Kamis, 28 Januari 2021

Ini 7 Hal yang Dapat Dilakukan Saat Emosi Tidak Terkendali

Coba 7 Hal Ini Saat Emosi Tidak Terkendali



Pagi hari merupakan waktu sibuk keluarga. Ibu, ayah, dan anak seakan berlomba dengan waktu.

Sesekali suasana tidak terkendali. Sulung yang biasanya mandiri mengerjakan semuanya, tiba-tiba mogok.

Waktunya sangat tidak tepat, Adik juga sedang rewel.

Wah, rasanya mau berteriak! 

Masa pandemi, semua berada di rumah.
Ayah yang biasanya bekerja ada di rumah. Anak tidak ketinggalan dengan belajar daring.

Berharap Ayah membantu? Ternyata dia hanya pindah kantor ke rumah. Tidak bisa diharapkan terlalu banyak.

Pekerjaan ibu bertambah. Mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus menjadi guru, mendampingi anak belajar di rumah.

Ibu mana yang tidak merasa lelah hayati? 

Sudah jenuh di rumah saja, pekerjaan juga bertambah. Apalagi jika ekonomi turut menjadi masalah.

Stres dan mau marah terus menerus, sebenarnya hal yang wajar. 

Hanya saja, harus ada cara mengelolanya yang baik. Jangan sampai, anak menjadi sasaran kemarahan. Seperti berita yang sempat viral itu, lho? He he..

Ibu Pusat Emosi Keluarga


Sebelum membahas tentang cara mengelola emosi yang kerap menimpa saya dan mungkin juga Temans, sebaiknya ketahui lebih dahulu beberapa pendapat ahli.

Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Ratri Kartikanityas, M.Psi, emosi ibu akan diikuti anak.

Jadi, kalau ibu meluapkan emosi dengan marah, anak akan menjadi pemarah. Sebaliknya, jika ibu sedih maka anak akan menjadi pemurung.

Ustaz Bendri dalam ceramahnya yang pernah saya dengar menyatakan, bahwa ibu adalah pusat emosi keluarga. Jika ibu merasa bahagia, seluruh keluarga akan merasakan hal yang sama.

Terakhir, ketika saya diminta menuliskan artikel tentang webinar yang diselenggarakan oleh Shimajiro dari PT Balinesse, hal ini dibahas juga.

“Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang tumbuh kembangnya optimal, “ujar Dr. Cyntia salam sesi tanya jawab.

Kenali Diri Saat Emosi Tidak Terkendali


Emosi negatif merupakan hal yang dimiliki oleh setiap manusia. Mengapa? Karena setiap manusia mempunyai ujian masing-masing.

Ujian yang diberikan untuk menambah keimanan, tentunya.

Dalam Al Qur’an surat Al Ankabut ayat 2 Allah berfirman, “Apakah manusia mengira mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘kami telah beriman dan mereka tidak diuji?”

Di sini, saya tidak akan menjelaskan ayat diatas. 

Yang pasti, ayat tersebut bagian yang paling sering saya ingat untuk menghibur diri di kala menghadapi segala masalah.

Ditambah dengan surat Al Insyirah dan ayat yang berbunyi sesungguhnya manusia diuji sesuai kemampuan. 

Paling tidak, saya akan merasa bahwa bukan hanya diri yang kesulitan di dunia. Bahkan, orang lain mungkin lebih buruk kondisinya dan tetap bertahan.

Kembali ke topik awal, sebelum menerapkan cara mengatasi emosi yang tidak terkendali, kenalilah diri dulu!

Temans bisa melihat kembali catatan saya tentang kesehatan mental. Di sana tertulis ciri-ciri seseorang stres. 

Saat diri menyadari ada yang tidak beres, maka akan lebih mudah mencari solusi.

Tidak mungkin bukan mengatasi masalah saat diri saja tidak mengakuinya?

Cara Mengatasi Emosi Tidak Terkendali


Mengakui bahwa diri melakukan kesalahan atau bermasalah bukan sebuah aib. Apalagi jika ditujukan untuk kebahagiaan keluarga.

Tidak perlu membuat pengumuman atau pemberitahuan ke orang lain, kalau Temans malu. 

Selama masih bisa diatasi sendiri, sudah cukup dengan mengakuinya. Kecuali, Temans benar-benar tidak dapat mengendalikan. Itu berarti bantuan suami dan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan.

Agar lebih singkat, ini 5 cara yang dapat dilakukan saat emosi tidak terkendali ala saya, ibu rumah tangga dengan 6 anak.

1. Tarik Napas Dalam

Menarik napas dalam merupakan cara pertama yang dapat dilakukan. 

Saya biasa melakukan sampai hitungan ketiga.

2. Mengubah Posisi

Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadis, kira-kira bunyinya menyarankan untuk duduk jika Temans marah. Kemudian berbaringlah saat emosi masih berada di hati.

3. Menghilang

Emosi akan makin tinggi saat orang yang dimarahi ada di hadapan. Apalagi jika dia (siapa pun itu), menjawab setiap perkataan yang Temans katakan.

Saya biasanya akan menghilang sejenak. 
Lima menit saja menepi akan membuat pikiran lebih jernih. Kemarahan bisa saja menguap. 

4. Jelaskan Emosi yang Sedang Dimiliki

Jelaskan emosi yang sedang dirasakan. Anak akan mencoba memahami, meski masih kecil. 

Paling tidak, Temans telah mengeluarkannya dengan cara lebih baik baik.

Katakan saja, "Bunda merasa X jika kamu melakukan Y dalam situasi Z.”

Para ahli menyebutnya metode X, Y, dan Z.

5. Berpikir Positif

Emosi tidak terkendali biasanya hadir karena pikiran negatif. 

Temans merasa anak nakal ketika pagi-pagi tidak langsung mandi.

Cobalah berpikir dari sudut pandang berbeda. Tanyakan alasan Ananda melakukannya. Dengan demikian solusinya lebih mudah dicari.

6. Bersyukur

Saya menuliskan ini tidak bermaksud mengatakan bahwa Temans yang mengalaminya tidak pernah bersyukur.

Namun, terkadang diri mempunyai target yang terlalu besar. Lupa dengan yang kecil.

Lupa bahwa setiap hari Ananda sudah bisa sarapan sendiri. Satu hari ini dia tidak melakukannya, jangan dipaksakan.

Jangan pula memaksa diri sendiri harus berhasil membuat anak pintar saat belajar daring.

Jalani saja semua dengan menyenangkan. 

Guru di sekolah saja tidak berhasil membuat semua murid pintar matematika, bukan?

7. Me Time

Menjadi seorang ibu bukan berarti meninggalkan semua kesenangan. 

Temans sesekali boleh jalan-jalan, bersantai, atau sekadar satu jam menonton televisi.
Bahkan, jika sibuk Temans bisa mandi dengan tenang dan meminta tolong suami sesekali menjaga anak-anak. 

Itu bukanlah perbuatan negatif. Orang menyebutnya sebagai me time.

Buat saya membaca buku dan bertemu teman selingkaran dan  sehati merupakan waktu refreshing. Saat kembali ke rumah suasana hati akan lebih baik.

Di masa pandemi, membaca dan berkebun menjadi obat hati lain.

Itu 7 hal yang dapat dilakukan saat emosi tidak terkendali ala saya. Bagaimana cara Temans? 

Apa pun yang dipilih yang penting, jangan lupa bahagia ya!

Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writing challenge Sahabat Hosting.

1 komentar:

  1. Setuju Mba kalau ibu pusat keluarga. Ibu emosi, anak sama suami langsung ikut kebawa juga emosi'y. Kalau saya lebih sering pilih tips yg menghilang 😂

    Suami udah hapal kalo istri'y "menghilang" berarti jgn d ganggu dulu. Cukup masuk kamar, netralin emosi sambil dilanjut nonton drakor sebentar aja udh cukup ampuh. Wkwk..

    BalasHapus