Covid-19 masuk ke Indonesia bulan Februari 2020. Namun, saat
itu banyak pihak mengabaikannya. Tidak ada yang memperkirakan virus tersebut
pada akhirnya menyerang banyak orang dan mengubah berbagai sektor kehidupan.
Pelajaran selama pandemi sangat berarti dan menggoreskan makna sangat dalam.
Secara pribadi saya tidak melupakan pekan akhir di mana
aktivitas keluar rumah masih dapat dilakukan dengan bebas. Awal Maret sampai pertengahan kegiatan memang sedang padat.
Beberapa di antaranya seperti memberi isyarat agar saya sekeluarga bersiap menjalani hari di rumah yang cukup panjang. Awal Maret kami sekeluarga sempat dua hari menikmati liburan di suatu tempat dekat pesantren Hilman, anak kelima. Selanjutnya, ada kumpul bersama teman selingkaran dan arisan di lingkungan rumah. Sejak Januari, bimbingan belajar sedang berkembang dengan membuka kursus bahasa Inggris.
Pelajaran Selama Pandemi
Dua hari jelang akhir pekan, isu lockdown atau penguncian
wilayah sangat santer. Ini dikarenakan di beberapa wilayah penderita virus yang
disebut Corona makin banyak. Meski demikian, tetap tidak ada yang menyangka
semua berubah dalam sekejap.
Hari Sabtu, saya lupa tanggalnya dengan tepat. Mungkin 25 atau 26 Maret 2020, tiba-tiba pembatasan aktivitas diberlakukan. Anak ketiga dan kelima yang pendidikan di luar kota meminta untuk dijemput dan pulang. Lingkungan mendadak sangat sepi. Bimbingan belajar yang sudah hampir 10 tahun tidak pernah libur, menjadi sepi. Hati ikut senyap.
Tidak, saya dan keluarga tidak mengkhawatirkan penghasilan
yang berkurang. Namun, rasanya kehidupan ikut terenggut bersama pandemi Covid-19.
Apalagi kini sudah satu tahun lebih masyarakat Indonesia merasakan dampaknya.
Meskipun demikian, ada beberapa pelajaran selama pandemi yang menjadi catatan seperti diuraikan di bawah ini.
1. Kekuasaan Allah Sangat Besar
Bagaimana pun virus Covid-19 atau Corona Virus adalah
makhluk Tuhan yang diciptakan dengan tujuan tertentu. Hal ini yang terpikirkan
di pekan pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan
sejak akhir Maret 2020.
Hanya dalam waktu satu hari saja, kehidupan sudah berubah
hampir seratus delapan puluh derajat.
Sebagai manusia, saya tidak mempunyai kekuatan apa-apa selain meminta perlindungan agar dapat melewati semua jalan-Nya dengan kuat. Terpikirkan, jika waktu saya habis saya belum mempunyai bekal yang cukup menghadap-Nya.
2. Sabar dalam Kebersamaan
Tidak banyak yang tahu, saya mempunyai enam orang anak. Ketika
beranjak dewasa mereka sudah mulai membatasi diri untuk keluar rumah. Tetangga
jauh hanya mengenal dua anak yang terakhir.
Orang lain melihat, saya tidak pernah masalah dengan keenam anak yang tumbuh dewasa. Namun, Temans dapat bayangkan jika keenamnya ditambah orang tua berkumpul dalam jangka waktu lama. Bagaimana pun, masing-masing anggota keluarga mempunyai sifat dan karakter sendiri. Beberapa saling bertolak belakang.
Tiga bulan pertama, kami habiskan waktu bersama benar-benar
tanpa banyak aktivitas di luar. Di sini, semua belajar sabar dalam kebersamaan.
Saya, suami, dan anak-anak berusaha terus menumbuhkan
harapan pandemi segera berakhir sambil menyelesaikan semua konflik yang
timbul.
Alhamdulillah, bulan Juni 2020 meski kami masih berkumpul bersama, sesekali aktivitas di luar mulai dilaksanakan. Sekolah dan perkuliahan masih daring hingga kini. Begitu pula si kakak yang masih menghabiskan waktunya dengan work from home (WFH).
Pelajaran selama pandemi, setiap anggota keluarga jadi lebih saling mengenal satu sama lain.
3. Waktu Sangat Berharga
Demi masa, Allah bersumpah dalam Quran surat Al Asr ayat 1.
Saya merasakan benar, waktu sangat berharga. Beberapa kali hati ikut terpukul
dan sedih, saat beberapa orang yang dikenal harus meninggal dunia karena
Covid-19.
Ramadhan masa PSBB berlalu tanpa bisa melaksanakan berbagai
aktivitas, tarawih dan iktikaf di masjid.
Saya kembali terhentak, selama ini banyak menyia-nyiakan
waktu. Berapa ibadah Ramadhan dan lainnya yang terlewat dan kini sangat
dirindukan.
Beberapa pekan lalu, Ramadhan kedua di masa pandemi kembali terlewati. Ibadah ke masjid sudah dapat dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.
4. Belajar Disiplin
Covid-19 juga mengajarkan disiplin dalam segala hal. Saat keluar
rumah harus memakai masker, membawa hand sanitizer selalu, dan menjaga jarak.
Temans past juga merasakan bagaimana sulitnya mendampingi anak-anak belajar daring. Ini bagian dari disiplin yang berbeda.
5. Belajar Berdamai
Terakhir, pelajaran selama pandemi adalah belajar berdamai dengan keadaan dan tidak mengeluh. Terus bergerak melakukan hal positif meski aktivitas fisik terbatas. Hal ini saya rasakan membuat mental tetap sehat dan diri tetap produktif.
Itu sedikit pelajaran selama pandemi yang sangat lekat pada
diri saya dan keluarga. Sebuah perjalanan yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya, bahkan oleh orang-orang tua yang masih hidup. Cara Allah menegur
diri agar tidak terlena dengan kondisi yang ada terus berusaha menjadi lebih
baik. Wallahu’alam.
Setuju mba Nani, pandemi mengajarkan hal-hal baru yang bahkan sebelumnya gak pernah terlintas di pikiran sekalipun. Mungkin ini yang dinamakan di balik masalah pasti ada hikmah ya
BalasHapusSemuanya ini pasti ada hikmahnya. Kita yakin ada hal paling baik yang Allah SWT siapkan untuk kita
BalasHapusPandemi mengajar kita banyak hal termasuk kesabaran dan keimanan yang semakin dalam
Benar sekali Bunda, banyak pelajaran yang kita dapatkan dari pandemi ini. Benar-benar cara Allah menegur diri agar tidak terlena dengan kondisi yang ada terus berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan jujur berdamai dengan semua enggak mudah...tapi percaya kita bisa
BalasHapuspandemi ini memang menyadarkan kita banget kalau Allah sudah berkehendak maka dalam waktu singkat bisa terjadi ya, mbak. Siapa coba yang mengira kalau sebuah virus kecil bisa membuat dunia kelabakan?
BalasHapusbenar mbak..
BalasHapusbagaimamanpun, pandemi yang hadir ini memberikan kita banyak pelajaran berharga ya mbaak
Setuju Mam... aku merasa momen bersama keluarga benar-benar sesuatu yang ngga boleh dilewatkan. Dan pandemi ini mengajari bahwa kita bisa berkembang walau dengan keterbatasan
BalasHapusBetul mbak, banyak hikmah dari pandemi ini. Yang jelas harus Sabar
BalasHapusSegal yang terjadi pasti ada hikmahnya ya, Mbak. Syukur, kami di daerah, khususnya di daerah saya, hingga sekarang corona gak terlalu ngefek terhadap aktivitas sehati-hari. Kecuali 5 bulan awal pandemi 2020 lalu.
BalasHapusMasya ALlah Bu Nani, semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bersyukur dan memetik hikmah yang Allah sajikan dalam setiap persitiwa kehidupan yang kita jalani ya Bu. aamiin.
BalasHapusAllahu Akbar!
BalasHapusGak ada yang menyangka bahwa pandemi membuat kita semua sadar akan banyak arti. Yang paling paling penting adalah menjaga kebersihan dan bahwa ketika Allah menetapkan Qada' dan Qadarnya, manusia tidak bisa menepisnya.
Wallahua'alam bishowab.
Setuju banget mbak, pandemi ini memberi banyak hikmah untuk kita semua ya. Begitupun untuk semesta yang seakan diberi waktu istirahat sejenak. Semoga kita selalu menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur, aamiin
BalasHapusSetuju, mbak Nani. Pandemi membawa banyak pelajaran berharga bagi kehidupan kita. Manusia mmg harus "diginiin" dulu baru sadar. Syukurlah ada hikmah yg bisa kita petik yaa.
BalasHapusBenar sekali mbak, pandemi mengajarkan banyak sekali Hal yang harus disyukuri setiap saat ya kebersamaan bersama keluarga dan ibadah yang lebih banyak ya mbak
BalasHapusSetuju mba. Pandemi mengajarkan banyak hal. Bukan hanya mengenai kesehatan saja. Tapi juga entang berharganya waktu, tentang arti kebersamaan dan tentang rasa syukur dalam setiap keadaan. Thanks for sharing.
BalasHapusPelajaran tentang waktu yang sangat berharga itu bener banget. Aku merasa saat pandemi, waktu yang kita gunakan ternyata bisa sangat berharga atau sia2 tergantung cara kita menghabiskannya bagaimana karena di awal2 pandemi dulu pilihan kegiatan menjadi lebih sedikit.
BalasHapus