukannya. Perlu ada alasan membaca buku yang tepat agar mereka
termotivasi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jika Temans mencari di internet atau istilahnya googling
dengan kata kunci motivasi membaca buku, ada banyak pakar yang telah
menuliskannya. Semua alasan yang didasarkan pada pandangan sesuai keilmuwan di
bidangnya masing-masing.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Adakah alasan yang dikemukakan sama dengan motivasi, Temans? <o:p></o:p></p>
<h3 style="text-align: justify;">5 Alasan Membaca Buku Menurut Saya</h3><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya sendiri sudah senang membaca buku sejak pertama kali
dapat membaca. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Abah, sebutan untuk bapak di keluarga lebih suka membelikan
anak-anaknya buku daripada mainan. Meski mahal, sampai usia kelas 2 SMP anak-anaknya
masih diberikan langganan majalah Bobo. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">He he.. Padahal menginjak usia remaja teman-teman sebaya
sudah membaca majalah Gadis dan Anita Cemerlang yang terkenal pada masanya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang jelas, sikap Abah di atas berhasil membuat saya sangat
menyukai membaca, dalam bentuk apapun. Apalagi di masa itu tidak ada gadget
yang dapat mengalihkan perhatian. Dari tiga bersaudara, saya satu-satunya yang
mempunyai hobi ini.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Makin bertambah usia, kebutuhan membaca membesar. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya sanggup membaca majalah Bobo tanpa mempedulikan
sekeliling hanya dalam waktu satu jam. Sementara kemampuan orang tua untuk membeli
berbagai buku sangat terbatas.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akhirnya, saya betah berlama-lama di perpustakaan anak-anak
untuk membaca. Dari perpustakaan buka hingga tutup. Kala itu modalnya hanya
Rp500,00 untuk membaca sepuasnya di Perputakaan Anak Museum Satria Mandala.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Namun, hal itu tidak memuaskan. Hanya dalam waktu dua bulan
dengan kunjungan seminggu sekali semua buku sudah dua kali dibaca. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sejak itu, hobi membaca beralih ke buku teman-teman. Jika
teman mempunyai koleksi buku, saya betah berlama-lama di rumahnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apa alasan membaca buku bagi saya? Setelah dipikir-pikir saya
sudah melalui banyak fase dalam membaca. Alasannya bisa bermacam-macam
tergantung kondisi. Lima di antaranya yang paling dominan dijelaskan berikut
ini.</p><h4 style="text-align: justify;"><span style="text-indent: -0.25in;">1. Ada Buku</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketersediaan buku merupakan alasan pertama. Awalnya tertarik
melihat, kemudian coba membaca. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah merasa ada kesenangan di dalamnya, akhirnya hal
tersebut menjadi hobi yang tidak mudah dihilangkan. Pada setiap kesempatan dan
waktu, jika memungkinkan saya akan selalu membaca buku.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hal yang sangat saya hindari ketika sudah berumah tangga dan
mempunyai enam orang anak. Saat ada buku di depan mata, tidak tidur sebelum
buku selesai dibaca.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketersediaan buku menjadi hal pertama juga yang saya
fasilitasi di rumah. Meski belum dapat membeli buku banyak dan berkualitas, harapannya
anak-anak dapat juga senang dengan buku.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">2. Kesenangan atau Hobi</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hobi menjadi alasan lain saya membaca buku. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Anehnya, tidak ada genre tertentu yang disukai.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada masa kecil, saya suka membaca Komik Nina dan buku-buku Enid
Blyton. Namun, ketika membaca koran semua bagian tidak luput menjadi perhatian.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan hobi ini saya banyak menghabiskan waktu istirahat dan
memanjakan diri alias <i>me time</i>.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">3. Tugas Sekolah atau Kuliah</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alasan lain membaca buku bagi saya adalah tugas sekolah dan
kuliah. Meski terkadang bahasa buku membosankan, terpaksa harus dibaca juga. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Untungnya, saya kuliah di jurusan yang diminati sehingga menyelesaikan
tugas dengan datang ke perpustakaan bukan menjadi beban.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">4. Tuntutan Pekerjaan</span></h4><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Membaca buku merupakan tuntutan pekerjaan? Ya, ini terjadi sejak
saya membuka usaha Bimbingan Belajar di rumah.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bukan hanya buku pelajaran, cerpen remaja juga ikut dibaca.
Ini dilakukan agar dapat lebih dekat dengan murid-murid dan memahami dunia
mereka yang sepertinya berbeda seratus delapan puluh derajat. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apalagi ketika saya memutuskan menjadi <i>content writer</i> dan <i>ghost
writer</i>, membaca merupakan kewajiban agar tulisan lebih berkembang dan
berkualitas.</p><h4 style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="text-indent: -0.25in;">5. Memberi Teladan kepada Anak</span></h4><div><span style="text-indent: -0.25in;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb2MzRL3qzBqaHlthoL3fBeqRzd2OXTWZTrE5Wdz5lz0vuzIqctOC2_Ht4OY5wy6C-BEQgtmarisZFJlDQqDBrEDK_e5jAgPc0ioI3gRhynab5Ppaz9Pyl1iC8CSNQRK6zpUqx1UX2MN0/s1600/1621696414210817-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb2MzRL3qzBqaHlthoL3fBeqRzd2OXTWZTrE5Wdz5lz0vuzIqctOC2_Ht4OY5wy6C-BEQgtmarisZFJlDQqDBrEDK_e5jAgPc0ioI3gRhynab5Ppaz9Pyl1iC8CSNQRK6zpUqx1UX2MN0/s1600/1621696414210817-0.png" width="400">
</a>
</div><br></span></div><div style="text-indent: -24px;">Kini Ada Buku Digital yang Dapat Dibaca Bersama Anak/ Foto: Koleksi Pribadi/</div><p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Terakhir, saya ingin memberikan teladan kepada anak-anak. Sejak
dini mereka saya perkenalkan buku. Bahkan, ketika mulai dapat membaca buku saya
damping setiap hari dalam membaca buku beberapa menit. Sebagai tambahan, saya
juga harus mencontohkan membaca di depan mereka.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hmm.. Itulah alasan membaca buku yang saya rasakan. Apakah
Temans mempunyai motivasi lain? Yuk, share di komentar.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-6774411879551116882021-04-23T09:54:00.001-07:002021-04-23T10:24:24.427-07:00Penyakit Kusta di Indonesia dan Disabilitas<p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYc80LgI1C3kN9ArHe3Zj-cUukMjpxkrzGfNd1O2ziYfk2pfBFc-zr16bGCVRVSDnp-1waE3gBLM8aNGWNl08BELQ63hlQ3OuZC_p6HmY6xZ-QyHwyRy1vZoKIqrFNbQwLUoXHbzxU1Bk/s1268/IMG-20210419-WA0008.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1268" data-original-width="1125" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYc80LgI1C3kN9ArHe3Zj-cUukMjpxkrzGfNd1O2ziYfk2pfBFc-zr16bGCVRVSDnp-1waE3gBLM8aNGWNl08BELQ63hlQ3OuZC_p6HmY6xZ-QyHwyRy1vZoKIqrFNbQwLUoXHbzxU1Bk/s320/IMG-20210419-WA0008.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><div style="text-align: left;">Mendengar dan melihat tentang penyakit kusta, membuat saya teringat masa-masa di sekolah dasar. Puluhan tahun lalu, saya memang pernah didiagnosis mengalami penyakit tersebut.</div><div style="text-align: left;"><br />Tidak banyak yang diingat tentang hal tersebut. Yang saya tahu, ada bercak di bagian sendi-sendi jari tangan yang seperti mati rasa.</div><div style="text-align: left;"><br />Beruntung, orang tua saya cukup memiliki pengetahuan tentang penyakit yang kemudian saya kenal dengan nama kusta atau lepra. </div><div style="text-align: left;"><br />Saat ke dokter, penyakit ini tidak dideteksi dengan periksa darah seperti yang dibayangkan banyak orang masa kini. Di ruangan laboratorium, bagian tangan yang terdeteksi kusta disayat tipis untuk mengetahui rasa sakit. </div><div style="text-align: left;"><br />Sepemahaman saya yang masih usia kelas 5 SD, jika masih terasa sakit saat disayat berarti penyakit belum parah.</div><div style="text-align: left;"> <br />Entahlah... Yang pasti saya menjalani pengobatan kurang lebih satu tahun (lupa tepatnya) hingga bercak dan penebalan di kulit buku jari hilang. Tidak ada seorang pun yang tahu pengalaman ini karena memang orang tua bergerak cepat untuk pengobatan. Sebelum dan sesudah penyakit tersebut hinggap, tidak terlihat ada perubahan pada diri.</div><div style="text-align: left;"><br />Setelah puluhan tahun, tiga minggu lalu akhirnya saya berkesempatan mengenal kusta lebih dekat melalui komunitas IIDN. Saya berkesempatan mengikuti Workshop daring via Zoom dengan tema Media yang Mengedukasi dan Memberantas Stigma Kusta dan Disabilitas. Acara tersebut, dilanjutkan dengan Talkshow yang bertema: Melihat Potret Kusta di Indonesia.</div><h3 style="text-align: left;">Kusta Masih Ada di Indonesia</h3><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBJPd-nn_GNnshFTAkikDnCRhfszJyeZIcRg-ioSLnI2EjLZEUGhbrU716tCwka0G6aPI5MHB-k8_WMrZB6AW1nA7wC_6JgJmVj3u_zSB1RgK6r6FKOKFSnqzrqmCla7MUzyvca5VW9lg/s2220/Screenshot_20210414-112716_Zoom.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="2220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBJPd-nn_GNnshFTAkikDnCRhfszJyeZIcRg-ioSLnI2EjLZEUGhbrU716tCwka0G6aPI5MHB-k8_WMrZB6AW1nA7wC_6JgJmVj3u_zSB1RgK6r6FKOKFSnqzrqmCla7MUzyvca5VW9lg/s320/Screenshot_20210414-112716_Zoom.jpg" width="320" /></a></div><div><br /></div>Temans mungkin jarang sekali melihat orang yang berpenyakit kusta di sekitar. Namun, berdasarkan data yang ada, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium leprae ini banyak menimpa masyarakat Indonesia.<div><br /></div><div>Bahkan, diketahui Indonesia merupakan rangking 3 pasien dengan penderita kusta terbanyak di dunia. Kasus baru selalu terjadi setiap tahun dan masih ada 7 provinsi di Indonesia yang mempunyai angka prevalensi tinggi atau lebih dari 1. </div><div><br /></div><div>Dr. Christina Widianingrum, MKes dalam diskusi daring via Zoom menyatakan, bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan masih banyaknya penderita kusta di Indonesia, yaitu:</div><div><br /></div><div><ul style="text-align: left;"><li>Pemahaman publik terhadap penyakit ini masih rendah</li><li>Keahlian teknis tenaga kesehatan tentang kusta menurun</li><li>Masih ada stigmasi dan diskrimansi terhadao penderita</li></ul><br /></div><h3 style="text-align: left;">Tentang Kusta</h3><div>Seperti sudah dijelaskan secara singkat di atas, penyakit kusta disebabkan oleh bakteri. Ini menular tetapi tidak terlalu mudah. Bakteri dapat berdiam diri dalam tubuh manusia selama sekitar 2 sampai 5 tahun tergantung pada kondisi tubuh yang dimasuki.</div><div><br /></div><div>Bakteri menyerang kulit dan bagian syaraf tepi. Itu sebabnya, penyakit yang tidak ditangani dengan dapat menyebabkan cacat fisik.</div><div><br /></div><div>Berdasarkan survey Kementerian Kesehata RI yang dikemukakan oleh dr Udeng Damar, Technical Advisor Program Pengendalian KUsta NLR Indonesia, dari 100 orang yang terpapar bakteri lepra, hanya 5 yang terjagkit. Kemudian lima orang yang dimasud, 3 orang tertular tetapi sembuh dengan sendiri dan 2 orang perlu pengobatan.</div><div><br /></div><div>Penyakit ini terdiri dari dua jenis, yaitu:</div><div><br /></div><div><ol style="text-align: left;"><li>Kusta kering atau PB (pausi basiler) yang ditandai dengan jumlah bercak 1 sampai 5 dan kerusakan kurang dari satu syaraf tepi dan Basil Tahan Asam (BTA) menunjukkan hasil negatif.</li><li>Kusta basah atau MB (multibasiler) yang ditandai bercak lebih dari lima dan kerusakan lebih dari satu syaraf tepi dan BTA menunjukkan hasil positif. Kusta jenis kedua ini biasanya diobati lebih dari 6 bulan.</li></ol>Gejala yang harus diwaspadai sebagai ciri penyakit kusta, antara lain:</div><div><ul style="text-align: left;"><li>Bercak pada kulit berwarna putih seperti panu atau merah</li><li>Bercak tidak gatal</li><li>Hilang rasa</li><li>Tidak berkeringat</li><li>Tidak berambut</li></ul>Penyakit ini bukan turunan, apalagi kutukan seperti yang sering disebutkan oleh masyarakat. Selain itu, penyakit juga dapat sembuh dengan pengobatan teratur sesuai petunjuk dokter.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">Peran Media</h3><div>Pada dasarnya kusta dapat sembuh dan tidak meninggalkan bekas sama sekali. Ini bukan sekadar teori, karena saya sudah membuktikannya.</div><div><br /></div><div>Namun, keterlambatan penanganan dan ketidaktahuan sering kali menyebabkan penderita mengalami disabilitas. Ini menjadi bagian dari masalah pada masyarakat, baik sosialiasasi tentang penyakit itu sendiri dan perlakuan kepada orang yang sudah sembuh tetapi mengalami disabilitas.</div><div><br /></div><div>Oleh karena itu, Berita KBR yang rutin mengadakan talkshow dan konsep terhadap disabilitas memilih tema Kusta dan mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam program yang dicanangkan NLR: Suara untuk Indonesia Bebas Kusta (SUKA).</div><div><br /></div><div>Dari sisi media, Aliansi Jurnalis Indonesia mengajak penulis (jurnalis) untuk menggunakan bahasa dan gambar yang lebih ramah untuk menggmbarkan penderita disabilitas. </div><div><br /></div><div>NLR juga mengajak setiap perusahaan untuk bekerja sama dan memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk ikut bekerja dan berkarya. </div><div><br /></div><div>Sumber: </div><div>Workshop daring via Zoom dengan tema: Media yang Mengedukasi dan Memberantas Stigma Kusta dan Disabilitas, 13 April 2021.</div><div><br /></div><div>Talkshow dari Media BKR dengan tema: Melihat Potret Kusta di Indonesia, 19 April 2021.</div><div>Temans juga dapat mengetahui beberapa isu sosial lain di channel Youtube BKR </div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><br /></div></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-45776029733613025022021-02-07T08:31:00.001-08:002021-02-07T08:31:03.042-08:00Yuk, Mengenal Literasi Keuangan agar Hidup Lebih Baik!<div><div>Yuk, Mengenal Literasi Keuangan!</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl-3ZvdWCCQvpIUnvJOvT7gNbd6S4dkP8fO1Frs4Oj3QQKGgfHVRxui7ee7BgqeB7FR7XpNKpM75u8_Ye5-Xb5sNETWtRnMZuV2bc5v7cGktnx2h_Mrr7IPb2itg6yjYdjSfOU2gzl54k/s1600/1612715456031748-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl-3ZvdWCCQvpIUnvJOvT7gNbd6S4dkP8fO1Frs4Oj3QQKGgfHVRxui7ee7BgqeB7FR7XpNKpM75u8_Ye5-Xb5sNETWtRnMZuV2bc5v7cGktnx2h_Mrr7IPb2itg6yjYdjSfOU2gzl54k/s1600/1612715456031748-0.png" width="400">
</a>
</div>Sumber : Pixabay dari Nattanan 23</div><div><br></div><div>Literasi selalu dikaitkan dengan kegiatan membaca dan menulis. Padahal sesungguhnya literasi merupakan kata yang dapat diartikan lebih umum.</div><div><br></div><div>Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), literasi terbagi menjadi 3 makna:</div><div><br></div><div>1.<span style="white-space:pre"> </span>Literasi yang berarti kemampuan membaca dan menulis. Pengertian ini yang pertama kali saya pahami.</div><div><br></div><div>2.<span style="white-space:pre"> </span>Literasi yang berarti keterampilan dalam bidang akat aktivitas tertentu.</div><div><br></div><div>3.<span style="white-space:pre"> </span>Literasi, artinya kemampuan individu dalam mengolah informasi untuk kecakapan hidup.</div><div><br></div><div>Kata di atas dapat digabungkan menjadi beberapa kata lain, sehingga maknanya menjadi lebih luas.</div><div><br></div><div>Kata tersebut, yaitu literasi baca tulis, literasi digital, literasi gizi, literasi internet, literasi keuangan, literasi media, literasi numerasi, literasi perpustakaan, literasi siber, dan literasi virtual.</div><div><br></div><div><b>Makna dan Manfaat Literasi Keuangan</b></div><div><br></div><div>Para ahli mempunyai definisi yang sedikit berbeda tentang literasi.</div><div><br></div><div>Namun, jika dirangkumkan kata tersebut bermakna kegiatan yang meningkatkan kemampuan belajar dengan berbagai sarana yang ada untuk mencapai tujuan.</div><div><br></div><div>Literasi keuangan adalah proses kegiatan yang mengajari seseorang untuk mengelola kegiatannya lebih baik.</div><div><br></div><div>Tujuan kegiatan di atas, tentu saja agar Temans tidak konsumtif dan lebih sejahtera.</div><div><br></div><div><b>Proses Literasi Keuangan Pribadi</b></div><div><br></div><div>Sebelum menikah, saya tidak pernah berpikir untuk mengelola keuangan. </div><div><br></div><div>Saya hanya tahu berhemat agar uang kiriman orang tua cukup sampai akhir bulan. Tidak perlu meminta tambahan, meski untuk membeli buku, fotocopy, dan sejenisnya.</div><div><br></div><div>Yang penting, saya tidak berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. </div><div><br></div><div>Di awal menikah, saya berpikir untuk menerapkan hal yang sama.</div><div><br></div><div>Namun, ternyata saya dan suami mempunyai pandangan yang berbeda tentang uang. </div><div><br></div><div>Di sini saya secara tidak sadar melakukan yang namanya literasi keuangan.</div><div><br></div><div>Agar tidak salah langkah, saya membagikan kepada Temans beberapa bagian yang saya pelajari.</div><div><br></div><div>1.<span style="white-space:pre"> </span>Pasangan Harus Menyamakan Visi dan Misi</div><div><br></div><div>Suami dan isteri berasal dari keluarga dengan latar belakang dan kebiasaan berbeda.</div><div><br></div><div>Di awal pernikahan, sebaiknya visi dan misi disamakan terlebih dahulu, termasuk dalam hal keuangan. Apalagi jika pasangan sama-sama bekerja.</div><div><br></div><div>Bukan hanya tentang pembagian keuangan, tetapi juga cara membeli alat-alat besar rumah tangga, membelikan mainan anak, dan seterusnya.</div><div><br></div><div>2.<span style="white-space:pre"> </span>Jangan Berhutang untuk Hal yang Tidak Perlu</div><div><br></div><div>Tidak punya uang? Jangan langsung berpikir untuk berhutang.</div><div><br></div><div>Sekali Temans melakukannya akan menjadi kebiasaan. Semua tergantung pada orang lain.</div><div><br></div><div>Meminjam uang penting dapat dilakukan, jika ada yang sakit, terkena musibah, dan pendidikan. Itu pun sudah dipikirkan sejak awal bagaimana cara pembayarannya.</div><div><br></div><div>Jangan menggunakan prinsip bagaimana nanti. Hutang adlah kepercayaan orang lain yang harus dijaga.</div><div><br></div><div>3.<span style="white-space:pre"> </span>Tidak Menggunakan Kartu Kredit</div><div><br></div><div>Suami bukan pegawai kantor. Awalnya, kartu kredit katanya digunakan sebagai performa perusahaan. Kadang bank menjadikan hal tersebut untuk mengetahui sehat atau tidaknya keuangan.</div><div><br></div><div>Sekali waktu, kami pernah terjebak menggunakannya. </div><div><br></div><div>MasyaAllah, kartu kredit adalah pinjaman bunga berbunga. Utang tidak pernah selesai meski sudah tidak dapat digunakan. Apalagi jika pembayaran hanya minimum.</div><div><br></div><div>4.<span style="white-space:pre"> </span>Tinggalkan Riba</div><div><br></div><div>Kartu kredit merupakan pengalaman pertama dan terakhir.</div><div><br></div><div>Namun, ada lagi yang ternyata tidak mudah. Kami membeli rumah dengan cara menyicil.</div><div><br></div><div>Bunga flat hanya diberikan satu tahun pertama. Setelah itu, setiap tahun meningkat. </div><div><br></div><div>Saat sudah KPR sudah berjalan setengah dari tahun yang diajukan, ternyata utang belum berubah. Nominalnya kurang lebih sama sejak awal.</div><div><br></div><div>Ternyata, yang dibayar selama ini baru bunganya saja.</div><div><br></div><div>Sungguh sangat menyesakkan. </div><div><br></div><div>Allah dan Rasulullah benar memerintahkan umat Islam untuk menghindari riba. ternyata, banyak mudharatnya.</div><div><br></div><div>5.<span style="white-space:pre"> </span>Merencanakan Pemasukan dan Pengeluaran</div><div><br></div><div>Selanjutnya, perencanaan pemasukan dan pengeluaran sangat penting.</div><div><br></div><div>Ini dilakukan agar seseorang lebih bijak dalam pengeluaran.</div><div><br></div><div>Jika tidak penting dan tidak ada dalam daftar belanja jangan menggunakan uang yang ada.</div><div><br></div><div>Ingat, yang dimaksud dalam perencanaan pengeluaran bukan proyek yang belum pasti jalan. Namun, proyek atau pekerjaan yang sudah berjalan dan belum dibayar.</div><div><br></div><div>6.<span style="white-space:pre"> </span>Budget untuk Sedekah, Tabungan, dan Investasi</div><div><br></div><div>Dalam perencanaan keuangan, budgetkan untuk sedekah, tabungan dan investasi.</div><div><br></div><div>Insyaallah Temans akan memahami kegunaannya masing-masing.</div><div><br></div><div>Khusus untuk sedekah, jika tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu tidak perlu digunakan untuk pos lain.</div><div><br></div><div>Tetaplah disimpan sebagai sedekah.</div><div><br></div><div>7.<span style="white-space:pre"> </span>Memahami Rejeki dari Allah</div><div><br></div><div>Terakhir, yakin bahwa rejeki datangnya dari Allah. Tidak semata-mata karena usaha.</div><div><br></div><div>Jadi, dalam kondisi sesibuk apa pun tidak boleh melupakan ibadah dan bersyukur. </div><div><br></div><div>Allah sudah mengatur bagian setiap manusia.</div><div><br></div><div>Itulah Temans, literasi keuangan menurut saya! Pengalaman pribadi dan keluarga hingga saat ini. Tulisan singkat, Semiga bermanfaat.</div><div>Semoga kita semua mendapat kemudahan, kelancaran, dan keberkahan rejeki. Aamiin.</div><div><br></div><div><b>Tulisan Ini Diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting</b></div><div><br></div></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-17931705083281583002021-02-04T07:45:00.001-08:002021-02-04T07:45:18.530-08:00Soto Banjar, Kuliner Tradisional Khas Kalimantan Selatan<div>Soto Banjar, Kuliner Tradisional Khas Kalimantan Selatan </div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMAHtqiDdiGja9GrXBl3D2yK3ZIVUxDMZOjBzlFX-MnOARDRtE8v2g-FXFxgAwskSc0WrgUzh5dsxqpNkey5uNgfnaWrxFHJqLYlxyyAKDQhguyTY5kgK8Md72WS5JiN7-EAypSNS9oOc/s1600/1612453503085973-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMAHtqiDdiGja9GrXBl3D2yK3ZIVUxDMZOjBzlFX-MnOARDRtE8v2g-FXFxgAwskSc0WrgUzh5dsxqpNkey5uNgfnaWrxFHJqLYlxyyAKDQhguyTY5kgK8Md72WS5JiN7-EAypSNS9oOc/s1600/1612453503085973-0.png" width="400">
</a>
</div>Sumber gambar: masakapahari ini.com</div><div><br></div><div>Saya bukan seorang yang senang berwisata kuliner.</div><div><br></div><div>Hampir semua masakan saya anggap enak di lidah.</div><div><br></div><div>Meski bertubuh kurus, makan apa saja selalu dinikmati dengan lahap.</div><div><br></div><div>Mungkin karena saya juga bukan orang yang suka memasak ya? Jadi tidak rewel terhadap makanan.</div><div><br></div><div>Yang penting tidak aneh.</div><div><br></div><div>Aneh? Ya, saya hanya suka kuliner tradisional.</div><div><br></div><div>Makanan Barat seperti pizza dan burger tidak cocok. Saya menyebutnya aneh di lidah.</div><div><br></div><div>Entah kenapa rasanya berbeda memakan daging yang dicampurkan di pizza, burger, roti isi daging, dan makanan lain yang sejenis.</div><div><br></div><div><b>Soto Banjar, Kuliner Tradisional Khas Kalimantan Selatan Andalan</b></div><div><br></div><div>Meski di atas dikatakan tidak suka memasak, bukan berarti saya tidak bisa memasak.</div><div><br></div><div>Beberapa masakan sederhana dan sehari-hari, insyaallah bisa. </div><div><br></div><div>Begitu pula makanan pelengkap yang biasa dihidangkan saat lebaran.</div><div><br></div><div>Membuat kue menjadi favorit. </div><div><br></div><div>Di luar semuanya, soto banjar menjadi andalan keluarga.</div><div><br></div><div>Saya hanya mau memasaknya saat acara tertentu, seperti arisan, kumpul keluarga, atau teman.</div><div><br></div><div>Anak-anak juga menyukai soto yang satu ini.</div><div>Mereka selalu dengan senang hati membantu jika saya memasaknya.</div><div><br></div><div>Buat saya, membuat soto perlu energi besar.</div><div>Bahan-bahannya tidak selalu ada di tukang sayur dekat rumah.</div><div><br></div><div>Selain itu, pekerjaannya terdiri dari beberapa bagian.</div><div><br></div><div>Selain membuat kuah soto itu sendiri, Temans juga harus menyiapkan telur rebus dan perkedel.</div><div><br></div><div>Menyuwir ayam untuk dihidangkan juga membutuhkan waktu cukup lama.</div><div><br></div><div>Resep Soto Banjar ala Ummi</div><div><br></div><div>Biasanya ketika anak-anak melihat saya bersiap membuat soto Banjar, mereka akan bertanya, “Mau ada acara apa, Ummi?”</div><div><br></div><div>He he.. Lebaran pun saya belum tentu membuatnya.</div><div><br></div><div>Ada mamak, sebutan saya untuk ibu, yang masih rajin membuat di hari raya.</div><div><br></div><div>Saya? Selalu merasa lebih mudah membuat opor ayam dan teman-temannya.</div><div><br></div><div>Meski jarang, soto banjar buatan saya tergolong enak, lho!</div><div><br></div><div>Mau tahu resepnya? Di bawah ini langkahnya.</div><div><br></div><div>1.<span style="white-space:pre"> </span>Menyiapkan Bahan</div><div><br></div><div>Bahan yang disiapkan terdiri dari ayam kampung (ayam negeri juga boleh), telur untuk direbus, soun, bumbu, bahan perkedel, daun bawang, dan daun seledri.</div><div><br></div><div>Bumbu soto yang dihaluskan terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, merica, dan garam.</div><div><br></div><div>Sebagai pembuat aroma, Temans juga menyiapkan biji pala, cengkeh, kayu manis, dan kapulaga.</div><div><br></div><div>2.<span style="white-space:pre"> </span>Membuat Perkedel</div><div><br></div><div>Agar lebih santai, saya biasa membuat perkedel sehari sebelumnya dan diletakkan dalam kulkas.</div><div><br></div><div>Keesokan hari barulah digoreng.</div><div>Untuk perkedel, sama dengan cara Temans membuatnya.</div><div><br></div><div>Kentang dipotong kecil, digoreng, dan dihaluskan.</div><div><br></div><div>Ketika sudah halus, campurkan dengan bumbu.</div><div><br></div><div>Bumbunya cukup bawang putih, lada, dan garam saja.</div><div><br></div><div>Perkedel untuk soto banjar tidak memerlukan daging cincang dalam campurannya.</div><div><br></div><div>Bentuk adonan yang sudah halus dan dicampurkan bumbu sesuai kebutuhan.</div><div><br></div><div>3.<span style="white-space:pre"> </span>Menyiapkan Telur Rebus</div><div><br></div><div>Jumlah telur yang direbus untuk disajikan tergantung dari selera.</div><div><br></div><div>4.<span style="white-space:pre"> </span>Memasak Soto</div><div><br></div><div>Siapkan air yang akan digunakan sebagai kuah soto.</div><div><br></div><div>Masak bersama ayam. Ketika sudah mendidih angkat ayam.</div><div><br></div><div>Masukkan bumbu halus dan bumbu lain untuk menambah aroma rempah.</div><div><br></div><div>5.<span style="white-space:pre"> </span>Menyiapkan Ayam Suwir</div><div><br></div><div>Ayam yang sudah diangkat ketika direbus dapat disuwir-suwir jika sudah dingin.</div><div><br></div><div>6.<span style="white-space:pre"> </span>Memanaskan Soun</div><div><br></div><div>Bagian selanjutnya dari soto banjar adalah memanaskan soun agar lunak ketika dimakan.</div><div><br></div><div>Pemanasan dapat dilakukan dengan menyiram air panas saja atau direbus.</div><div><br></div><div>7.<span style="white-space:pre"> </span>Menyiapkan Sambal</div><div><br></div><div>Tentu saja agar terasa nikmatnya, soto harus ditemani sambal.</div><div><br></div><div>Sambal ini hanya terdiri dari campuran rawit merah dan cabe keriting yang dihaluskan ditambah garam secukupnya.</div><div><br></div><div>Sebelum dihaluskan, cabe direbus terlebih dahulu hingga lunak.</div><div><br></div><div>8.<span style="white-space:pre"> </span>Menyiapkan Nasi, Lontong, atau Ketupat</div><div><br></div><div>Soto Banjar dapat dimakan terpisah atau bersama makanan pokok.</div><div><br></div><div>Umumnya yang digunakan adalah ketupat.</div><div>Namun, kini banyak orang menghidangkan kuliner khas Banjar ini dengan nasi atau lontong.</div><div><br></div><div>9.<span style="white-space:pre"> </span>Bawang Goreng dan Daun Bawang Seledri</div><div><br></div><div>Agar kenikmatannya bertambah, jangan lupa menyiapkan bawang goreng dan irisan tipis daun bawang dan daun seledri.</div><div><br></div><div>10.<span style="white-space:pre"> </span>Menghidangkan Soto Banjar</div><div><br></div><div>Soto banjar dihidangkan selagi hangat.</div><div>Temans harus menyiapkan nasi atau ketupat terlebih dahulu.</div><div><br></div><div>Setelah itu, masukkan sedikit soun dan tuangkan kuah di atasnya.</div><div><br></div><div>Di bagian permukaan Temans dapat meletakkan suwiran ayam, potongan telur rebus, dan perkedel.</div><div><br></div><div>Bawang goreng, daun seledri, dan daun bawang ditaburkan terakhir kali.</div><div><br></div><div>Beberapa buah emping juga dapat ditambahkan di permukaan.</div><div><br></div><div>Hmm.. Menulis ini jadi lapar, ya?</div><div><br></div><div>Itulah kuliner tradisional khas Kalimantan Selatan andalan saya dan keluarga. Apa makanan favorit Temans?</div><div><br></div><div><br></div><div><b>Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writing challenge Sahabat Hosting.</b></div><div><br></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-33588857766165883202021-02-02T07:52:00.002-08:002021-02-02T08:17:34.923-08:00Setiap Anak Unik, Tugas Orang Tua Memahaminya<div style="text-align: center;"><b>Setiap Anak Unik, Tugas Orang Tua Berusaha Memahaminya</b></div><div><b><br /></b></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVUJ7Lz5UsBQ4sq9qeNUw7cU6BsJdHaxLnwNYCAY73KRG-sODY3y2MSIfeWhyphenhyphen0UlgEkJp2lA15tms-pu6xg91ch9TdGen-1yjneDxTgS6RWyZXqFTaTklO9-paEDqFC4jLo9LnlpBuepE/s1600/1612281133312919-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVUJ7Lz5UsBQ4sq9qeNUw7cU6BsJdHaxLnwNYCAY73KRG-sODY3y2MSIfeWhyphenhyphen0UlgEkJp2lA15tms-pu6xg91ch9TdGen-1yjneDxTgS6RWyZXqFTaTklO9-paEDqFC4jLo9LnlpBuepE/s1600/1612281133312919-0.png" width="400" />
</a>
</div></b>Sumber Foto : Kahhl di Pixabay.com</div><div><br /></div><div>Setiap anak unik, karena memang Allah menciptakan manusia berbeda-beda. </div><div><br /></div><div>MasyaAllah, kembar sekali pun jika diteliti secara seksama padati mempunyai karakter dan bentuk berbeda.</div><div><br /></div><div>Namun, terkadang orang tua ingin anaknya sama dengan orang lain.</div><div><br /></div><div>Sebagian besar disebabkan rasa khawatir.</div><div><br /></div><div>Temans, pasti pernah mendengar kata-kata di bawah ini.</div><div><br /></div><div>“Anak kamu kok belum bisa berjalan? Padahal usianya sudah satu tahun.”</div><div><br /></div><div>“Mengapa anak saya tidak dapat sepintar dan setenang si A?”</div><div><br /></div><div>“Maaf ya, anak bungsu saya memang berbeda dari kakak-kakaknya.”</div><div><br /></div><div>Masih banyak lagi kata yang kurang lebih artinya sama jika dituliskan: orang tua tidak mau menerima perbedaan anaknya.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Prinsip Dasar Parenting Versi Saya</b></h3><div><br /></div><div>Saya menikah lebih dari 25 tahun yang lalu.</div><div><br /></div><div>Masa itu, belum ada ilmu parenting seperti sekarang ini.</div><div><br /></div><div>Jadi, seperti saya sering bercerita kepada te0an-teman di dunia nyata: “Mungkin anak pertama mencerminkan diri saya.”</div><div><br /></div><div>Keras kepala, banyak menuntut, dan seterusnya. </div><div><br /></div><div>Yang pasti mereka adalah guru saya.</div><div><br /></div><div>Dari sana, saya belajar banyak hal tentang menjadi orang tua yang baik.</div><div><br /></div><div>Bagaimana tidak? Saya mempunyai 6 anak dengan karakter yang hampir bertolak belakang.</div><div><br /></div><div>Ini prinsip dasar parenting berdasarkan pengalaman pribadi.</div><div><br /></div><div>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Orang Tua Harus Mengenali Diri Sendiri</div><div><br /></div><div>Seharusnya jauh sebelum menjadi orang tua, kenali diri sendiri dulu.</div><div><br /></div><div>Siapa saya, apa yang suka dan tidak suka, dan bagaimana cara mengendalikan diri menjadi prioritas.</div><div><br /></div><div>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Orang Tua Menyepakati Tujuan dan Pola Asuh</div><div><br /></div><div>Masalah sering terjadi ketika kedua orang tua mempunyai cara yang berbeda dalam mengasuh.</div><div><br /></div><div>Anak yang melihat ini dapat memanfaatkan.</div><div><br /></div><div>Selain itu, setiap aturan tidak akan diterapkan dengan baik. </div><div><br /></div><div>Ibu memberi aturan, ayah melanggar atau sebaliknya.</div><div><br /></div><div>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Memahami Bahwa Setiap Anak Unik</div><div><br /></div><div>Seperti sudah disebutkan di atas, setiap anak adalah unik.</div><div><br /></div><div>Anda tidak dapat menyamakan kakak dengan adik. Apalagi dengan orang lain.</div><div><br /></div><div>Jika anak tidak pandai dengan sesuatu, introspeksi diri sendiri. Ada hal lain yang menjadi kelebihannya.</div><div><br /></div><div>Selain itu, pola asuh yang berbeda tanpa disadari juga menyebabkan perbedaan.</div><div><br /></div><div>Misalnya, seperti yang saya tuliskan tentang anak sulung di atas.</div><div><br /></div><div>Soal kepandaian? DNA alias genetika orang tua juga berpengaruh, lho!</div><div><br /></div><div>Saya saja tidak suka dengan Fisika ketika sekolah. Apakah harus memaksa anak untuk menyuka5? Itu tentu tidak adil.</div><div><br /></div><div>4.<span style="white-space: pre;"> </span>Parenting dengan Berkata Baik</div><div><br /></div><div>Orang tua adalah teladan anak. Perkataan dalam Islam merupakan doa. Apalagi diucapkan oleh seorang ibu.</div><div><br /></div><div>Jadi, saya harus menyadari benar berkata harus baik. Meski dalam kondisi marah.</div><div><br /></div><div>Banyak kisah yang menceritakan hal tersebut. Yang paling terkenal di Indonesia, Malin Kundang yang Durhaka.</div><div><br /></div><div>5.<span style="white-space: pre;"> </span>Menyesuaikan Harapan dan Aksi</div><div><br /></div><div>Teladan lebih mudah diserap daripada hanya perintah.</div><div><br /></div><div>Aksi juga harus disesuaikan dengan harapan.</div><div><br /></div><div>Temans dapat membayangkan ilustrasi di bawah ini.</div><div><br /></div><div>Hampir setiap orang tua muslim menginginkan anaknya menjadi shalih atau shalihah.</div><div><br /></div><div>Hal tersebut tidak dapat terwujud begitu saja. Harus seimbang antara harapan dan usaha.</div><div><br /></div><div>Misalnya, agar anak shalih diperkenalkan dengan Allah sejak kecil. Yang paling sederhana, mengajarkan anak mengaji. </div><div><br /></div><div>6.<span style="white-space: pre;"> </span>Doa</div><div><br /></div><div>Doa bagi saya adalah harapan. Itu karena saya yakin, apa pun yang dipanjatkan akan dikabulkan. Meski tidak langsung atau dalam bentuk lain.</div><div><br /></div><div>Doa di setiap kesempatan untuk segala kebaikan untuk Ananda di mana saja berbeda.</div><div><br /></div><div>Doa pula untuk teman-teman Ananda. </div><div><br /></div><div>Mereka adalah lingkungan terdekat selain orang tua. Jika mereka baik, insyaAllah anak juga ikut. </div><div><br /></div><div>7.<span style="white-space: pre;"> </span>Menitipkannya Kepada Orang Lain</div><div><br /></div><div>Saya tahu, bahwa kemampuan diri terbatas.</div><div><br /></div><div>Tidak mungkin Ananda selalu dalam pengawasan.</div><div><br /></div><div>Hal tersebut juga akan mengganggu perkembangan dirinya.</div><div><br /></div><div>Untuk itu, saya selalu menitipkan pada teman-teman baik. Beritahukan saya jika ada yang salah dengan mereka. InsyaAllah saya akan menerimanya.</div><div><br /></div><div>Itulah tujuh parenting versi saya yang sudah diterapkan untuk 6 anak unik di rumah. </div><div><br /></div><div>Saya berdoa, “Semoga Ananda semua (termasuk Ananda Temans) menjadi anak shalih/shalihah, cerdas, dan sehat. Quroota ‘ayyun bagi kedua orang tua dan tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu dalam kondisi apa pun.” Aamiin.. Aamiin ya Rabb..</div><div><br /></div><div><b><br /></b></div><div><b><br /></b></div><div><b>Tulisan diikutsertakan dalam 30 days Writing Challenge Sahabat Hosting</b></div><div><br /></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-79563947850409773532021-01-31T06:55:00.001-08:002021-01-31T07:37:13.571-08:00Personal Branding, Bagaimana Orang Lain Mengenal Anda?<div>Personal Branding, Bagaimana Orang Lain Mengenal Anda?</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-k7mJwv7wxcY7NSZuwGkIXutdZESm_drQLlcoyuGKX49yEl9GLtm67PSJ1xfd8R-mEqGZx6sBJJ0E50y_dB0mm3VqgaFTte3RwYE0OhxDUPtZK9w4b11VD6JTPCoNT51O76oil2ZqevQ/s1600/1612104936510767-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-k7mJwv7wxcY7NSZuwGkIXutdZESm_drQLlcoyuGKX49yEl9GLtm67PSJ1xfd8R-mEqGZx6sBJJ0E50y_dB0mm3VqgaFTte3RwYE0OhxDUPtZK9w4b11VD6JTPCoNT51O76oil2ZqevQ/s1600/1612104936510767-0.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Tema yang sulit bagi saya untuk memulai tulisan tentang personal branding. </div><div><br></div><div>Sebelumnya, saya tidak pernah memikirkan apa penilaian orang lain.</div><div><br></div><div>Nah, untuk tulisan ini akhirnya saya browsing tentang pengertian personal branding, arti penting, dan bagaimana cara mewujudkannya di media sosial.</div><div><br></div><div><b>Personal Branding dan Hikmahnya</b></div><div><br></div><div>Setelah membaca banyak referensi tentang tema hari ini dari berbagai referensi internet, saya juga coba mencari bukunya di aplikasi Ipusnas yang memang ada di hape saya.</div><div><br></div><div>Lalu, iseng-iseng saya coba bertanya kepada Temans di facebook, media sosial yang paling sering saya gunakan.</div><div><br></div><div>Hasilnya? Ini kesimpulan saya.</div><div><br></div><div>1.<span style="white-space:pre"> </span>Allah Maha Baik </div><div><br></div><div>Saya bertanya pada Temans di facebook, "<span style="letter-spacing: 0.2px;">Apa yang Temans ingat dari saya? Tuliskan dengan satu atau dua kata.”</span></div><div><br></div><div>Dari sekitar 2.000 pertemanan, beberapa menjawab. </div><div><br></div><div>Hasilnya, mereka menuliskan semua yang baik.</div><div><br></div><div>Saya pintar, baik, lembut, cantik, penulis, ibu, dengan 6 anak, dan lain-lain.</div><div><br></div><div>MasyaAllah, meski di luar dugaan, saya bersyukur. Temans hanya menuliskan hal yang baik. Mungkin memang hanya itu yang mereka ketahui atau mereka memang nggak berani nulis yang buruk ya? He he..</div><div><br></div><div>Allah Maha Baik. Dia tutupi semua keburukan yang dimiliki diri. Orang lain hanya melihat yang baik saja.</div><div><br></div><div>Padahal, apalah diri ini. Terkadang kewajiban dikerjakan masih dengan terpaksa. Apalagi semua yang sunnah, masih jauh dari sempurna.</div><div><br></div><div>2.<span style="white-space:pre"> </span>Personal Branding Belum Berhasil</div><div><br></div><div>Meski saya termasuk orang yang tidak terlalu peduli dengan orang lain, tentu tetap ada yang dicita-citakan.</div><div><br></div><div>Saya ingin dikenal sebagai seorang penulis. Bukan dikenal sebagai orang di masa lalu atau ibu dengan anak 6 saja. Hmm...</div><div><br></div><div>Dari sini juga saya belajar, dari pertemanan di Fb sebagian besar belum terkelola dengan baik. Komentar yang masuk sebagian besar adalah teman lama, tetangga, dan orang-orang yang kenal di dunia nyata.</div><div><br></div><div>Introspeksi, ini sesuai dengan tujuan pertama kali mempunyai akun facebook. </div><div><br></div><div>Sepuluh tahun lalu, saya memang membuatnya untuk menjalin silaturahmi dengan teman-teman lama.</div><div><br></div><div>Saya belum berani dan tidak percaya diri memperkenalkan diri sebagai penulis. Saya merasa belum punya karya fenomenal hingga bisa disebut sebagai penulis.</div><div><br></div><div>Sesekali hanya promo saat buku antologi terbit.</div><div><br></div><div>Setelah itu, status fb mungkin dibuat satu minggu, satu bulan, bahkan sampai satu tahun baru ada kembali.</div><div><br></div><div>Baru setahun belakangan ini saya memperkenalkan beberapa tulisan blog di Facebook dan Instagram. Itu pun belum konsisten.</div><div><br></div><div><b>Apa yang Dimaksud dengan Personal Branding?</b></div><div><br></div><div>Dikutip dari salah seorang pengusaha terkaya dunia, Jeff Bezos, “Personal branding adalah sesuatu yang ingin orang lain katakan atau kenal, ketika kamu tidak ada di dalamnya.”</div><div>Berdasarkan hal tersebut, setiap orang tentunya mempunyai branding yang berbeda. </div><div><br></div><div>Secara sederhana, seseorang dikatakan pendiam, cerewet, pintar, dan seterusnya. Itu branding diri.</div><div><br></div><div>Nah, di era digital branding biasanya dikaitkan dengan profesi yang dijalani.</div><div>Misalnya, seseorang dikenal sebagai ibu rumah tangga, penjual online, penulis, dokter, dan sebagainya.</div><div><br></div><div>Dari mana orang mengetahui profesi tersebut? Dari status dan unggahan di sosial media yang dimiliki.</div><div><br></div><div>Hmm.. Saya jadi terbayang kalau personal branding ternyata penting sekali.</div><div><br></div><div><b>Ini Cara yang Dapat Dilakukan untuk Personal Branding di Media Sosial</b></div><div><br></div><div>Harus diakui, media sosial di Indonesia menjadi platform favorit. </div><div><br></div><div>Dari berbagai referensi yang sempat dibaca, di media sosial Temans dapat memperkenalkan diri secara cepat.</div><div><br></div><div>Meski harus disadari juga branding ini tidak dapat dilakukan secara cepat. Beberapa orang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun.</div><div><br></div><div>Untuk mempercepat prosesnya, di bawah ini beberapa langkah yang dapat diterapkan.</div><div><br></div><div>1.<span style="white-space:pre"> </span>Kenali Diri Sendiri</div><div><br></div><div>Tidak mungkin orang lain mengenal Temans, jika tidak dimulai dari diri sendiri.</div><div><br></div><div>Perhatikan, Temans ingin dikenal sebagai apa dan siapa?</div><div><br></div><div>Ini mungkin disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan profesi saat ini.</div><div><br></div><div>2.<span style="white-space:pre"> </span>Action</div><div><br></div><div>Setelah Temans mengenal diri sendiri, selanjutnya adalah action.</div><div><br></div><div>Seorang teman mengatakan, bahwa Temans harus mulai membersihkan media sosial dari hal yang tidak perlu.</div><div><br></div><div>Jika ingin dikenal sebagai ibu rumah tangga, Temans bisa menghiasi media sosial dengan kegiatan keluarga. Jika ada tulisan sebaiknya, memotivasi dan berhubungan dengan kegiatan tersebut.</div><div><br></div><div>Jika Temans seorang penulis, maka media sosial sebagian besar diisi dengan kegiatan tersebut. Hindari platform ini dengan curhatan yang tidak mempunyai tujuan.</div><div><br></div><div>3.<span style="white-space:pre"> </span>Konsisten</div><div><br></div><div>Ketiga, ini yang cukup sulit. Konsisten dalam memperkenalkan diri. </div><div><br></div><div>Paling tidak, jika branding satu sudah mulai dikenal barulah mencoba hal yang baru.</div><div><br></div><div>Jangan hanya melakukan branding sewaktu-waktu saja, seperti saya ya!</div><div><br></div><div>So, apa personal branding Temans? Yuk, berkembang bersama! Jangan lupa bahagia!</div><div><br></div><div>Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writing challenge Sahabat Hosting</div><div><br></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-25646167002867497292021-01-28T06:46:00.003-08:002021-01-28T23:49:45.084-08:00Ini 7 Hal yang Dapat Dilakukan Saat Emosi Tidak Terkendali<h2 style="text-align: center;">Coba 7 Hal Ini Saat Emosi Tidak Terkendali</h2><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB1dys6BMMwM66ZFIkAWuZ_CVuTL9RAlGEEbDm7XxmarAj11mhHv7Rvw2Scxmwy7N7vkTzVqb1hwfrxLU7Xmphcw4DWxxd74AGN_aUinJgqrk_X-npNGboplQGks6KHpyfel8r4ChdelQ/s1600/1611845179202227-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB1dys6BMMwM66ZFIkAWuZ_CVuTL9RAlGEEbDm7XxmarAj11mhHv7Rvw2Scxmwy7N7vkTzVqb1hwfrxLU7Xmphcw4DWxxd74AGN_aUinJgqrk_X-npNGboplQGks6KHpyfel8r4ChdelQ/s1600/1611845179202227-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Pagi hari merupakan waktu sibuk keluarga. Ibu, ayah, dan anak seakan berlomba dengan waktu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesekali suasana tidak terkendali. Sulung yang biasanya mandiri mengerjakan semuanya, tiba-tiba mogok.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waktunya sangat tidak tepat, Adik juga sedang rewel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wah, rasanya mau berteriak! </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masa pandemi, semua berada di rumah.</div><div style="text-align: justify;">Ayah yang biasanya bekerja ada di rumah. Anak tidak ketinggalan dengan belajar daring.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berharap Ayah membantu? Ternyata dia hanya pindah kantor ke rumah. Tidak bisa diharapkan terlalu banyak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pekerjaan ibu bertambah. Mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus menjadi guru, mendampingi anak belajar di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibu mana yang tidak merasa lelah hayati? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah jenuh di rumah saja, pekerjaan juga bertambah. Apalagi jika ekonomi turut menjadi masalah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Stres dan mau marah terus menerus, sebenarnya hal yang wajar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanya saja, harus ada cara mengelolanya yang baik. Jangan sampai, anak menjadi sasaran kemarahan. Seperti berita yang sempat viral itu, lho? He he..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><b>Ibu Pusat Emosi Keluarga</b></h3><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelum membahas tentang cara mengelola emosi yang kerap menimpa saya dan mungkin juga Temans, sebaiknya ketahui lebih dahulu beberapa pendapat ahli.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Ratri Kartikanityas, M.Psi, emosi ibu akan diikuti anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, kalau ibu meluapkan emosi dengan marah, anak akan menjadi pemarah. Sebaliknya, jika ibu sedih maka anak akan menjadi pemurung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ustaz Bendri dalam ceramahnya yang pernah saya dengar menyatakan, bahwa ibu adalah pusat emosi keluarga. Jika ibu merasa bahagia, seluruh keluarga akan merasakan hal yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terakhir, ketika saya diminta menuliskan artikel tentang webinar yang diselenggarakan oleh Shimajiro dari PT Balinesse, hal ini dibahas juga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang tumbuh kembangnya optimal, “ujar Dr. Cyntia salam sesi tanya jawab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><b>Kenali Diri Saat Emosi Tidak Terkendali</b></h3><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Emosi negatif merupakan hal yang dimiliki oleh setiap manusia. Mengapa? Karena setiap manusia mempunyai ujian masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ujian yang diberikan untuk menambah keimanan, tentunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al Qur’an surat Al Ankabut ayat 2 Allah berfirman, “Apakah manusia mengira mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘kami telah beriman dan mereka tidak diuji?”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sini, saya tidak akan menjelaskan ayat diatas. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang pasti, ayat tersebut bagian yang paling sering saya ingat untuk menghibur diri di kala menghadapi segala masalah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ditambah dengan surat Al Insyirah dan ayat yang berbunyi sesungguhnya manusia diuji sesuai kemampuan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Paling tidak, saya akan merasa bahwa bukan hanya diri yang kesulitan di dunia. Bahkan, orang lain mungkin lebih buruk kondisinya dan tetap bertahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kembali ke topik awal, sebelum menerapkan cara mengatasi emosi yang tidak terkendali, kenalilah diri dulu!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Temans bisa melihat kembali catatan saya tentang kesehatan mental. Di sana tertulis ciri-ciri seseorang stres. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat diri menyadari ada yang tidak beres, maka akan lebih mudah mencari solusi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak mungkin bukan mengatasi masalah saat diri saja tidak mengakuinya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: left;">Cara Mengatasi Emosi Tidak Terkendali</h3><div><br /></div><div>Mengakui bahwa diri melakukan kesalahan atau bermasalah bukan sebuah aib. Apalagi jika ditujukan untuk kebahagiaan keluarga.</div><div><br /></div><div>Tidak perlu membuat pengumuman atau pemberitahuan ke orang lain, kalau Temans malu. </div><div><br /></div><div>Selama masih bisa diatasi sendiri, sudah cukup dengan mengakuinya. Kecuali, Temans benar-benar tidak dapat mengendalikan. Itu berarti bantuan suami dan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan.</div><div><br /></div><div>Agar lebih singkat, ini 5 cara yang dapat dilakukan saat emosi tidak terkendali ala saya, ibu rumah tangga dengan 6 anak.</div><div><br /></div><div><b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Tarik Napas Dalam</b></div><div><br /></div><div>Menarik napas dalam merupakan cara pertama yang dapat dilakukan. </div><div><br /></div><div>Saya biasa melakukan sampai hitungan ketiga.</div><div><br /></div><div><b>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Mengubah Posisi</b></div><div><br /></div><div>Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadis, kira-kira bunyinya menyarankan untuk duduk jika Temans marah. Kemudian berbaringlah saat emosi masih berada di hati.</div><div><br /></div><div><b>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Menghilang</b></div><div><br /></div><div>Emosi akan makin tinggi saat orang yang dimarahi ada di hadapan. Apalagi jika dia (siapa pun itu), menjawab setiap perkataan yang Temans katakan.</div><div><br /></div><div>Saya biasanya akan menghilang sejenak. </div><div>Lima menit saja menepi akan membuat pikiran lebih jernih. Kemarahan bisa saja menguap. </div><div><br /></div><div><b>4.<span style="white-space: pre;"> </span>Jelaskan Emosi yang Sedang Dimiliki</b></div><div><br /></div><div>Jelaskan emosi yang sedang dirasakan. Anak akan mencoba memahami, meski masih kecil. </div><div><br /></div><div>Paling tidak, Temans telah mengeluarkannya dengan cara lebih baik baik.</div><div><br /></div><div>Katakan saja, "Bunda merasa X jika kamu melakukan Y dalam situasi Z.”</div><div><br /></div><div>Para ahli menyebutnya metode X, Y, dan Z.</div><div><br /></div><div><b>5.<span style="white-space: pre;"> </span>Berpikir Positif</b></div><div><br /></div><div>Emosi tidak terkendali biasanya hadir karena pikiran negatif. </div><div><br /></div><div>Temans merasa anak nakal ketika pagi-pagi tidak langsung mandi.</div><div><br /></div><div>Cobalah berpikir dari sudut pandang berbeda. Tanyakan alasan Ananda melakukannya. Dengan demikian solusinya lebih mudah dicari.</div><div><b><br /></b></div><div><b>6.<span style="white-space: pre;"> </span>Bersyukur</b></div><div><br /></div><div>Saya menuliskan ini tidak bermaksud mengatakan bahwa Temans yang mengalaminya tidak pernah bersyukur.</div><div><br /></div><div>Namun, terkadang diri mempunyai target yang terlalu besar. Lupa dengan yang kecil.</div><div><br /></div><div>Lupa bahwa setiap hari Ananda sudah bisa sarapan sendiri. Satu hari ini dia tidak melakukannya, jangan dipaksakan.</div><div><br /></div><div>Jangan pula memaksa diri sendiri harus berhasil membuat anak pintar saat belajar daring.</div><div><br /></div><div>Jalani saja semua dengan menyenangkan. </div><div><br /></div><div>Guru di sekolah saja tidak berhasil membuat semua murid pintar matematika, bukan?</div><div><br /></div><div><b>7.<span style="white-space: pre;"> </span>Me Time</b></div><div><br /></div><div>Menjadi seorang ibu bukan berarti meninggalkan semua kesenangan. </div><div><br /></div><div>Temans sesekali boleh jalan-jalan, bersantai, atau sekadar satu jam menonton televisi.</div><div>Bahkan, jika sibuk Temans bisa mandi dengan tenang dan meminta tolong suami sesekali menjaga anak-anak. </div><div><br /></div><div>Itu bukanlah perbuatan negatif. Orang menyebutnya sebagai me time.</div><div><br /></div><div>Buat saya membaca buku dan bertemu teman selingkaran dan sehati merupakan waktu refreshing. Saat kembali ke rumah suasana hati akan lebih baik.</div><div><br /></div><div>Di masa pandemi, membaca dan berkebun menjadi obat hati lain.</div><div><br /></div><div>Itu 7 hal yang dapat dilakukan saat emosi tidak terkendali ala saya. Bagaimana cara Temans? </div><div><br /></div><div>Apa pun yang dipilih yang penting, jangan lupa bahagia ya!</div><div><b><br /></b></div><div><b>Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writing challenge Sahabat Hosting.</b></div><div><br /></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-13232720817409779002021-01-26T07:04:00.003-08:002021-01-26T08:26:21.206-08:00Yuk, Ajarkan Anak Cerdas Menggunakan Media Sosial dan Internet<div><br /></div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL9fPol-TFJJBkLH8B6jgRAF-eCN4E3DOB_QO0odl0v-2i9jbuSvG0WdOWu1K1h4N2YNBysD7yzorklrQU2qmpFFT_9t0BwSjUelkpidyAbFt9VaYaSTxgHA5rutMU0myJOB09bZbCYpI/s1600/1611673456176126-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL9fPol-TFJJBkLH8B6jgRAF-eCN4E3DOB_QO0odl0v-2i9jbuSvG0WdOWu1K1h4N2YNBysD7yzorklrQU2qmpFFT_9t0BwSjUelkpidyAbFt9VaYaSTxgHA5rutMU0myJOB09bZbCYpI/s1600/1611673456176126-0.png" width="400" />
</a>
</div></div><div><div style="text-align: center;">Sumbet gambar : freepik.com</div><br /></div><div><br /></div><div><b>Kisah</b></div><div>“Ummi saya lebih senang di rumah lho, daripada sekolah!”</div><div>“Kenapa?”</div><div>“Pandemi itu anugerah. Akhirnya, aku diberi ijin untuk pakai ponsel.”</div><div>“Iya Mi, betul! Semua pelajaran di sekolah bisa lihat di Google. Ulangan dan ujian, semua dikerjakan dari rumah.”</div><div>“Nggak mau sekolah lagi?”</div><div>“Mau sih! Di rumah nggak dapat uang jajan.”</div><div>Siswa yang berbeda, “Nggak, ah! Saya tidak suka sekolah. Di rumah lebih enak.”</div><div><br /></div><div>Di atas sedikit cuplikan dari saya tentang situasi terkini, di masa pandemi. Masa di mana sebagian besar pembelajaran dilakukan secara daring. Mengajak anak cerdas menggunakan media sosial dan internet penting dilakukan.</div><div>Mengapa? Karena Temans tentu tidak ingin anak berkurang motivasinya untuk belajar.</div><div><br /></div><h2 style="text-align: left;">Tips Mengajarkan Anak Cerdas Menggunakan Media Sosial dan Internet</h2><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-p4IyjtMWo0r1gCHDgFj2VLgcVGbUR9FYGpLasfZ8FkstSszuf38QH7VUxDuWtkXOSqA4kaT_Aiax2jYd2LR7lkUDa7Nk9PQkLXneYZi-UhJYUkgbwCZ1hNtmRcSd6kZv-dzS4oYi3PM/s1600/1611673451886213-1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-p4IyjtMWo0r1gCHDgFj2VLgcVGbUR9FYGpLasfZ8FkstSszuf38QH7VUxDuWtkXOSqA4kaT_Aiax2jYd2LR7lkUDa7Nk9PQkLXneYZi-UhJYUkgbwCZ1hNtmRcSd6kZv-dzS4oYi3PM/s1600/1611673451886213-1.png" width="400" />
</a>
</div></div><div>Sumber gambar: freepik.com<br /><br /></div><div>Dunia digital sudah di depan mata. Apalagi pandemi membuat jarak fisik makin lebar. Internet dan ponsel, dua benda yang saling melengkapi menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari.</div><div><br /></div><div>Sayangnya, fitur dan aplikasi di ponsel tersebut seringkali membuat anak kecanduan dan kurang motivasi mengerjakan hal lain.</div><div><br /></div><div>Games dan media sosial seperti Tik Tok dan Instagram sangat digandrungi anak dan remaja. </div><div><br /></div><div>Fitur Google makin lengkap dan sangat memudahkan.</div><div><br /></div><div>Bagaimana tidak? Seorang murid bimbingan belajar datang ke rumah untuk mengerjakan tugas sekolah. Ia diminta orang tua untuk melakukannya bersama saya.</div><div><br /></div><div>Ternyata, dia membawa ponsel dan sama sekali tidak membutuhkan guru. Fitur suara Google dapat langsung menjawab semua pertanyaan tanpa mengetik dan membaca. </div><div><br /></div><div>Bahkan, untuk soal matematika saat ini ada aplikasi yang hanya meminta foto dan keluar jawaban dan pembahasan.</div><div><br /></div><div>Wah, bagaimana cara mengatasi hal-hal di atas?</div><div><br /></div><div>Berikut beberapa cara mengajak anak cerdas menggunakan media sosial dan internet. Cara ini berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa kenalan, dipadukan dengan referensi lain.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Memberi Penjelasan Manfaat Positif Gawai</b></h3><div><br /></div><div>Setiap benda mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dengan gawai, sebutan untuk semua benda yang bisa digunakan untuk komunikasi dan mencari informasi.</div><div> </div><div>Alat tersebut, misalnya ponsel pintar, laptop, tablet, dan televisi.</div><div><br /></div><div>Nah, jelaskan pada anak alasan Temans memberikan alat-alat tersebut kepada anak. Biarkan mereka memahami bahayanya jika kecanduan.</div><div><br /></div><div>Tentu saja tidak semua langsung memahami. Paling tidak, Temans memberikan pengertian secara berulang-ulang.</div><div><br /></div><div>Ajarkan pula pada anak untuk tidak sembarang memperkenalkan diri pada orang lain di internet. <i>Cyber crime</i> pada anak, seperti perundungan dan pelecehan seksual sering terjadi.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">2.<span style="white-space: pre;"> </span>Memberi Jadwal Penggunaan Gawai</h3><div><br /></div><div>Sesuatu yang menarik, tentu akan langsung disenangi anak. Mereka terus ingin menggunakannya.</div><div>Temans pasti ingat bagaimana antusiasnya Ananda pertama kali dapat naik sepeda!</div><div><br /></div><div>Itulah kira-kira yang terjadi. </div><div><br /></div><div>Masalahnya, selalu ada yang baru dari gawai. Jadi, Anda harus memberi pencegahan. Buat jadwal dengan disiplin ketak dalam penggunaannya.</div><div><br /></div><div>Jadwal mencegah anak kecanduan gadget dan segala yang ada di dalamnya. Selain itu, ini memberi mereka ruang untuk tetap beraktifitas fisik.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">3.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Orang Tua Harus Melek Teknologi</b></h3><div><br /></div><div>Banyak orang tua memberi gawai kepada anak, tetapi tidak mengetahui cara menggunakannya.</div><div> </div><div>Jangan sampai itu terjadi! Jika mau, teknologi media komunikasi yang ada di dalam gawai mudah dipelajari.</div><div><br /></div><div>Orang tua melek teknologi penting agar dapat mengawasi gerak-gerik anak di dunia maya.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">4.<span style="white-space: pre;"> </span>Orang Tua Memberi Teladan</h3><div><br /></div><div>Temans harus memberi batasan pada anak dalam menggunakan gawai atau gadget. </div><div><br /></div><div>Cara paling mudah agar anak langsung mengikuti adalah memberi teladan. </div><div><br /></div><div>Jika pekerjaan orang tua memang menggunakan alat teknologi itu dalam waktu lama, tunjukkan pada anak. Temans tidak menggunakannya untuk pekerjaan</div><h3 style="text-align: left;">.<br />5.<span style="white-space: pre;"> </span>Mengawasi Anak Menggunakan Gawai</h3><div><br /></div><div>Usahakan selalu mengawasi anak saat bersama gadgetnya. </div><div><br /></div><div>Beberapa ahli psikologi menyarankan penggunaannya di ruang keluarga.Temans akan lebih mudah melihat jika penggunaannya menyimpang.</div><div> </div><div>Anak memang penuh rasa ingin tahu. Jadi, tidak salah bila Si Kecil membuka situs “terlarang”. Di sini tugas orang tua untuk menjelaskan sebijak mungkin.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;">6.<span style="white-space: pre;"> </span>Mengajak Anak Melakukan Kegiatan Lain</h3><div><br /></div><div>Terakhir, ajaklah Ananda melakukan kegiatan lain bersama-sama.</div><div><br /></div><div>Cara ini tidak hanya membuat anak teralihkan sementara dari gawai, tetapi juga menciptakan komunikasi orang tua dan anak.</div><div><br /></div><div>Bertambah berat ya, peran orang tua di masa pandemi ini? Percayalah, bukan hanya Teman yang mengalami. InsyaAllah semua ada hikmahnya.</div><div><br /></div><div>Anak cerdas menggunakan media sosial dan internet justru lebih siap menyambut era digital yang sudah ada di depan mata.</div><div><br /></div><div><b>Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writing challenge Sahabat Hosting</b></div><div><b><br /></b></div><div><br /></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-61462635789448361412021-01-24T04:59:00.002-08:002021-01-24T05:20:00.062-08:00Travelling Paling Berkesan Tidak Harus Mahal dan Jauh<div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJGi2I1dAzpJ-ujPRhExFikP7zn6zvvdFQGN7oKaMYoCX9zfKqb0kU-XXk-myge96QC8iXxypPcDZewtVy2xWRceZvzEa92f2XOnU2XyzzfuzK0S429igWQEqP70yDaVZA4zbFnMKHVpI/s1600/1611493176424288-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJGi2I1dAzpJ-ujPRhExFikP7zn6zvvdFQGN7oKaMYoCX9zfKqb0kU-XXk-myge96QC8iXxypPcDZewtVy2xWRceZvzEa92f2XOnU2XyzzfuzK0S429igWQEqP70yDaVZA4zbFnMKHVpI/s1600/1611493176424288-0.png" width="400">
</a>
</div><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Travelling? Saya tidak pernah berpikir untuk sering-sering melakukannya, karena termasuk yang suka mabuk perjalanan. Itu sebabnya saya lebih nyaman berada di rumah. Jadi, tempat travelling yang paling berkesan buat saya bukan semata keindahan dan favorit. </span><br></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div>Ya, meski bisa dihitung dengan jari beberapa tempat pernah saya kunjungi. Paling tidak, study tour saat sekolah dulu dan pulang ke kampung halaman. He he..</div><div><br></div><h3 style="text-align: left;">Museum Perjanjian Linggarjati, Kuningan Jawa Barat</h3><div><br></div><div>Perjanjian Linggarjati merupakan meja perundingan pertama yang dibuka pemerintah Indonesia di awal masa kemerdekaan. Kisahnya, banyak ditulis pada buku-buku sejarah. Saya cukup hafal dengan cerita ini, karena termasuk penyuka sejarah. </div><div>Meski demikian, tidak pernah terbayang suatu saat berkunjung ke museum Linggarjati. Sebuah tempat yang dijadikan tempat berunding saat Belanda melakukan Agresi Pertama pasca kemerdekaan RI, tahun 1947. </div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhOA9Nq7GGk7e1qJWTIhRJjgiQzuLiiruXnHCezyFYPaVatHTv5MeWazkw78V3R-x2qAY6bPD3vni2GjLlu4otV2PD35pAUE00r2cP5-HDO41xoW_s8R05o7OWg2eljVGqiD4thl17S8o/s1600/1611494388377825-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhOA9Nq7GGk7e1qJWTIhRJjgiQzuLiiruXnHCezyFYPaVatHTv5MeWazkw78V3R-x2qAY6bPD3vni2GjLlu4otV2PD35pAUE00r2cP5-HDO41xoW_s8R05o7OWg2eljVGqiD4thl17S8o/s1600/1611494388377825-0.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Kebetulan, Kuningan adalah kampung halaman suami. Setahun sampai dua tahun sekali, keluarga biasa berkunjung ke sana. Sehari dua hari menginap dan langsung pulang.</div><div><br></div><div>Tujuh belas Agustus 2018, saya dan keluarga kembali ke sana. Beberapa bulan setelah berpulangnya almarhumah Mami. </div><div><br></div><div>Entah kenapa, kali ini sulung Avanty mengajak berkunjung ke salah satu daerah wisata. Saya bilang, kita cari yang tidak ada di sekitar Jabodetabek. Akhirnya, kami sepakat untuk berkunjung ke Museum Perjanjian Linggarjati dalam perjalanan pulang.</div><div><br></div><div>Anak-anak zaman now, termasuk jarang berkunjung ke museum. Jika study tour, mereka lebih mengenal Dunia Fantasi, Wisata Yogyakarta, dan Trans Studio Bandung. Jadi, masuk ke sebuah museum merupakan pengalaman sendiri.</div><div><br></div><div>Apalagi salah seorang guide di sana langsung mendatangi dan menjelaskan sejarah setiap bagian rumah secara detil. Mungkin, karena kami jumlahnya banyak ya? Sekeluarga lengkap, rombongan berjumlah 8 orang.</div><div><br></div><div>Di bagian dinding terpampang beberapa foto, seperti Bupati Kuningan masa itu dan puterinya yang mengusulkan tempat. Ada pula foto Presiden Sukarno dan tokoh-tokoh yang berhubungan dengan Perjanjian Linggarjati. </div><div><br></div><div>Ruangan, lantai, hingga bagian atap meski sudah mengalami beberapa kali renovasi masih asli. Begitu pula perlengkapan di dalamnya. Tidak lupa ada pula diorama yang menggambarkan kejadian selama beberapa hari Perjanjian Linggarjati dan kesepakatannya.</div><div><br></div><div>Yang unik, tepat dengan kedatangan kami ke sana sedang diadakan Festival Seribu Bendera Merah Putih dalam rangka perayaan kemerdekaan RI.</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm1eIbQ-OHHX28ENO2MZIOAnLYCT-EWQkSt9x9sRednqtWXHf_hc7HowZNuttTv_YI96ROeY3ucoLPdnAs1EVwPJvSheANnu1DF__kdExrMLfzqGucSrj834M2yC54DlTs6MYhddSU4SU/s1600/1611494372065893-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm1eIbQ-OHHX28ENO2MZIOAnLYCT-EWQkSt9x9sRednqtWXHf_hc7HowZNuttTv_YI96ROeY3ucoLPdnAs1EVwPJvSheANnu1DF__kdExrMLfzqGucSrj834M2yC54DlTs6MYhddSU4SU/s1600/1611494372065893-1.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Anak-anak suka sekali dengan wisata kali ini.</div><div>Saya sendiri, entah mengapa rajin sekali membuat dokumentasi foto di setiap sudut. Dalam pikiran, suatu saat saya akan membuat tulisan tentang museum.</div><div><br></div><div>Ternyata saya benar-benar mendokumentasikan perjalanan tersebut. Naskah tentang Setu Babakan di Jakarta tidak jadi digunakan dalam antologi yang diselenggarakan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) bekerja sama dengan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. <span style="letter-spacing: 0.2px;">Alasannya, tempat tersebut belum resmi dijadikan situs cagar budaya.</span></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div>Pengajuan Museum Perjanjian Linggarjati justru diterima. Enam bulan kemudian, buku tersebut sudah terbit.</div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSZiNQa0q2GvYnA74iJk0THfYzs6YQ0KDzrHgJ6DnuKGQXEz-ttwxU3QpADBtIQOLSsaX0Rw92DubLifLMR0fFZxYr2CA4V7l38Sty-cKNYrNvtvabvO-B9ddVGa-QA1ek6JOQnxs7L4I/s1600/1611493170622762-1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSZiNQa0q2GvYnA74iJk0THfYzs6YQ0KDzrHgJ6DnuKGQXEz-ttwxU3QpADBtIQOLSsaX0Rw92DubLifLMR0fFZxYr2CA4V7l38Sty-cKNYrNvtvabvO-B9ddVGa-QA1ek6JOQnxs7L4I/s1600/1611493170622762-1.png" width="400">
</a>
</div><br><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjU7U47EZ01Gs7gf_1S1_O1WpMZF89yY3jn14tAJYhDUST0FkWkzdBv00HCHtosdzLpXAjzjyCTKCmnxLOPk1Yxm8tJomFySE2uilfm0nGOHMjNZi86iKXSdvcoNnzVNFVXxeTs6kKkms/s1600/1611493163594478-2.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjU7U47EZ01Gs7gf_1S1_O1WpMZF89yY3jn14tAJYhDUST0FkWkzdBv00HCHtosdzLpXAjzjyCTKCmnxLOPk1Yxm8tJomFySE2uilfm0nGOHMjNZi86iKXSdvcoNnzVNFVXxeTs6kKkms/s1600/1611493163594478-2.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Buku yang membawa saya bertemu dengan beberapa penulis lain dan pengalaman tidak terlupakan. Keluarga juga senang karena travelling paling berkesan kali ini diabadikan dalam buku yang dibaca oleh banyak orang. </div><div><br></div><h3 style="text-align: left;">Travelling Paling Berkesan ke Kebun Raya Cibodas, Bogor</h3><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFOIqMjTvKnH1_tuBmH992Zf8an5vHSeq4hOn_u6lV60eVcNnvV7q_ZK1I3psTMWce8ayC5IAJj-YkEoErLq3uHIihNZnRlV7Zf66PAFWLmFHAk5QMXceYJpk6XZ0QCsj1Aw0LGP5PByw/s1600/1611493149466866-3.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFOIqMjTvKnH1_tuBmH992Zf8an5vHSeq4hOn_u6lV60eVcNnvV7q_ZK1I3psTMWce8ayC5IAJj-YkEoErLq3uHIihNZnRlV7Zf66PAFWLmFHAk5QMXceYJpk6XZ0QCsj1Aw0LGP5PByw/s1600/1611493149466866-3.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Saya pernah ke Kebun Raya Cibodas semasa SMP bersama teman-teman. Wah.. Bisa dibayangkan itu terjadi beberapa puluh tahun lalu!</div><div><br></div><div>Tahun 2019, anak nomor empat pesantren di wilayah Cipanas. Tentu saja, Cibodas menjadi wilayah yang kami lalui saat menjenguknya.</div><div><br></div><div>Awal Maret 2020, saat menjenguk, suami memutuskan untuk berkunjung ke sana. </div><div>Tentu saja Kebun Raya Ciobodas sudah tidak seperti zaman dahulu. Ada pohon sakura yang sayangnya saat itu sedang tidak berbungan. Namun, banyak hal yang dapat dilihat dan sudah jauh tertata rapi.</div><div><br></div><div>Ada taman mawar, taman pakis dan suplir, pohon Rafflesia, dan terakhir curug. Nah, yang terakhir ini sangat disukai si bungsu.</div><div>Maklum, sebagai anak bungsu dia belum punya banyak pengalaman seperti kakak-kakaknya. Jadi, meski jalan ke curug cukup jauh dan berat, dia senang melakukannya. </div><div><br></div><div>Dia bilang, “Ummi, Aifa bahagia hari ini.”</div><div><br></div><div>He he.. Begitulah dia! Selalu ekspresif mengungkapkan isi hatinya. </div><div><br></div><div>Buat saya, perjalanan ke Kebun Raya Cioboda termasuk travelling paling berkesan. Ini dikarenakan perjalanan bebas terakhir kali kami sekeluarga.</div><div><br></div><div>Dua minggu setelahnya, pandemi melanda Indonesia. Selama kurang lebih lima bulan kami tidak keluar rumah, kecuali olah raga di sekitarnya. </div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCzF23LVC-IAM95qZ3BrqbCsbYkJksAudKbbAewcTIu8oFpahWmNh6VHFxt_jMTfyVmJoJWo0fVHhJCSMbDUa6PdvW59FoZ6WaiIfLVt9cf7pWB1vq6WMCzi7lvmvUBor-o9wa25t7XeA/s1600/1611493134319398-4.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCzF23LVC-IAM95qZ3BrqbCsbYkJksAudKbbAewcTIu8oFpahWmNh6VHFxt_jMTfyVmJoJWo0fVHhJCSMbDUa6PdvW59FoZ6WaiIfLVt9cf7pWB1vq6WMCzi7lvmvUBor-o9wa25t7XeA/s1600/1611493134319398-4.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Bahkan, sampai sekarang belum ada perjalanan bersama yang dapat dilakukan. Anggota keluarga hanya keluar rumah saat bekerja dan berbagai keperluan lain.</div><div><br></div><div>Hikmah mendalam yang saya rasakan. Betapa waktu harus dipergunakan sebaik-baiknya. Seminggu, sehari, dan satu jam yang akan datang tidak ada yang tahu apa yang menanti. Semua harus bersiap dengan segala kemungkinan. Takdir Allah datang tidak bertanya terlebih dahulu kesiapan manusia. Intropeksi buat saya dan keluarga untuk meningkatkan kualitas diri dan kebersamaan.</div><div><br></div><div>Itulah cerita singkat dua travelling paling berkesan bagi saya. Apa cerita Temans? Yuk, sharing di sini!</div><div><br></div><div>Tulisan ini diikutsertakan dalan 30 days writing challenge Sahabat Hosting</div><div><br></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-74691817902350951572021-01-21T19:32:00.004-08:002021-01-21T21:23:57.159-08:00Kesehatan Mental, Ini Cara Menjaganya!<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmy0TkvnNePf4BNZ2ekco-DkP-4oQPKvXHHXvdZvZIcctQX4lkKC8RF11tMD0oAC9jbBENRcLoeUk_Gg9vYOMkS0Tpwb9b0W8H0K-Lq-SN1S4abMrnNlLNwJmVk2rB7QdCl5k9pvZ-35U/s1600/1611286564859166-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmy0TkvnNePf4BNZ2ekco-DkP-4oQPKvXHHXvdZvZIcctQX4lkKC8RF11tMD0oAC9jbBENRcLoeUk_Gg9vYOMkS0Tpwb9b0W8H0K-Lq-SN1S4abMrnNlLNwJmVk2rB7QdCl5k9pvZ-35U/s1600/1611286564859166-0.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div style="text-align: justify;">Rasanya tidak ada satu pun yang selesai tepat pada waktunya. Anak menangis seharian, sementara pekerjaan rumah menumpuk. Di sisi lain, saya mengharuskan diri sendiri menyelesaikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Akibatnya, si sulung sering kali saya teriaki dengan kemarahan. Apalagi keinginannya juga banyak. Segala sesuatu harus dilakukan bersama Ummi.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Itu terjadi beberapa waktu lampau. Saya menyadari benar bahwa kemarahan tidak menyelesaikan segalanya. Namun, terkadang semua lepas kendali. Ilmu parenting yang diperoleh dengan berbagai cara seakan menguap begitu saja.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Anda pernah mengalami hal di atas? Beberapa tahun belakangan saya baru mengetahui bahwa itu terjadi karena kesehatan mental atau bahasa kerennya mental health sedang terganggu. Sesuatu yang menurut beberapa teori dan buku yang saya baca, paling banyak menimpa wanita.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h2 style="text-align: justify;"><b>Apa yang Dimaksud dengan Kesehatan Mental?</b></h2><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Banyak orang yang menyamakan kesehatan mental dengan gangguan kejiwaan. Seseorang yang mengalami masalah ini disebut orang gila. Itu sebabnya, banyak yang abai dan berusaha menepis bahwa mentalnya sedang terganggu.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dengan ilmu yang sedikit, saya mencoba mencari makna dan pertanyaan pada subjudul di atas. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dari semuanya, saya menyimpulkan bahwa kesehatan mental berhubungan dengan kondisi lahir dan batin seseroang yang dipengaruhi oleh pengalaman hdupnya. Kondisi tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku, cara menangani stres, dan hubungannya dengan orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Secara sederhana, individu yang sehat secara mental akan merasa sejahtera dan hidupnya lebih tenang. Baik dilihat dari psikologis, emosional, atau pun sosial. Pasang surut hidup, suka dan duka yang dialami tidak berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Di rumah, di kantor, di mana saja perilaku Temans akan sama.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h3 style="text-align: justify;"><b>Ciri Mental Tidak Sehat</b></h3><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiuG5mBkYvCYCZ11exmYtf4GYnONFibjLUk6G_UTIbhhcmPbaDXfu1IdSqF04EYYC4arbcwjiqohqK5uyxMW2gnPv2QHs22HW13MG6MRRsXbl7MQSa3jOJh2EraRkdi2Ws6WLxQ9QEVUA/s1600/1611293030869463-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiuG5mBkYvCYCZ11exmYtf4GYnONFibjLUk6G_UTIbhhcmPbaDXfu1IdSqF04EYYC4arbcwjiqohqK5uyxMW2gnPv2QHs22HW13MG6MRRsXbl7MQSa3jOJh2EraRkdi2Ws6WLxQ9QEVUA/s1600/1611293030869463-0.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Di atas sudah disebutkan, bahwa mental tidak sehat paling banyak dialami wanita. Mungkin ini dikarenakan karena makhluk yang sering kali dianggap lemah ini sering kali mengedepankan perasaan. Di balik semuanya, pekerjaannya memang rentan terhadap tekanan. Apalagi beberapa budaya yang masih menanggap seluruh urusan rumah tangga adalah pekerjaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Masak tidak enak, urusan ibu. Anak kurus, ibu juga yang salah. Keuangan tidak lancar, ibu tidak membantu. Begitu seterusnya.. Jadi serasa curhat ya?</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada berbagai jenis masalah gangguan mental yang mungkin dialami, seperti gangguan bipolar, skizofrenia, stres dan depresi, dan lain-lain. Stres menjadi masalah yang sering melanda.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h3 style="text-align: justify;"><b>Stres dan Ciri-Cirinya</b></h3><div style="text-align: justify;"><b><br></b></div><div style="text-align: justify;">Stres menurut saya adalah reaksi yang muncul dari diri saat dihadapkan dengan berbagai tuntutan dan kewajiban yang dirasakan di luar kemampuan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Beberapa seminar parenting yang pernah saya ikuti menyebutkan bahwa stres ini tidak selalu negatif. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada yang dinamakan dengan Eustress, reaksi yang membuat Temans termotivasi untuk mengerakan sesuatu secara optimal dan mendukung produktivitas. Contohnya, tidak perlu jauh-jauh. Ikut tantangan atau chaleenge menulis di blog selama 30 hari seperti yang sedang dijalani ini dikategorikan sebagai eustress.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Distress, merupakan stres negatif yang lebih dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi ini muncul ketika tekanan terlalu besar, memberatkan, dan melibatkan emosi sehingga menggangu motivasi dan menghambat produktivitas.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Distress pada ibu rumah tangga, biasanya bermula pada pekerjaan rumah, kantor, anak-anak, suami, keluarga besar, dan tetangga. Apalagi di masa pandemi, di mana kebanyakan keluarga berkumpul dan anak belajar daring di rumah. Wah, rasanya sesuatu!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Stres negatif, yang di sini saya sebut sebagai stres saja, harus diatasi sebelum membesar menjadi depresi atau masalah kesehatan mental berkepanjangan. </div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG5_ZIhmXZcN4i8cZvnfDW_G4Yh9ifHF6WnmDVc83kLIhhrWosbAdRFsKdTqryioA-mbJdg-H-nfw1SO5iKQV0ZCETpfLcorSIB3Z5moZMk66uY_c_m9OUhnACFV7Qy6JKzthr26MbRo0/s1600/1611286558551277-1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG5_ZIhmXZcN4i8cZvnfDW_G4Yh9ifHF6WnmDVc83kLIhhrWosbAdRFsKdTqryioA-mbJdg-H-nfw1SO5iKQV0ZCETpfLcorSIB3Z5moZMk66uY_c_m9OUhnACFV7Qy6JKzthr26MbRo0/s1600/1611286558551277-1.png" width="400">
</a>
</div><div style="text-align: justify;"><br></div></div><div style="text-align: justify;">Mengapa? Ibu merupakan sentra keluarga. Ibu yang bahagia akan menularkan kebahagiaan kepada sekitarnya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Nggak percaya? Coba saja saat hati sedang kesal. Apa yang Temans lakukan? Setelah itu, perhatikan ketika hati sedang damai dan yang terjadi di sekelling.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Nah, sebagai orang tua tentu saja ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak yang diasuh oleh orang tua yang tidak seimbang fisik dan mentalnya, tidak akan optimal sesuai harapan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Hampir tidak ada orang tua yang ingin anaknya demikian. Orang tua ingin dapat mempersiapkan anak-anaknya dalam membangun kehidupan sukses dengan versi masing-masing. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Yups, untuk mengatasinya tentu Temans harus mengenali gejala stres dan mengakuinya dulu. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya ambil dari catatan sebuah seminar parenting yang sudah ditambahi dengan referensi lain, di bawah ini ada 3 kelompok tanda stres yang harus dikenali.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">1. Ciri fisik, di antaranya sering sakit kepala, sering diare, gatal-gatal tidak diketahui penyebabnya, lelah berlebihan, gangguan tidur, gangguan pencernaan, dan malas untuk melakukan segala sesuatu.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">2. Ciri kognitif atau pikiran, di antaranya mudah lupa, sulit konsentrasi, sulit mencerna informasi, dan cenderung berpikir negatif.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">3. Ciri Emosi atau perasaan, seperti mudah tersinggung, mudah cemas, takut berlebihan, dan sedih berlebihan. Hmm.. Di bagian ini saya menyebutnya sebagai baperan.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h3 style="text-align: justify;">Mengatasi dan Mencegah Gangguan Kesehatan Mental</h3><div style="text-align: justify;"><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNnOx_6I2UvG8IglJdLcqIfnxqbOcYE4lrlT6xbnzSmUdX5jPEpigr9A63L19OEBhsDZU4U-CBkAe_mC5-JN_g_unfvyrYF6HLJ3qUNZ6rU7lYhZgfEdNvIgeXa2b4dBr5mNRXIpnlmcE/s1600/1611286552346373-2.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNnOx_6I2UvG8IglJdLcqIfnxqbOcYE4lrlT6xbnzSmUdX5jPEpigr9A63L19OEBhsDZU4U-CBkAe_mC5-JN_g_unfvyrYF6HLJ3qUNZ6rU7lYhZgfEdNvIgeXa2b4dBr5mNRXIpnlmcE/s1600/1611286552346373-2.png" width="400">
</a>
</div><div style="text-align: justify;"><br></div></div><div style="text-align: justify;">Sekarang ini, kesehatan mental menjadi topik yang tergolong viral meski sangat sensitif. </div><div style="text-align: justify;">Kisah yang saya tuliskan di pembukaan, bukan omong kosong. Butuh beberapa waktu untuk mengatasinya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya menyadari bahwa marah dan berteriak bukan solusi. Saat itu, tentu saja saya tidak mengetahui penyebabnya. Di akhir, kemarahan hilang diganti dengan sedih yang berkepanjangan, terutama saat sedang sendiri. Saya merasa semua yang terjadi adalah kesalahan diri. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Beruntung saya mempunyai teman baik dan sahabat selingkaran. Masalah tidak membuat saya jauh dari Allah. Mereka tidak mengetahui masalah yang saya hadapi secara utuh. Namun, sesekali keluar sejenak membuat saya berpikir jernih dan merapikan diri. Apalagi beberapa tahun belakangan saya menekuni hobi menulis dan ikut kelas tahsin. Kesibukan dan wawasan bertambah. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa catatan yang saya garis bawahi ketika mental sedang dalam masalah. Mengakui bahwa diri sedang mengalaminya. Tidak menghindari atau menepiskannya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sering orang beranggapan bahwa mental bermasalah karena tidak kuat iman. Tentu tidak ada yang mau dianggap demikian. Mengakui diri bermasalah saja sudah susah. Ditambah dengan tudingan orang lain. Bukan pulih, yang terjadi sebaliknya. Beban hidup bertambah berat.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">So Temans, setelah intropkesi diri sendiri di bawah ini ada beberapa cara memulihkan kesehatan mental. Pas juga untuk tetap diterapkan untuk menjaga mental health itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">1.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Self Healing dengan Al Qur’an</b></h4><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">“Dan kami turunkan dari Al Qur’an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS Al Isra: 82)</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Kitabullah adalah as Syifa atau penyembuh. Ini menjadi langkah pertama yang dapat dilakukan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Lho, katanya mental illness tidak berhubungan dengan iman? Saya tidak menyatakan begitu atau sebaliknya. Sebagai orang awam, saya tidak mengerti tentang hal ini. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Hanya saja menghakimi orang yang sedang mengalami ujian hidup sebagai tidak beriman, bukan langkah bijak.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Yang pasti dengan membaca kalam Allah, hati akan menjadi tenang. Niatkan dalam hati ketika membaca, untuk mendapatkan ketenangan batin. Bukan sekadar membaca memenuhi kewajiban atau ingin mendapat pahala. Akan tetapi ditambahkan untuk memperoleh ketenangan jiwa. Semua berawal dari niat, bukan?</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">2.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Menghadapi dengan Senyum</b></h4><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaan sederhana, bahagia dulu baru tersenyum atau sebaliknya? Rasanya, kalau menunggu bahagia baru tersenyum dunia akan dipenuhi wajah-wajah sedih dan marah ya? </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">He he.. Tidak ada bahagia yang abadi. Sedih dan gembira merupakan bagian dari kehidupan manusia. Selesai masalah yang satu, akan ada beban yang lain. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Penelitian menunjukkan senyum akan meningkatkan 4 hormon, yaitu serotonin, oksitosin, endorfin, dan dorpamin. Empat hormon yang dapat menyenangkan, meningkatkan suasana hati gembira, menenangkan, dan mengurangi rasa sakit.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dr. Aisyah Dahlan menyarankan untuk tersenyum selama 7 detik setiap hari setiap pagi. Senyum yang seimbang antara terangkatnya bibir di kanan dan kiri, lho! Bukan senyum yang hanya terangkat sebelah. Hmm..</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Senyum di pagi hari akan meningkatkan mood sepanjang hari.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">3.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Memaafkan</b></h4><div style="text-align: justify;"><b><br></b></div><div style="text-align: justify;">Apa penyebab stres yang dialami? Hanya Temans yang tahu. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sebagai bagian dari terapi diri sendiri, maafkan semua dan siapa saja yang Temans anggap melakukan kesalahan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Maafkan, orang yang memandang rendah diri. Maafkan, kerabat yang melihat rumah berantakan karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Bahkan, berilah kata tersebut untuk segala yang dilakukan oleh orang terdekat. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada yang sempurna memahami diri. Jadi, berusahalah memahami orang lain. Temans akan merasakan yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sulit untuk memaafkan? Saya menerapkannya setiap akan tidur malam hari dan mengucapkannya berulang-ulang. Jangan lupa, untuk memohon ampun dan beristighfar di kala ini.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">InsyaAllah jika dilakukan setiap malam, energi negatif akan hilang.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">4.<span style="white-space: pre;"> </span><b>Self Healing dengan Menulis</b></h4><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Menulis disebut sebagai cara menumpahkan segala perasaan. Di sini, banyak orang memperoleh ketenangan yang berbeda.</div><div style="text-align: justify;">Bagi saya, menulis yang dimaksud tidak selalu berarti menceritakan kehidupan pribadi secara “gamblang”, sehingga perasaan lebih lega.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Tidak, saya tidak ingin justru tulisan membuat orang lain ikut bersedih dan merasakan energi negatif. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Agar bermanfaat, saya menggali lebih banyak dari tema tulisan yang diinginkan. Saat itulah, secara tidak disadari saya menemukan banyak solusi untuk diri sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><h4 style="text-align: justify;">5.<span style="white-space: pre;"> </span>Fokus Mindfulness</h4><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya, terdapat banyak cara memulihkan kesehatan mental yang dapat Temans ikuti. Saya tulis beberapa yang sudah pernah dipraktekkan oleh diri sendiri dan beberapa kenalan.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Mindfulness adalah cara membawa pikiran, perasaan, emosi, dan fisik ke kondisi saat ini. Melupakan energi negatif dan menjadikan keadaan yang sedang dijalani tanpa penilaian.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Banyak yang dapat Temans peroleh dari fokus pada mindfulness, seperti: terhubung dengan diri sendiri dan menyadari bahwa terkadang membahagiakan diri perlu; menjadi lebih peka terhadap lingkungan; dan lebih mengenal diri sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Cara melatih fokus ini dapat dimulai dari hal kecil. Temans fokus kepada makanan yang sedang dikunyah; gerakan membersihkan diri tanpa memikirkan hal lain saat mandi; dan melatih pernapasan selama beberapa menit menjadi langkah awal yang bagus.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">So, rasanya ini menjadi tulisan diblog saya yang paling panjang. Yuk, terus menjaga kesehatan mental sejak sekarang! Mental health akan membuat hubungan dengan keluarga dan orang lain lebih harmonis.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><b><br></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Tulisan Diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting</b></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-70841589490313822842021-01-18T17:23:00.006-08:002021-01-19T00:50:06.181-08:00Ciri dan Syarat Teman Baik, Andakah Salah Satunya?<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1UtgktJl4oQn2R6UUOVOSdNtNl_4n5YXYzXGKzNWPfjCGSuS93JBy4L59RZPEPxeF99yqhJvaT1njW0Vl6puItu2KhQdFiBUfEJHQrUyBxZIG2FL14nV0ZjA1GfiKTswEOgdtXKvXiAA/s1600/1611019381545006-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" height="273" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1UtgktJl4oQn2R6UUOVOSdNtNl_4n5YXYzXGKzNWPfjCGSuS93JBy4L59RZPEPxeF99yqhJvaT1njW0Vl6puItu2KhQdFiBUfEJHQrUyBxZIG2FL14nV0ZjA1GfiKTswEOgdtXKvXiAA/w392-h273/1611019381545006-0.png" width="392">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Teman baik menurut definisi pribadi adalah seseorang yang mengenal dan memahami diri saya lebih baik daripada lainnya. Tidak harus dekat secara fisik, mereka mungkin saja seseorang yang dikenal lewat dunia maya. Bahkan, belum pernah bertemu secara nyata.</span><br></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div>Teman ini juga belum tentu orang yang dikenal di masa lalu. Bagi saya, waktu dapat mengubah seseorang. Orang yang baru saja dikenal, mungkin bisa lebih paham diri ini dibandingkan orang yang sudah bertahun-tahun akrab. </div><div><br></div><div>Meski saya juga tetap yakin, ada persahabatan yang kekal. Kalau kata teman-teman SMA, "Sahabat Dulu, Sahabat Sekarang, Sahabat Selamanya."</div><div><br></div><div>Yes, secara spesifik teman baik sering disebut sebagai sahabat.</div><div><br></div><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: small;">Teman Baik Menurut Islam</span></h2><div><br></div><div>Islam, mempunyai kriteria sendiri tentang sahabat. Banyak hadist dan perkataan ulama yang mencerminkannya. Al Qur'an surat Al Maidah ayat 51 juga menyebutkan tentang teman dan pemimpin.</div><div><br></div><div>Ada dua syarat sahabat dalam Islam berdasarkan beberapa hadis Rasulullah.</div><div><br></div><h3 style="text-align: left;"><b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Seiman</b></h3><div><b><br></b></div><div>Jika Temans ingin mencari sahabat, carilah yang seiman. Ini bukan berarti tidak boleh berteman dengan orang dari agama lain, lho! Hanya saja, fungsinya bisa berbeda.</div><div><br></div><div>Sahabat seiman akan mengingatkan ketakwaan kepada Allah Swt, teman dunia dan akhirat. Mereka memahami benar bagaimana seorang mukmin harus berakhlak dan beribadah. Akibatnya, Temans ini akan menegur jika ada perbuatan yang salah.</div><div><br></div><div>Al Hasan al Bashri mengatakan, "Perbanyaklah sahabat-sahabat mukminin, karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat."</div><div><br></div><div>Hal di atas menunjukkan pentingnya sahabat dan saudara sesama muslim yang dapat saling mengingatkan.</div><div><br></div><div>Rasulullah bersabda dalam HR. Abu Daud dan Tirmidzi, “Orang itu tergantung agama temannya. Maka lihatlah siapa teman kalian!”</div><div><br></div><div>Dalam hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidzi juga disebutkan, “Jangan bersahabat kecuali dengan orang mukmin.”</div><div><br></div><h3 style="text-align: left;">2.<span style="white-space: pre;"> </span>Tulus</h3><div><br></div><div>Tulus secara sederhana diartikan sebagai tanpa niat buruk atau hanya memanfaatkan diri saja. </div><div><br></div><div>Sahabat menyukai Temans apa adanya, bukan ada apanya. Jika anak sekolah, mereka mau berteman bukan hanya karena Anda pintar, kaya, dan lain-lain untuk dimanfaatkan. Kepintaran, kekayaan, dan semua yang bersifat materi dapat dengan mudah hilang dari siapa saja.</div><div><br></div><div>Oleh karena itu Rasulullah pernah bertanya pada Ali bin Ali Thalib, “Berapakah jumlah sahabatmu, wahai Ali?" Beliau menjawab, "Nanti aku akan menghitung ketika aku dalam kesulitan.”</div><div><br></div><h2 style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>Sahabat Terbaik dalam Suka da</b>n Duka</span></h2><div><br></div><div>Saat membaca sub judul di atas, klise banget ya? Saya ikut tersenyum geli menuliskannya! He he..</div><div><br></div><div>Di umur yang sudah melewati angka puluhan 4, sudah ada beberapa pengalaman tentang teman baik. Di masa depan, mungkin akan lebih banyak lagi pengalaman yang saya dapat ambil hikmahnya.</div><div><br></div><div>Selain kriteria sahabat menurut Islam yang sudah disebutkan di atas, saya menambahkan dua kriteria sendiri. </div><div><br></div><h3 style="text-align: left;"><b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Teman Bijaksana</b></h3><div><br></div><div>Teman bijaksana adalah teman yang dapat menyeimbangkan hidup. Tidak terlalu serius, tetapi juga tidak sebaliknya. Dia tahu bagaimana menempatkan dirinya.</div><div>Teman ini juga yang akan menegur jika saya mempunyai kekurangan. Istilahnya, kritikus tajam. Tidak ragu apabila teguran yang disampaikan pahit buat saya, yang penting hasilnya membangun.</div><div><br></div><div>Saya tidak menyukai seseorang yang tidak berani menyampaikan pendapatnya. Hanya mau memberitahukan hal baik saja. Apalagi jika ternyata di luar atau di belakang kritikan itu justru disampaikan kepada orang lain. </div><div><br></div><div>Konflik dalam berteman tidak dapat selalu dihindari, karena tidak ada orang yang sempurna. Jika sudah berpegangan pada dua kategori sahabat menurut Islam, konflik hanya bersifat sementara. Ketulusan akan lebih mendominasi.</div><div><br></div><h3 style="text-align: left;"><b>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Suportif</b></h3><div><br></div><div>Di luar kebijaksanaan yang dimiliki, saya ingin teman berada di sisi setiap dibutuhkan. Tidak harus selalu hadir dalam bentuk fisik. Paling tidak hati dapat merasakan. </div><div><br></div><div>Tidak perlu juga like setiap status di media sosial, tetapi saya tahu Temans memperhatikan. </div><div><br></div><div>Bahkan, jika ada masalah melanda, mereka mau mendukung. Tidak menghakimi saat hal buruk terjadi, meski tetap menegur saat salah. Mereka mendoakan yang terbaik di setiap kesempatan. Saling berempati dan simpati terhadap segala masalah.</div><div><br></div><div>Adakah saya mempunyai teman baik seperti yang diharapkan? Hmm... Rahasia deh! He he.. Untuk mendapatkan sahabat tentu harus dimulai dari diri sendiri dulu: berusaha menjadi teman terbaik bagi orang-orang di sekeliling! Setuju?</div><div><br></div><div><br></div><div><b>Tulisan Diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting.</b></div><div><br></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-78658055344996035442020-12-15T09:06:00.004-08:002021-01-18T21:08:17.348-08:00Berpenghasilan dari Internet, Salah Satu Cara Survive di Masa Pandemi<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJHy8OhFVqI7RFxqBCCIYO1rpIL8iu6PUDVlDQ3SYy4UlIijAV1A28KoBD8aQMufbVKzkBhFm3ZPVlgFfp0y-OWX-G0A6GsE5M_rUEIMJ-oRlgJBVo0eRLX79ZHDQEw3p2y742RPjX6jQ/s1600/1608051985346375-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJHy8OhFVqI7RFxqBCCIYO1rpIL8iu6PUDVlDQ3SYy4UlIijAV1A28KoBD8aQMufbVKzkBhFm3ZPVlgFfp0y-OWX-G0A6GsE5M_rUEIMJ-oRlgJBVo0eRLX79ZHDQEw3p2y742RPjX6jQ/s1600/1608051985346375-0.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div><div>Temans, pandemi telah mengubah banyak hal di dunia dengan berbagai dampak. Yang paling terasa bagi masyarakat Indonesia mungkin dari sisi ekonomi. Paling tidak, itu yang saya rasakan dan lihat. Apalagi di awal pandemi melanda, hampir semua kegiatan dilakukan di rumah. Berpenghasilan dari internet menjadi alternatif terbaik.</div><div><br /></div><div>Ya, mau tidak mau era digital sudah masuk di hampir semua sektor pendidikan. Pandemi sendiri diperkirakan baru benar-benar reda sekitar tahun 2022. Masih panjang ya?</div><div>Namun, itu bukan berarti saya dan Temans pasrah dengan keadaan. Manurut para motivator, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan agar dapat survive, bahkan melejit dengan kondisi ekonomi di masa pandemi. </div><div><br /></div><div>1. Mengurangi atau menurunkan rasa khawatir, karena hal ini akan membuat seseorang tidak mampu berpikir jernih. Akibatnya, imun tubuh dapat menjadi turun. Padahal sehat adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan.</div><div><br /></div><div>2. Terus bergerak dinamis, tidak hanya pasrah dengan keadaan. Bergerak membuat seseorang lebih kreatif dan mengubah keadaan.</div><div><br /></div><div>3. Eksekusi ide, tidak hanya ada dalam pikiran saja. Ide yang dibiarkan tidak akan mengubah nasib. Eksekusilah meski hasilnya tidak sebesar yang diharapkan.</div><div><br /></div><div>4. Berbagi, bukan hanya Temans yang mengalami kesulitan. Orang lain mungkin lebih buruk kondisinya. Berbagi dengan ilmu, harta, atau lainnnya akan membuat perasaan lebih baik. Selain itu, dalam Islam berbagi akan meperlancar rejeki.</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Berpenghasilan dari Internet dengan Jualan Online</b></h3><div><b><br /></b></div><div>Membeli produk dengan cara online kini menjadi gaya hidup sebagian masyarakat kota. Saat pandemi, di mana gerakan seseorang menjadi terbatas, belanja online sangat solutif, meminjam istilah kekinian.</div><div>Jualan online adalah cara memasarkan produk barang dan jasa melalui internet. Keuntungannya, Temans dapat menjalankan dari rumah dan tidak dibatasi waktu tertentu. Tidak perlu menyewa tempat tertentu. </div><div><br /></div><div>Bahkan, cara berdagang yang satu ini dapat pula dilakukan yanpa memiliki produk. Orang menyebutnya sebagai dropshipper.</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwu9bxX-uJbBe-xu-0HPO4jpM1S4qOI6ZJOL4V9FSZv8eb3ktl1UahbNKWAl9QqkdO41h0z7ayjR30dRQVG7DmUuQm_H1GOEb3_rq_t9mPX2asMWFFrDqj9yqPum9yWYzKTQOAlKCWdyE/s1600/1608051980097340-1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwu9bxX-uJbBe-xu-0HPO4jpM1S4qOI6ZJOL4V9FSZv8eb3ktl1UahbNKWAl9QqkdO41h0z7ayjR30dRQVG7DmUuQm_H1GOEb3_rq_t9mPX2asMWFFrDqj9yqPum9yWYzKTQOAlKCWdyE/s1600/1608051980097340-1.png" width="400" />
</a>
</div><br /></div><div><br /></div><div>Beberapa cara berjualan secara online yang banyak dilakukan, yaitu:</div><div><br /></div><h4 style="text-align: left;"><b>Melalui Media Sosial</b></h4><div>Instagram, Facebook, Youtube, dan kini ada Tik Tok dapat digunakan sebagai ajang promosi. Cara paling mudah adalah membuat status setiap hari di media sosial. Akan lebih bagi jika Temans memahami cara memperkenalkan produk yang baik melalui media sosial.</div><div><br /></div><h4 style="text-align: left;"><b>Menggunakan Market Place</b></h4><div>Temans ingin produk dijangkau lebih luas tanpa terpaku pada friend list? Jualan online di market place dapat menjadi solusi. Apalagi jika produk yang dimiliki cukup banyak. </div><div><br /></div><div>Caranya mudah saja: unduh aplikasi, daftar akun; dan mulai upload produk dengan deskripsi jelas.</div><div><br /></div><h4 style="text-align: left;"><b>Mempunyai Website Sendiri</b></h4><div>Pernah terpikir mempunyai website sendiri? Ini juga dapat digunakan sebagai sarana market jualan online.</div><div><br /></div><div><div>Pernah terpikir mempunyai website sendiri? Ini juga dapat digunakan sebagai sarana market jualan online.</div><div>Apalagi saat ini Temans tidak perlu susah-susah membuat website, Banyak jasa yang menalwarkannya. Bahkan, membuat sendiri juga tidak terlalu sulit. </div></div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><b>Berpenghasilan dari Menulis</b></h3><div><b><br /></b></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD34ekaIEogFYkh94q2oz2-cVMXhmFUMQgyUteiV5aQp31ZOwmAQxTNIeRGvHKWVr7lvFTgVgHDwp50wWFeW-uiY-fA1xc5R4UPCw5B50D3WG_3MauO685MAz1NWdtzAL5KH1oymtMB3w/s1600/1608051973847072-2.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD34ekaIEogFYkh94q2oz2-cVMXhmFUMQgyUteiV5aQp31ZOwmAQxTNIeRGvHKWVr7lvFTgVgHDwp50wWFeW-uiY-fA1xc5R4UPCw5B50D3WG_3MauO685MAz1NWdtzAL5KH1oymtMB3w/s1600/1608051973847072-2.png" width="400" />
</a>
</div><br /></b></div><div>Tanpa disadari, keterampilan menulis sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Membuat status jualan di media sosial merupakan hal yang paling umum. </div><div>Kegiatan tersebut juga dapat menghasilkan cring-cring lho! Bahkan, ada yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dari hal ini.</div><div><br /></div><div>Bagaimana menulis dapat menghasilkan sejumlah uang? Temans dapat memilih salah satu profesi di bawah ini.</div><div><br /></div><h4 style="text-align: left;"><b>Freelance Writer</b></h4><div>Freelnace writer adalah seseorang yang menulis sesuai permintaan konsumen dan dibayar. Tulisan tersebut nantinya menjadi milik web orang lain. </div><div><br /></div><div>Seseorang yang dibayar dan tidak disebut namanya saat tulisan digunakan oleh klien, disebut ghostwriter.</div><div><br /></div><h4 style="text-align: left;"><b>Mengirimkan Tulisan ke Media</b></h4><div>Beberapa media menerima tulisan yang Temans buat dan membayarnya, baik media online dan offline. Tulisan dapat terdiri dari berbagai jenis, seperti artikel, opini, cerpen, cerita anak, puisi, dan lain-lain. Carilah media yang menerima jenis tulisan yang Temans kuasai.</div><div><br /></div><h4 style="text-align: left;"><b>Menjadi Blogger</b></h4><div>Blogger merupakan seseorang yang meiliki blog dan mengisinya dengan tulisan, ditambah gambar dan video.</div><div><br /></div><div>Profesi ini meningkat pesat selama pandemi, mengingat banyak orang kini tinggal di rumah. </div><div><br /></div><div>Meski penghasilan dari sini tidak instan, karena blog perlu dibangun secara konsisten, Temans dapat meraihnya dengan berbagai cara berikut.</div><div><br /></div><div>1. Review produk, tulisan yang diminta seseorang tentang produknya di dalam blog yang dimiliki.</div><div><br /></div><div>2. Adsense, iklan yang biasanya ada dan sering Temans lihat jika membuka sebuah website atau blog. Untuk memperoleh adsense, pengajuan dapat dilakukan ke Google Adesnse.</div><div><br /></div><div>3. Content placement, biasanya tulisan tentang produk barang atau jasa orang lain. Mereka menumpangkan tulisan di blog Temans untuk ditampilkan dengan kesepakatan pembayaran tertentu.</div><div><br /></div><div>4. Program affiliasi, kerjasama dengan orang lain untuk mempromosikan produknya dan meraih konsumen. </div><div><br /></div><div>5. Lomba blog, sering diadakan beberapa lembaga dengan hadiah cukup menarik. Jika berupa uang, nilainya mungkin jutaan. Meski sulit, hal ini dapat dicoba. Paling tidak untuk meningkatkan pengunjung blog.</div><div><br /></div><div>Tentu saja blog ini akan lebih efektif jika berdomain atau berbayar. Beberapa lembaga mau bekerja sama dengan blog yang bersyarat domain, dan DA tertentu. </div><div><br /></div><div>Demikianlah cara berpenghasilan dari internet yang dapat Temans coba agar dapat survive di masa pandemi.Tentu saja masih ada kegiatan lain yang juga menghasilkan, seperti desain content, photography, dan lain-lain. Yang penting selalu optimis dan konsisten dalam menjalankannya.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com27tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-39601397098445421672020-11-23T22:12:00.001-08:002020-11-23T22:15:33.470-08:00Kebiasaan Sehat Keluarga di Era New Normal<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI0PvEhic8TxW_ArCBoBKAUaZRmQ_UrfNxhzx4sjB50wb4iw6R4fjgSMtnw04Q6zPZeFOP7jJv7GbEDdZ4TYRbw86Y-zzsYSQsde820feps_HdfiSp5vYMhvnxWtUt4AkQUQz0s4dul18/s1600/1606198338416979-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI0PvEhic8TxW_ArCBoBKAUaZRmQ_UrfNxhzx4sjB50wb4iw6R4fjgSMtnw04Q6zPZeFOP7jJv7GbEDdZ4TYRbw86Y-zzsYSQsde820feps_HdfiSp5vYMhvnxWtUt4AkQUQz0s4dul18/s1600/1606198338416979-0.png" width="400">
</a>
</div></div><div><br></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;">Tidak terasa pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir 10 bulan. Si bungsu, Aifa, beberapa kali mengeluh perihal kebosanannya karena di rumah saja. Dia memang tidak dapat bermain, apalagi sekolah. Aktivitas keluarga sendiri pada dasarnya sudah sedikit dimulai. Kakak dan abi sudah mulai bekerja WFO meski tidak setiap hari. Hanya dia saja yang lebih banyak di rumah menemani saya.</span><br></div><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br></span></div><div>Di awal bulan Agustus 2020, sekitar rumah sempat ramai kembali di sore hari dengan anak-anak bermain. Namun, ketika itu beberapa keluarga justru terjangkit virus pandemi. Orang tua kembali meminta anak-anaknya di rumah kembali. Aifa sedih sekali.</div><div><br></div><div><b>Kebiasaan Sehat Keluarga yang Dapat <span style="letter-spacing: 0.2px;">Dilakukan di Era New Normal</span></b></div><div><br></div><div>Saat ini, di beberapa wilayah hampir normal kembali. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan anggota keluarga di luar rumah, terutama bagi yang bekerja. </div><div><br></div><div>Jika di awal pandemi si bungsu mempunyai teman bermain di rumah, kini hampir tidak ada. Sesekali saya mengajaknya keluar, sekedar berkeliling layaknya berangkat sekolah dengan pakaian bebas atau ke rumah nenek yang hanya 10 menit dari rumah.</div><div><br></div><div>Tidak khawatir salah satu dari anggota keluarga terkena atau tertular virus Covid-19? Tentu saja rasa tersebut tetap ada. Meski banyak juga teman dan kerabat yang mulai menyangsikan ada atau tidaknya Corona, saya lebih memilih berhati-hati dan tetap melaksanakan kebiasaan sehat keluarga di bawah ini.</div><div><br></div><div><b>Istirahat atau Tidur yang Cukup</b></div><div><br></div><div>Istirahat dan tidur dalam ilu kesehatan merupakan hal penting. Saat melakukannya, organ tubuh beristirahat sejenak dari kegiatan rutin. Beberapa lainnya memperbaiki jaringan yang rusak. Jadi, tidur membuat tubuh lebih sehat.</div><div><br></div><div><b>Konsumsi Makanan Bergizi</b></div><div><br></div><div>Makanan yang bergizi dan seimbang menjadi cara lain agar selalu sehat. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung mineral dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.</div><div>Dengan mengonsumsi makanan demikian, tubuh yang sedang menurun imunitasnya segera pulih. Pertumbuhan dan perkembangan juga optimal. Kegiatan sehari-hari lancar dan lebih semangat.</div><div><br></div><div><b>Olahraga dengan Teratur</b></div><div><br></div><div>Olahraga di masa pandemi bukan hanya menyehatkan karena menggerakkan tubuh. Di sini juga mempunyai manfaat rekreasi dan menghilangkan stres. Hal-hal yang diperlukan mungkin di saat bosan di rumah dan ekonomi tidak stabil.</div><div><br></div><div><b>Menjaga Kesehatan Diri dengan Rutin</b></div><div><br></div><div>Pada dasarnya, cara yang sudah dikemukakan sebelumnya sudah termasuk menjaga kesehatan diri sendiri. Namun, di sini penekanannya sedikit berbeda, seperti tetap mandi dan gosok gigi dua kali sehari.</div><div><br></div><div><b>Tetap Melaksanakan Protokol Kesehatan</b></div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlJxwKaIIBhFhaca5IQoaCLbonwm_wRTgUQSbPaiI2NNBFWicCT8XJIuEO0IerSriZoP-zbERlr5PD26mmaB76ayrw6wvn-tpwJ5BZ9qQSZCc5rP3nIwtVYepeh_-UUw4LaOb_MN56Pew/s1600/1606198321917380-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlJxwKaIIBhFhaca5IQoaCLbonwm_wRTgUQSbPaiI2NNBFWicCT8XJIuEO0IerSriZoP-zbERlr5PD26mmaB76ayrw6wvn-tpwJ5BZ9qQSZCc5rP3nIwtVYepeh_-UUw4LaOb_MN56Pew/s1600/1606198321917380-1.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Beberapa kegiatan di luar rumah tidak dapat dihindari. Beberapa bulan terakhir, pegawai dan buruh sudah mulai masuk. Januari 2021, berdasarkan keputusan Mendiknas, sekolah diperbolehkan tatap muka. </div><div><br></div><div>Nah, agar tetap sehat dan mengurangi resiko tertular Covid-19, protokol kesehatan seperti: selalu menjaga jarak; menghindari kerumunan, mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau hand sanitizer, dan memakai masker.</div><div><br></div><div><b>Klinik Dokter Gigi dan Keluarga yang Tepat</b></div><div><br></div><div>Sama dengan beberapa Temans, sejak awal pandemi saya dan keluarga sedapat mungkin menghindari datang ke rumah sakit atau klinik dan sejenisnya. Di sana saya yakini sebagai sumber berbagai penyakit. </div><div><br></div><div>Penerapan hidup sehat yang sudah dikemukakan di atas sangat efektif untuk keluarga agar imunitas bertambah dan menghindari penyakit. Saya bersyukur atas hal tersebut. Bahkan, Drg. Saskia Karenina dalam acara Field Trip Online Medi Kids yang diselenggarakan dalam rangka Reopening Medika Kemang juga menjelaskan hal yang sama dengan versi berbeda.</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFc0DF1q4XLfF70BenB3Ko3FNQu6-41UTaLzBrZ8LLMxO44BtfUO66Wcck-zBeSyLB6nOkfI0_OtexKna159Xvo1dARoFV2JN8Vo2-r5PJK3VgxPEZndwG4_SqPqO6ssdyQQt0-8qtqUY/s1600/1606198311901434-2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFc0DF1q4XLfF70BenB3Ko3FNQu6-41UTaLzBrZ8LLMxO44BtfUO66Wcck-zBeSyLB6nOkfI0_OtexKna159Xvo1dARoFV2JN8Vo2-r5PJK3VgxPEZndwG4_SqPqO6ssdyQQt0-8qtqUY/s1600/1606198311901434-2.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Selebihnya Ibu Saskia fokus menjelaskan kesehatan gigi. Aifa mengikuti dengan antusias. Apalagi ada sesi mewarnai Kapten Medikids di atas masker menggunakan crayon. </div><div><br></div><div>Dari sana diketahui beberapa cara merawat gigi dengan tepat sebagai bagian aktivitas sehat keluarga, yaitu: </div><div>•<span style="white-space:pre"> </span>Tidak menggunakan sikat gigi secara bergantian dengan anggota keluarga lain.</div><div>•<span style="white-space:pre"> </span>Mengganti sikat gigi minimal setiap 3 bulan sekali atau saat bulu sikat sudah mekar dan berubah warna.</div><div>•<span style="white-space:pre"> </span>Menyikat gigi yang benar, yaitu bulat-bulat di bagian depan, maju mundur di bagian sisi samping atau belakang pipi, dan cungkil-cungkil di bagian depan arah dalam. Tidak lupa juga menggosok bagian lidah agar tidak berjamur. Setelah itu barulah berkumur.</div><div>•<span style="white-space:pre"> </span>Untuk anak yang sedang belajar menggosok gigi sendiri, sebaiknya selalu diawasi dan diperiksa agar caranya tepat dan terhindar dari masalah gigi dan gusi.</div><div>•<span style="white-space:pre"> </span>Memeriksakan gigi ke dokter 6 bulan sekali, tidak menunggu sakit.</div><div><br></div><div>Wah untuk yang terakhir, bagaimana caranya ya di era new normal? Masih takut dan khawatir jika harus ke dokter dan klinik!</div><div><br></div><div>Temans tidak perlu khawatir, sesuai dengan tujuan penyelenggaraan Field Trip Online, Medikids yang merupakan bagian dari MHDC Group (Mulia Health and Dental Care) di Kemang kini hadir lebih dekat. Anda yang berada di wilayah sekitar Jakarta Selatan dapat berkunjung ke sini saat memerlukan. Protokol kesehatan diterapkan secara disiplin. Klinik juga bersih dan lapang.</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqn9GzZm8IUESB59NS6_aG8cH6h0lncBftm01znDUDjms5awpigGN9kbIh7l7hvAHA9BozQycSK_o0TY6M8JzAT2zVTqUd3x0bSyz1JPum2PhHWayYClH6n13U4yZ0GtB4V9KcCZt_hUM/s1600/1606198263953925-3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqn9GzZm8IUESB59NS6_aG8cH6h0lncBftm01znDUDjms5awpigGN9kbIh7l7hvAHA9BozQycSK_o0TY6M8JzAT2zVTqUd3x0bSyz1JPum2PhHWayYClH6n13U4yZ0GtB4V9KcCZt_hUM/s1600/1606198263953925-3.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Apa kelebihan Medikids dibandingkan klinik sejenis? Banyak sekali! Dalam tour field trip online di jelaskan bahwa klinik ini sengaja didirikan untuk anak-anak dan melayani kesehatan umum, gigi, dan vaksinasi. Tentu saja dengan pelayanan optimal dari dokter berpengalaman dan ramah.</div><div><br></div><div>Uniknya, anak yang datang ke sini tidak akan merasa seperti datang ke klinik, khususnya dokter gigi. Konsep dari ruangan depan sampai dalam adalah Arround the World, berkeliling dunia. Setiap ruangannya mempunyai tema masing-masing, seperti Africa, America, Turki, Japan, dan London Play House. Sebuah tempat di mana anak dapat bermain peran dan belajar sebagai dokter.</div><div><br></div><div>Saat field trip online saja, si bungsu senang sekali. Apalagi jika benar-benar datang berkunjung ke Medikids?</div><div><br></div><div>Menarik bukan? Yuk, melaksanalan kebiasaan sehat keluarga! Kliniknya, Medikids saja! Tempat yang tepat untuk memeriksa kesehatan keluarga, khususnya anak-anak!</div><div><br></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-86986035485243718532020-10-25T05:35:00.000-07:002020-10-25T05:35:40.293-07:006 Tips Mengajarkan Anak Berdoa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhifddNh2c3dU1Nqlb4OtxApRTZ5TJnSxVa33oSkaxTfZ9gmRxmJwIQazPGdFDfwAVFU6j2L0mbi-ykgk_HjFG8weSbp2YFn3k2MqUKfpMzf50CGwhZRGT3JV1TJ1FQMKj-xvUI_fA0Qo/s1600/1603623292022450-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhifddNh2c3dU1Nqlb4OtxApRTZ5TJnSxVa33oSkaxTfZ9gmRxmJwIQazPGdFDfwAVFU6j2L0mbi-ykgk_HjFG8weSbp2YFn3k2MqUKfpMzf50CGwhZRGT3JV1TJ1FQMKj-xvUI_fA0Qo/s1600/1603623292022450-0.png" width="400">
</a>
</div>Saya membiasakan anak-anak di rumah untuk berdoa ketika mereka menginginkan sesuatu. Doa-doa tersebut dilantunkan kebanyakan ketika akan tidur di malam hari. Mengapa? <div>Saat menjelang tidur, anak-anak sering kali bercerita tentang cita-cita dan mimpinya. Nah, buat saya itu menjadi momen penting menjelaskan makna doa dan harapan. </div><div><br></div><div>Si bungsu, berbeda dengan kakak-kakaknya. Dia cukup kritis. Mungkin karena terbiasa di lingkungan cukup dewasa sehingga cara berpikirnya jauh di atas umurnya.</div><div><br></div><div>Saat pandemi Covid-19, semua aktivitas dihentikan. Bungsu yang baru berusia taman kanak-kanak, terpaksa ikut menghentikan segala aktivitas. </div><div>Baru sebulan, dia sudah mulai mengeluh. Bosan dengan berbagai hal di rumah. Ingin kembali sekolah, mengaji, dan bermain seperti biasa. Hal tersebut dia ulang beberapa kali.</div><div><br></div><div>Akhirnya, saya memintanya untuk berdoa. Doa yang kemudian dia panjatkan setiap selesai shalat dan ketika akan tidur malam.</div><div>Namun, beberapa bulan berlalu. Pandemi belum berakhir. </div><div>Dia bertanya, "Ummi, doaku belum dikabulkan. Kenapa ya?"</div><div>"Doa yang mana?"</div><div>"Doa yang virus Corona segera pergi. Semua orang sehat. Aku bisa sekolah."</div><div><br></div><div><b>Doa dan Harapan</b></div><div><b><br></b></div><div>Temans, mungkin pertanyaan di atas bukan hanya milik anak saya. </div><div>Pertanyaan yang banyak diajukan oleh anak-anak lain atau mungkin juga orang dewasa.</div><div><br></div><div>Ketika si bungsu bertanya hal seperti itu, saya menjelaskan bahwa banyak keuntungan yang diperoleh saat di rumah saja. </div><div>Anak-anak bisa lebih banyak dengan orang tuanya dan dia bisa bertemu dengan kakak-kakak yang biasanya kuliah dan di pesantren selama beberapa waktu. </div><div><br></div><div>Aifa, bungsuku mengangguk dan berusaha paham. Saya jelaskan, bahwa Allah akan mengabulkan doa dalam bentuk lain dan jika waktunya sudah tepat.</div><div><br></div><div>Doa bagi umat muslim adalah harapan. Ya, berharap kepada Allah dalam setiap kesulitan dan masalah yang dihadapi. </div><div>Di saat jalan lain sudah buntu, doa menjadi satu-satunya tumpuan. Bersimpuh dan pasrah kepada-Nya akan melahirkan semangat. Apalagi dalam banyak ayat Al Qur'an disebutkan bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa.</div><div><br></div><div>Dengan memahami makna doa dan menjalankannya, insyaAllah di masa depan anak lebih termotivasi dan siap memenuhi tantangan hidup.</div><div><br></div><div><b>Langkah Mengajarkan dan Membiasakan Anak Berdoa</b></div><div><b><br></b></div><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqyS_612I-qt97DQN73ukvyRnKz3HSyq1vlA3lsIGwpNNtRSyVZfM32O2SpgDr-vQsLM5c9-YRrtUY6OzYvl8cmlN3dkf5DraqSqmkBIym1HXY_uctQlu-J0uaUwJJAesDtF2foJxuKLg/s1600/1603623285383645-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqyS_612I-qt97DQN73ukvyRnKz3HSyq1vlA3lsIGwpNNtRSyVZfM32O2SpgDr-vQsLM5c9-YRrtUY6OzYvl8cmlN3dkf5DraqSqmkBIym1HXY_uctQlu-J0uaUwJJAesDtF2foJxuKLg/s1600/1603623285383645-1.png" width="400">
</a>
</div><br></b></div><div>Siapa sih orang tua yang tidak ingin anaknya shalih dan shalihah? Selain ibadah rutin seperi shalat, tentunya Temans ingin juga membiasakan anak berdoa.</div><div>Bukan hanya hafal dengan doa-doa harian, tetapi memahami makna dan implementasinya secara menyeluruh.</div><div><br></div><div>Nah, di bawah ini beberapa langkah mengajarkan dan membiasakan anak berdoa. Beberapa di antaranya sudah saya laksanakan. Lainnya masih dalam proses. Saya tuliskan di sini sebagai pengingat.</div><div><br></div><div>1. Mengajarkan dan Mengajak Berdoa Sejak Dini</div><div><br></div><div>Hal pertama ini mungkin sudah Temans lakukan. </div><div>Sejak kecil, Ananda sudah diajarkan berbagai doa harian. Bahkan, kini tren mengajarkan anak hafalan surat-surat pendek.</div><div>Hal di atas merupakan pembiasaan yang bagus. Yang penting, tidak memaksakan hafal suatu doa. Ajak saja membaca setiap waktunya, anak akan hafal dengan sendirinya. </div><div>Jangan lupa, bahwa anak usia dini adalah peniru. Temans juga harus berdoa agar anak meneladani.</div><div><br></div><div>2. Meyakinkan Bahwa Allah Mendengar Semua Doa</div><div><br></div><div>Alah berfirman dalam Qur'an surat Ghafir ayat 60, " ... Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu."</div><div><br></div><div>Ayat di atas menunjukkan, bahwa doa merupakan senjata bagi mukmin. Berdoalah sebanyak-banyaknya. Allah berkenan mendengarkan dan mengabulkan. </div><div>Tidak ada doa yang dilarang, selama untuk kebaikan. </div><div>Temans bisa berdoa apa saja. Ajak Anak berdoa setiap permintaannya. </div><div>Ketika mereka meminta mainan, ajak mereka berdoa agar Temans dimudahman rejeki sehingga dapat membeli mainan. </div><div>Anak ingin jalan-jalan, ajak mereka berdoa dengan bahasanya agar dimudahkan rejeki dan kesehatan agar dapat berjalan ke tempat yang dituju.</div><div><br></div><div>3. Doa di Setiap Waktu dan Tempat</div><div><br></div><div>Selanjutnya, perlu pula ditanamkan bahwa doa dilakukan di setiap waktu dan tempat.</div><div>Bismillahirrahmanirrahim merupakan doa di setiap melakukan kegiatan. </div><div>Doa ketika bersin, makan, dan lain- lain dapat dibiasakan pada anak.</div><div><br></div><div>Doa dapat dilakukan kapan dan di mana saja, yang penting dalam kondisi baik. Meskipun demikian, tentu ada waktu dan tempat mustajab untuk berdoa yang bisa dijelaskan sedikit demi sedikit.</div><div><br></div><div>4. Membuat List Doa</div><div><br></div><div>Untuk memudahkan pembiasaan anak tentang berdoa, sebaiknya bisa juga dibuat list doa. </div><div>List doa ini bisa dicentang untuk yang sudah dikabulkan dan belum. Anak menjadi yakin bahwa Allah mengabulkan semua doa pada waktu yang tepat. </div><div>Jika anak ingin mainan atau gadget seperti teman-temannya dan belum dibelikan, katakan menurut Allah ini bukan waktu yang tepat. Allah akan menggantinya dengan yanh lebih baik. Bisa jadi keberadaan ponsel pintar akan membuatnya lebih senang bermain daripada belajar.</div><div><br></div><div>5. Meyakinkan Anak Bahwa Doa Dikabulkan dalam Berbagai Bentuk</div><div><br></div><div>Tidak semua doa dapat dikabulkan sesuai keinginan, ini yang harus dipahami anak sejak awal. </div><div>Ada doa yang dikabulkan dalam bentuk lain.</div><div>Anak berdoa ingin jalan-jalan ke Bandung dan meminta orang tua diberikan rejeki. Allah belum mengabulkannya. Di waktu lain, ternyata anak bisa pergi ke Bandung bersama teman-teman sekolah.</div><div>Seperti cerita doa agar Corona dihilangkan misalnya. Saya memberi pengertian, Allah masih ingin ummi dan abi lebih banyak beristirahat di rumah menemani dia.</div><div><br></div><div>6.Membuat Jurnal Syukur</div><div><br></div><div>Selain membuat list doa, ajak anak membuat jurnal syukur. Bersyukur dengan segala yanh diberikan Allah pada hari ini, minggu ini, dan atas doa yang sudah dikabulkan.</div><div><br></div><div>Begitulah Temans, sedikit tentang mengajar anak memahami doa sejak dini. Dengan liat doa dan jural syukur, akan nampak bahwa sesungguhnya lebuh banyak doa yang sudah dikabulkan daripada yang belum. Allah sayang pada manusia yang beriman.</div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div><br></div>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-38764879034607533832020-09-12T20:43:00.003-07:002020-10-25T01:33:52.331-07:00Ini Waktu yang Tepat Belajar Membaca<h1 style="text-align: left;"> </h1><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiplSi_IM9bbPr7U9FftleNscULEZcEdNEyr-HhvdIQ8Dt8gHYYIk1-8zFvGaqYSyVtIaNM3iDRxvZZtzejBZ_M9MoRt-7w5XErTm50o5SaAHwuOwj1mOxJP7CV_sHZl-6rZmq8L12Mvrc/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-10+at+17.08.04.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiplSi_IM9bbPr7U9FftleNscULEZcEdNEyr-HhvdIQ8Dt8gHYYIk1-8zFvGaqYSyVtIaNM3iDRxvZZtzejBZ_M9MoRt-7w5XErTm50o5SaAHwuOwj1mOxJP7CV_sHZl-6rZmq8L12Mvrc/s320/WhatsApp+Image+2020-09-10+at+17.08.04.jpeg" width="320"></a></div><br><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br></span><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Para
ahli menyebutkan bahwa waktu yang tepat untuk belajar membaca adalah usia 6
sampai 7 tahun. Namun, hal tersebut sering kali dirasakan orang tua tidak pas.
Mengapa?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
usia sekitar 6 sampai 7 tahun anak sudah masuk usia sekolah dasar. Temans
pernah melihat buku Tematik dan pelajaran lainnya? Rasanya sulit sekali bagi
anak yang belum dapat membaca untuk mengikutinya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, beberapa orang tua dan guru pra sekolah (taman kanak-kanak)
mengajarkan anak membaca sejak usia dini. Bahkan, ada yang mengajarkannya
secara formal dism-diam di TK dengan catatan orang tua tidak boleh
mengatakannya jika Diknas sedang sidak. He he.. rumit juga ya?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana
dengan sikap orang tua dengan sekolah yang demikian? Sebagian besar tidak
masalah. Mereka justru merasa sangat terbantu daripada mengajarkan anak sendiri
membaca di rumah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak
yang dapat membaca di usia dini, diikuti dengan kemampuan menulis dan berhitung
menjadi kebanggaan orang tua. Bahkan, ini sering kali dijadikan alasan untuk
memasukkan anak sekolah dasar di usia yang belum seharusnya, sekitar 5-6 tahun.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sementara
itu, tanpa disadari masalah baru sering muncul. Anak tidak memahami apa yang
dibacanya. Ketika membaca dan menjawab pertanyaan yang sering ada di bagian
bawahnya, anak tidak mampu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketidakmampuan
yang terus bertambah seiring dengan kenaikan tingkat sekolah anak. Makin tinggi
sekolah, tentu saja kemampuan pemahaman dituntut lebih besar. Jangankan
mengerjakan soal cerita matematika, soal pengetahuan sosial yang jawabannya
secara tersirat ada dalam teks, banyak yang tidak dapat melakukannya.</span></p><h2 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Yuk,
Ajak Anak Mencintai Buku!</b></span></span></h2><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebelum
mulai dengan pembahasan belajar membaca, bagi saya yang penting untuk
ditanamkan adalah mencintai bacaan atau mencintai buku.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bukan
hanya karena slogan “buku adalah jendela dunia” tetapi karena dari sini semua
bermula.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Makin
tinggi tingkat sekolah anak, bacaan yang dibaca akan panjang. Jika tidak cinta
buku, berat bagi mereka untuk membaca, apalagi memahami isinya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak
yang sudah mencintai buku akan lebih mudah dalam menjalani proses akademis.
Temans pasti tahu bukan, di tingkat perguruan tinggi mahasiswa harus membaca
diktat dan referensi yang sangat tebal? <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">
</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nah,
jika sudah gemar, suka, dan cinta buku manfaat lain akan mudah didapat. Anak
akan lebih luas wawasannya, lebih semangat belajar, lebih terbuka pikirannya,
dan seterusnya.<o:p></o:p></span></p><h2 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Tips
Mengajak Anak Belajar Membaca</b></span></span></h2><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghdB_NeCEt9K_CvM95sU1eS7cubk_kVO511qBoBeNGqMnSwsvWCYP4p-j4Hv7zMZ4GLKUOuehH6VFIcj6pWbeleRUsSneY_SS2-7eUxGEjfsKiaDvfoK4Fx7IX4FPpQRoHGMcJfTNKSRQ/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-10+at+22.47.32.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghdB_NeCEt9K_CvM95sU1eS7cubk_kVO511qBoBeNGqMnSwsvWCYP4p-j4Hv7zMZ4GLKUOuehH6VFIcj6pWbeleRUsSneY_SS2-7eUxGEjfsKiaDvfoK4Fx7IX4FPpQRoHGMcJfTNKSRQ/s320/WhatsApp+Image+2020-09-10+at+22.47.32.jpeg" width="320"></a></div><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br></span><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah
membahas sedikit tentang pentingnya mengajak anak mencintai buku, saya mau
membahas sedikit tentang tips mengajar anak membaca.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Langkah-langkah
yang sebenarnya sebagian besar mungkin sudah Temans terapkan di rumah untuk si
kecil. Ada juga di antaranya yang diterapkan pada pendidikan formal dan
informal anak usia dini.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bedanya
di sini saya sedikit menggabungkan antara belajar , memahami, dan mengajak anak
agar suka membaca. Tips di sini merupakan gabungan antara hasil membaca
berbagai referensi dari buku <i>parenting</i>, internet, pengalaman pribadi, dan
pengalaman Temans yang saya ketahui. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mau
tahu apa saja? Yuk, simak berikut ini!<o:p></o:p></span></p><h3 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>1. Memberi
Teladan</b></span></h3><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebenarnya
inti dari semua tips dan langkah mengajarkan anak membaca ini adalah memotivasi
mereka. Nantinya diharapkan mereka tidak terpaksa belajar membaca. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yang
pertama, tentu saja memberi teladan. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seperti
yang Temans ketahui bahwa anak adalah peniru ulung. Apa saja yang dilakukan
orang di sekitarnya atau ditonton dapat dengan mudah ditiru.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi,
tidak mudah mengajak dan memotivasi anak membaca jika lingkungan di rumah tidak
melakukannya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak
tidak dapat diminta belajar jika orang tua tidak pernah melakukannya, minimal
di waktu atau jam tertentu.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lebih
bagus lagi, jika Temans meletakkan rak buku anak di tempat yang mudah
dijangkau. <o:p></o:p></span></p><h3 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>2.
Membacakan Cerita</b></span></h3><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
dasarnya, di usia setahun lebih sedikit keingintahuan anak sudah besar. Mereka
selalu menunjuk dan bertanya apa saja yang tidak diketahuinya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manfaatkan momen anak di usia tersebut! Bacakan cerita atau buku kepada anak sambil
menunjukkan gambarnya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Usahakan
pula membaca dengan intonasi yang tepat sehingga anak tidak bosan.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain
menumbuhkan minat anak kepada buku, kegiatan membacakan cerita akan mempererat
hubungan anak dan orang tua.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tanda
mereka menyukai kegiatan ini adalah meminta Temans membacakan buku yang sama
secara berulang-ulang! <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jangan
bosan ya! Nanti ada saatnya mereka akan meminta buku lain. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>3.
Mengajak Anak Membaca Gambar</b><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tips
ketiga adalah mengajak anak untuk membaca gambar.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
tahapan ini, Temans sebenarnya sudah mulai mengajak mereka mengenal huruf dan
lambangnya secara perlahan. Selain itu, membaca gambar berarti mengasah logika
anak tentang segala sesuatu yang dilihat dan dibaca.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Caranya,
ketika Temans membacakan cerita tunjukkanlah gambar pada buku yang
mengilustrasikannya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perlahan,
ajak mereka untuk melihat hal-hal yang berada di sekeliling gambar, seperti
warna, bentuk, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
tahap akhir, ajak anak bercerita sendiri tentang gambar yang di ceritanya.
Kegiatan ini dapat dimulai dengan menceritakan kembali buku yang sudah pernah
dibacakan. Setelah itu, ajak mereka membaca gambar dari buku yang belum pernah
dibaca.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>4.
Mengenal Lambang </b><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
tahapan mengenal lambang, anak sebaiknya sudah termotivasi untuk lebih banyak
membaca buku.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yakinkan
pada mereka bahwa jika sudah dapat membaca sendiri, akan lebih banyak lagi buku
yang dapat dibaca. Anak juga dapat membaca pesan sendiri dari ayah, misalnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika Temans sudah melaksanakan tahapan membaca gambar, pelajaran mengenal lambang
atau membaca sesungguhnya akan terasa lebih mudah.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ingatlah,
untuk tidak memaksa anak memasuki tahapan ini!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak
yang tidak mempunyai masalah dengan tumbuh kembang, pasti dapat membaca. Yang
terpenting justru, sudahkah anak memahami apa yang dibacanya?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Temans
dapat membacakan kalimat, “Sepatu Andi berwarna putih.” <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika
anak dapat menjawab pertanyaan “sepatu siapa yang berwarna putih” atau “Apa
warna sepatu Andi?” itu pertanda bagus. Kemampuan membacanya akan meningkat seiring
dengan waktu. Mereka juga akan langsung memahami isi bacaan.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>5.
Membaca Perlahan dan Mengingat</b><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
tahapan awal, ajak anak membaca perlahan sambil mengingatnya. Kemudian mereka
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana terkait dengan kalimat yang
dibaca, seperti contoh sebelumnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Awalnya
mereka dapat diberi buku yang lebih banyak gambar daripada tulisannya.
Perlahan, jika Temans menilai kemampuan anak sudah mulai meningkat, bacaan
dapat ditingkatkan pula jenisnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mudah
bukan mengajak anak belajar membaca dan mencintai buku? Tidak ada waktu yang
tepat sekali untuk mereka belajar. Lingkungan dapat menciptakan sendiri situasi
yang kondusif sehingga anak suka belajar membaca. Yang penting semua mulai dari
diri sendiri dulu. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saya
juga sedang memulainya nih! Yuk, bersama-sama menciptakan keluarga yang
mencintai buku.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br></span></p>Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-69912751831297664022020-07-07T08:25:00.003-07:002020-07-11T23:34:06.592-07:00Langkah Mengajarkan Anak Matematika Sejak Dini<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeeBJPnOCf8Or_lBTazZlnm-CXhTjr4bdocwwesrL8wQrMtTRWcjy2sKk1bw_geV-APt63ne6jPqR3psEBRktJPM0wOfA_uEq6zvESK427ZXPNarevtW2U4VTtMplEPJYD4GYOCdqFCu0/s1280/math-2782875_1280.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeeBJPnOCf8Or_lBTazZlnm-CXhTjr4bdocwwesrL8wQrMtTRWcjy2sKk1bw_geV-APt63ne6jPqR3psEBRktJPM0wOfA_uEq6zvESK427ZXPNarevtW2U4VTtMplEPJYD4GYOCdqFCu0/s320/math-2782875_1280.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Sumber gambar: kidaha di pixabay.com</div><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Orang tua dan pendidik sering kali
mengeluhkan bahwa anak sulit sekali memahami matematika. Sementara, bagi anak
sendiri pelajaran ini sangat sulit. Bahkan, ada yang kemudian sangat membenci
alias anti terhadap matematika.</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Padahal,
pelajaran ini tidak dapat ditolak keberadaaannya. Hampir semua jurusan sekolah
hingga perguruan tinggi ada materi berhitung dan sejenisnya.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>Cara Mengajarkan Anak Matematika Sejak
Dini</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seharusnya, matematika dan berhitung
memang diperkenalkan sejak dini sebagai pelajaran yang menyenangkan. Orang tua
dan guru tidak hanya berharap anak pintar matematika di usia sekolah dsar. Di
rumah atau di sekolah anak usia dini atau di taman kanak-kanak, konsepnya dapat
diajarkan dengan cara-cara berikut.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;"><font face="">1. </font></span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">Menggunakan Dramatisasi</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dramatisasi dilakukan dengan gerakan.
Sebagai contoh, anak diminta melompat tiga kali secara bersama-sama. Lompatan
tersebut dapat diulang-ulang dengan hitungan yang berbeda-beda.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;"><font face="">2. </font></span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">Menggunakan Anggota Tubuh</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx1w47uLNbw8RSoSJxZ5kXvTMWE77ZDB-0eiq0OaOWZbZHdHznzwQaMMJvcI_50tyTXkmySs6wCBL6D6Gi2Bsg3B7zCmOQXX3vM12lycX50lLOXXaKyaj7nqXAeINcj_dVFvGWBxwu44A/s1280/learn-2387228_1280.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx1w47uLNbw8RSoSJxZ5kXvTMWE77ZDB-0eiq0OaOWZbZHdHznzwQaMMJvcI_50tyTXkmySs6wCBL6D6Gi2Bsg3B7zCmOQXX3vM12lycX50lLOXXaKyaj7nqXAeINcj_dVFvGWBxwu44A/s320/learn-2387228_1280.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Gambar oleh Gerd Altman dari pixabay.com</div><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Berhitung menggunakan anggota tubuh
sudah diketahui sejak lama. Anak diajarkan mengetahui bahwa jumlah mata,
telinga, dan tangan ada dua.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di tingkat yang lebih tinggi anak sudah
mulai dapat menghitung seluruh jari tangan mereka.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;"><font face="">3. </font></span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">Menggunakan Mainan Anak</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ini merupakan cara yang paling disukai
anak. Ajaklah mereka menyusun balok, menderetkan mobilan, dan meletakkan
seluruh boneka yang dimiliki.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berhitung menggunakan mainan anak dapat
sekaligus mengajarkan anak konsep bentuk, lebih besar, lebih banya, hingga
penumlahan dan pengurangan sederhana.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;"><font face="">4. </font></span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">Menggunakan Buku Cerita</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><img alt="Mengapa Anda Harus Membaca Cerita Anak-anak - cintabuku.id" height="307" src="https://2.bp.blogspot.com/-VzMctfEyc9A/W43e1J85tvI/AAAAAAAAsPg/euCCN01L9D4gm8c1jTYT-DIYKeV0Iq3oACLcBGAs/w410-h307/cerita%2Banak-anak.jpg" width="410" /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber gambar: cintabuku.id</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak Anda suka buku cerita? Ini juga
merupakan cara yang bagus untuk mengajarkan mereka berhitung sekaligus membaca
gambar. Hitunglah sesuatu yang ada di dalam gambar, seperti buah di atas pohon,
buah yang jatuh, orang di dalam dan di luar rumah, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>Langkah Matematika Awal untuk Anak</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah mengetahui cara mengajarkan anak
matematika pada anak sejak dini, guru dan orang tua juga harus mengetahui
konsep matematika awal. Ini diajarkan sebelum anak belajar operasi hitung,
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Konsep tersebut, yaitu:</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berhitung ; anak dapat menyebutkan bilai satu, dua, tiga, dan seterusnya hingga dua puluh secara berurutan.</span></li><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membilang; anak dapat berhitung dengan menunjukkan bendanta. Biasanya di tahap ini anak sering kali melakukan kesalahan, seperti berhitung lebih cepat dari benda yang ditunjuk atau sebaliknya.</span></li><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengenal beragam bentuk</span></li><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengenal angka</span></li><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memahami pengelompokkan benda: sa besar, sana tempatnya, dan lain-lain.</span></li><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memahami konsep lebih besar, lebih, sedikit, dan sama banyak.</span></li><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengenal simbol matematika</span></li></ul><p></p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah ketujuh konsep di atas dipahami,
barulah anak belajar penjumlahan dan pengurangan secara utuh. Jangan lupa, konsep operasi bilangan tersebut harus dipahami benar jika Temans ingin anak menyelesaikan soal cerita.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ingat pula bahwa matematika sama dengan pelajaran lain. Tidak dihafal! Matematika merupakan pelajaran yang menggabungkan pemahaman konsep dan kemampuan berhitung. Anak akan berhasil di sini jika menyukai dan banyak berlatih.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></p><br />Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com31tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-79047059784793504082020-06-15T20:13:00.001-07:002020-06-15T20:13:26.300-07:00Ketika Anak Mogok Sekolah<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kisah 1<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tetangga
depan rumah saya, mempunyai 3 orang puteri. Sementara saat itu, saya baru
mempunyai sepasang anak yang masih batita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Puteri
kedua mereka antusias sekali karena akan bersekolah TK. Setiap bermain di depan
rumah dia selalu bercerita tentang hal tersebut. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Antusiasme
anak berlangsung hingga minggu pertama sekolah. Setelah itu, entah kenapa
setiap mobil antar jemputnya datang dia akan menangis keras. Mama, begitu
sebutan anak kepada ibunya, marah besar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal
tersebut berlangsung hingga sekitar satu semester. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bayangan
drama menangis di depan rumah dan amukan orang tua terus melekat diingatan. Itu
pertama kali saya melihat anak meraung dan menangis, ditambah teriakan marah
ibunya. Rasa iba sering kali memnghinggapi tetapi tidak mungkin untuk membantu.
Lebih dari sepuluh tahun lalu datang membantu dan menghibur anak tetangga yang
sedang mengamuk dan dimarahi ibunya, sama dengan menyampuri urusan orang lain.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kisah 2<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saya
sudah mengajar Taman Kanak-Kanak selama lebih dari 5 tahun. Siswa yang mengamuk
tidak mau masuk kelas dan ditinggal ibunya, alhamdulillah dapat diatasi dengan
baik. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana
kalau itu yang tidak mau masuk kelas adalah anak saya?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak
kelima saya, namanya Hilman, menangis keras ketika masuk TK. Dia memang sengaja
tidak disekolahkan di tempat saya mengajar dengan alasan agar lebih mandiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hari
pertama dia lalui dengan baik. Namun, keesokan harinya dia tidak mau sekolah
lagi. Di rumah dia tidak mengamuk. Hanya saja, bangun tidur tiba-tiba merasa
sakit perut dan pusing. Setelah itu, dia bilang ingin dititipkan di rumah nenek
saja.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saya
langsung menyadari bahwa ini berhubungan dengan aksi menangisnya di hari
kemarin. Akhirnya, selama dua hari berturut-turut saya antar ke sekolah dan
menunggunya di gerbang seperti teman-temannya. Setelah itu, dia mau masuk
sekolah tetapi dengan muka memelas. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketidaksukaannya
pergi sekolah baru menghilang setelah satu bulan. Itu terjadi ketika sekolah
akan menyelenggarakan banyak lomba menyambut hari kemerdekaan RI. Diumumkan
bahwa setiap anak boleh ikut lomba asal sudah tidak menangis ketika sekolah dan
tidak ditunggu ibunya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wah,
Hilman yang memang mempunyai daya saing tinggi langsung berubah total. Dia
bahkan memenangkan lomba busana daerah untuk tingkat kelompok A. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ternyata,
cerita tentang menangis ketika masuk sekolah baru tidak berhenti sampai di
situ. Kejadian berulang ketika masuk SD.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saya
saat itu baru beberapa hari melahirkan adiknya. Jadi, dua hari pertama sekolah
Hilman datang diantar abinya dan setelah itu ada ojek yang mengantar dan
menjemput. Semua berjalan lancar sampai libur Ramadhan, dua minggu setelah awal
tahun ajaran baru.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masalah
timbul ketika liburan usai. Kali ini Hilman bahkan mengamuk di sekolah sambil
berpegangan pintu gerbang karena tidak mau masuk kelas. Wali kelas sampai menanyakan
usianya karena dianggap masih di bawah kriteria, padahal tidak demikian.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saat
itu, saya memutuskan untuk ikut mengantar dan menjemput bersama ojek. Tentu
saja bayi diajak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana
tangisannya bisa hilang? Itu terjadi setelah ada pengumuman ekstrakurikuler
akan dimulai. Saya pun mengatakan bahwa untuk bisa ikut kegiatan tersebut,
syaratnya sekolah sudah tidak menangis dan mau ditinggal sendiri. Dia setuju.
Kegiatan sekolahnya aman sampai kelas 6.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sesaat
sebelum kelulusan, Hilman berkata bahwa dia mantap ingin melanjutkan ke
pesantren. Saya bahagia sekali, dia mau tanpa dipaksa. Untuk mengantisipasi
kesedihan ditinggal di asrama nantinya, persiapan sudah dilakukan jauh hari
untuk memantapkan niatnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Alhamdulillah,
meski harus pulang sebelum waktunya karena adanya Pandemi Corona, Hilman melewati
masa adaptasi dengan lingkungan baru dengan baik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">*****<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kisah
anak yang tiba-tiba mogok sekolah di awal masuk mungkin dialami beberapa Temans
di sini. Sedih, bingung, dan marah berbaur menjadi satu saat peristiwa terjadi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana
tidak? “Kok, anak saya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nggak</i> mau
sekolah? Padahal itu penting untuk masa depannya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
sisi lain, “Memalukan sekali rasanya, anak saya menangis meraung ketika diajak
ke kelas. Anak lain gembira.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Anak
saya menangis sambil memukuli gurunya. Aduh, jadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nggak</i> enak!”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Temans,
tidak perlu khawatir! Ada kok cara mengatasinya. Mudah, hanya perlu ketegasan
dari guru di sekolah dan Temans sebagai orang tua.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdasarkan
pengalaman dan rangkuman dari berbagai buku, ini cara mengatasi anak yang
mengamuk saat awal masuk sekolah</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-align: left; text-indent: -0.25in;"><b>Mengenali
Penyebabnya</b></span></li></ul><p></p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak
mungkin saja mogok sekolah karena merasa tidak punya teman, takut dengan guru
atau temannya, tidak dijemput tepat waktu, dan sebagainya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Agar
dapat mengenali penyebabnya, Temans dapat merunut waktu sekolah dan apa saja
yang terjadi. Jika memungkinkan, mintalah anak untuk bercerita. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan
mengenali sebabnya, mogok sekolah dapat diatasi lebih cepat dan tuntas.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seandainya
anak mogok karena takut teman, katakan bahwa guru di sekolah akan membantu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun,
jika anak bermasalah karena Temans terlambat menjemput, itu artinya anak
khawatir ditinggal. Yakinkan dirinya bahwa Temans tidak akan pernah
meninggalkannya sendiri di sekolah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana
dengan guru? <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Umumnya
guru anak pra sekolah atau usia kelas 1 SD sangat sabar. Jangan takuti anak
dengan kata-kata, seperti “jika kamu terlambat ibu guru marah” atau “kamu harus
baik di sekolah kalau tidak ibu guru akan menyetrap”, dan sebagainya.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-align: left; text-indent: -0.25in;"><b>Mengajak
Guru untuk Bekerja Sama</b></span></li></ul><p></p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah
mengetahui sebabnya, ajaklah guru di sekolah untuk bekerja sama. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Temans
dapat meninggalkan anak di sekolah dengan meyakinkan diri bahwa mereka diasuh
oleh guru yang baik. Ketakutan kepada teman dan masalah lain dapat diatasi
bersama. In sya Allah, seiring dengan waktu mogoknya akah hilang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;"><b>Memberi
Dukungan pada Anak</b></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jangan
lupa, beri dukungan pada anak!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beri
mereka pelukan ketika akan ditinggalkan di sekolah! Jangan marah saat mereka
berkata tidak mau bersekolah lagi!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dukungan
dari orang tua penting agar mereka merasa dihargai sampai akhirnya masalah
dapat diatasi.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -0.25in;">Meningkatkan
Kecerdasan Emosional</span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemungkinan
paling besar ketika anak mogok sekolah adalah sedikit lebih lambat dalam
beradaptasi. Dia tidak biasa dan takut dengan orang-orang baru di sekitar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ini
dapat diatasi jika kecerdasan emosionalnya terasah. Untuk ulasan ini dapat
Temans lihat di tulisan tentang “Mama, Aku Ingin Pindah Sekolah”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anak
yang cerdas secara emosi, meski usianya muda, dia akan bisa mengatasi semua
masalahnya sendiri. Tentu saja dengan dukungan orang tua dan lingkungan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Itulah
5 cara mengatasi anak yang mogok sekolah di awal masuk!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai
langkah awal, Temans dapat sering mengajaknya bersosialisasi sejak dini.
Sosialisasi dapat membuat anak lebih mudah beradaptasi di masa prasekolah.
Mereka sudah paham, bahwa tidak semua temannya baik. Di antara mereka ada yang
jahil atau suka memukul tetapi Temans selalu ada untuk mendukung mereka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sosialisasi
juga bagian dari meningkatkan kecerdasan emosional.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></p><br />Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8027271252284279265.post-27798662716291173522020-06-14T18:25:00.001-07:002020-06-14T18:25:26.533-07:00Ketika Anak Bermasalah dengan Guru<p class="MsoNormal"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Orang
beradab sudah pasti berilmu tetapi orang yang mempunyai ilmu belum tentu
beradab.”<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqV9yMLodLxRcO8-i9wcoRo51bol3qWZM3HPSEn2natz13m_h_OSyWFAqj8q38SHbznP0G1qJyifdGYWGaKxXKlrqy5LZxi8SOI0FmYB0Q5HyzUpQvNEP4nAIM6IX4kQhouaCf5WX0tmA/s1280/day+8+foto.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="849" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqV9yMLodLxRcO8-i9wcoRo51bol3qWZM3HPSEn2natz13m_h_OSyWFAqj8q38SHbznP0G1qJyifdGYWGaKxXKlrqy5LZxi8SOI0FmYB0Q5HyzUpQvNEP4nAIM6IX4kQhouaCf5WX0tmA/s320/day+8+foto.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Sumber gambar: pixabay.com</div><p></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Perkenalkan, saya seorang ibu rumah tangga yang
mempunyai 6 orang anak. Temans atau siapapun yang kenal dekat dengan keluarga,
kebanyakan bilang bahwa semua anak saya penurut. Jadi, buat mereka yang
melihatnya sangat mudah mendidik dan mengasuh anak-anak-anak tersebut.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Itu kata orang. Bagaimana dengan saya yang
menjalaninya? Tentunya tidak semudah perkataan orang atau saya menulis saat
ini. Anak-anak ada masa sulitnya. Termasuk ketika mereka berhadapan dengan
guru.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anak kedua saya, Mukhtara Rama Affanndi, kini sudah
berusia 22 tahun. Rama nama panggilannya. Sejak usia sekolah dasar sudah terlihat
sedikit keras kepala. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lebih dari 10 tahun lalu, seorang murid bimbingan
les berkata, “ Ummi, tahu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nggak</i>? Rama
tadi dipukul oleh Pak Didi (nama disamarkan).”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Oh, kenapa?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Katanya, murid kelas 5 sedang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">berantem</i> dengan Pak Didi, Mi. Setiap Rama lewat pasti dipukul.” <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya hanya mendengarkan saja. Rama jarang bercerita
tentang kesulitan yang dianggapnya masih bisa ditangani di sekolah. Masa itu,
belum ada grup WA orang tua, he – he..<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Malamnya saya bertanya pada Rama tentang peristiwa
tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Iya, Mi. Tapi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nggak</i>
sakit kok karena Rama menghindar.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Bukan soal sakitnya. Kenapa?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Awalnya tentang pelajaran. Apa yang Pak Didi
ajarkan berbeda dengan yang tertulis di buku paket Rama. Pak Didi ngotot kalau
itu benar. Terus, Rama cocokin dengan buku paket IPA lain milik teman, ternyata
Pak Didi tetap salah. Terus, sejak itu Pak Didi nyuruh Rama keluar ketika
pelajarannya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya menarik napas dalam. Masa itu memang tahun
dimana sekolah tidak boleh menjual buku paket atau menunjuk buku terbitan
tertentu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jadi, dalam satu kelas buku
yang dipegang berbeda-beda. Harus diakui, mestinya semua buku intinya sama,
apalagi pelajaran IPA yang ilmu pasti.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Sudah 2 minggu Rama nggak ikut pelajaran IPA.
Masalahnya, di awal hanya 3 orang yang diminta keluar kelas. Minggu ini hampir
semua murid ikut keluar.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Ya sudah. Besok Ummi ke sekolah. Kamu harus ingat,
Pak Didi seorang guru. Beliau bisa saja salah dalam mengajar tetapi murid tidak
boleh berlaku tidak baik.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Iya, Ummi.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Keesokan harinya, kedatangan saya ke sekolah sudah
ditunggu wali kelas. Namun, Pak Didi hanya memandang saja dari jauh.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam pertemuan, saya sepakat untuk mengingatkan
Rama untuk meminta maaf. Mengenai perdebatan tentang sesuatu yang salah dalam
pelajaran biarlah menjadi urusan kepala sekolah dan wali kelas.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tidak menunggu lama. Rama melaporkan sepulang
sekolah kalau dia sudah menghadap kepala sekolah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Sedih Mi, dinasehati Pak Irwan. Tapi, Pak Didi
tetap tidak mau mengakui kesalahannya dan minta maaf.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Ya sudah. Yang penting kamu yang minta maaf. Soal
pelajaran, itu nanti diperbaiki kepala sekolah dan wali kelas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Pak Didi, beliau guru kamu. Lain kali tegurlah
dengan cara baik jika ada kesalahan. Misalnya, dengan datang ke kantor.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Iya, Mi.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pak Didi masih mengajar di sekolah sampai satu bulan
kemudian. Saya dengar dia diminta mengundurkan diri karena masalah dengan
siswa-siswa kelasnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beberapa bulan yang lalu, ketika Rama mengisi stand
up comedy dalam satu acara dia bertemu dengan Pak Didi. Mereka sempat berbicara
banyak tentang banyak hal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Rama cium tangannya, Ummi. Terus, bilang maaf lahir
dan batin.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Alhamdulillah…<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">*****<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketika buah hati Temans bersekolah, mungkin kisah
mirip di atas pernah terjadi. Kisah kenakalan anak-anak atau murni kesalahan
guru. Saya mengangkat hal di atas dari dua sisi, sebagai orang tua dan sebagai
guru.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mengapa? <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya tahu benar, siswa zaman sekarang tidak sama
dengan dahulu. Mereka jauh lebih terbuka dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">blak-blakan</i> dalam berbicara. Suka dan tidak suka diucapkan tanpa
memperhatikan lawan bicara. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beberapa siswa privat saya bahkan menganggap guru
yang datang layaknya pembantu dalam pelajaran sekolah. Guru yang datang ke
rumah dan digaji oleh orang tua. He he.. Itu sebabnya beberapa tahun belakangan
saya tidak lagi menerima permintaan privat belajar dari murid-murid.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bukan tidak mau mendidik tetapi lebih menjaga hati. Saya
lebih suka mengajar siswa bimbingan belajar dalam jumlah 3 sampai 7 orang dalam
satu kelompok. Dalam kelompok, siswa lebih mudah diarahkan. Saya juga lebih
mudah memasukkan nilai-nilai moral ketika mengajar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali kepada kisah di atas, saya ingin menegaskan
bahwa dalam belajar atau mencari ilmu, adab dan akhlak harus diutamakan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di sini peran orang tua bermain. Di sekolah
kebanyakan tidak mengajarkan adab dan akhlak secara sempurna. Orang tua yang
harus mengingatkan. Sekolah zaman <i style="mso-bidi-font-style: normal;">now</i>,
lebih mengutamakan ilmu, hafalan, dan materi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Contoh kecil, orang tua menunjukkan rasa menghormati
guru les yang datang ke rumah sebagai tamu. Anak akan melakukan hal yang sama
pula. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jangan menggerutu tentang guru di depan anak. Anak
akan ikut tidak menghargainya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Orang tua tidak lagi menyalahkan guru dalam setiap
masalah. Jika guru memang salah, tentu ada cara baik pula untuk
menyelesaikannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berdasarkan pengalaman, siswa yang pintar tetapi
mempunyai akhlak baik belum tentu memperoleh prestasi bagus. Namun, siswa yang santun
dan berakhlak baik sering kali mendapat hasil yang tidak terduga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tentang adab dan ilmu dalam Islam ini sudah serinh
dibahas dalam berbagai buku parenting. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Para Imam dan ulama zaman dahulu dikisahkan
mempelajari adab lebih banyak dan lama dibandingkan ilmunya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Adab ini merupakan akhlak dalam kehidupan
sehati-hari, sebagaimana sabda Rasulullah yang terkenal, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak</i>.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dikisahkan, Iman Syafi’i yang akan menimba ilmu
kepada Imam Malik. Sebelum datang ke Imam Malik, sang ibu memintanya untuk
belajar adab Syaikh Rabi’ah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di kisah lain, Abdurrahman bin Al Qasim belajar
kepada Imam Malik selama 20 tahun. Selama itu, beliau hanya 2 tahun terakhir
beliau belajar ilmu. Selebihnya adalah pelajaran adab.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apa saja yang termasuk contoh adab kepada guru dalam
Islam? Beberapa di antaranya adalah datang ke majelis ilmu sebelum guru datang,
berpakaian baik dan sopan, dan mengulang semua pelajaran yang telah diberikan.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Adab perlu didahulukan daripada ilmu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, karena adab adalah sunnah Nabi
Muhammad SAW. Sesuai dengan hadis yang sudah disebutkan di atas bahwa beliau
diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedua</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
adab membuat anak menjadi orang baik tanpa disadari. Anak jujur, mandiri,
bertanggung jawab karena mempelajarinya. Ini akan menjadi bekal di kehidupannya
di masa yang akan datang. Kehidupan sosial akan lebih mudah dijalani.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketiga</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
dengan adab seseorang akan berilmu. Bayangkan saja jika seseorang menerapkan
aadab terhadap guru saja, tanpa disuruh dia akan rajin belajar. Tentu saja
hasilnya adalah prestasi yang bagus. Apalagi jika anak melaksanakan adab-adab
lain yang dipelajarinya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">So, Temans itulah sedikit kisah pribadi tentang
salah seorang anak saya. Yuk, kita bersama membangun adab dari rumah agar
Indonesia terhindar dari degradasi moral dan menjadi negara maju bermartabat!<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p><br />Nani Herawatihttp://www.blogger.com/profile/12000462762978067015noreply@blogger.com6